🌿 35. We Will be Happy Together 🌿

5.1K 537 157
                                    


Hidup itu sebuah perjalanan. Sebagaimana sebuah perjalanan selalu ada start, dimana semua dimulai dan pastinya juga ada finish, dimana semua diakhiri. Jangan lupa di tengah perjalanan dari garis start menuju finish terbentang jarak yang musti dilalui. Jangan abaikan pula selalu ada aral, rintangan, halangan dan ujian dalam perjalanan menuju garis finish. Membuat terkadang sedikit tersesat hingga berbelok arah. Padahal jalan yang ditempuh jelas lurus saja.

Memahami sebuah ikatan cinta dalam sebuah pernikahan. Meski bernama ikatan cinta, namun bukan hanya cinta sebagai unsur utama sebuah pernikahan. Cinta itu anugerah. Tumbuh tanpa dibuat-buat, spontan dan alamiah pada dua manusia yang merasakan sebuah ikatan. Itulah arti ikatan cinta.

Bagaimana orangtua mencintai sang anak karena ikatan darah, bagaimana kakak beradik saling mencinta karena ikatan darah seayah seibu. Bagaimana saudara muslim saling mencinta dengan saudara muslim yang lain karena ikatan iman. Dan bagaimana suami istri saling mencinta karena ikatan hati dan batin yang tercipta karena kebersamaan dan rasa saling pengertian. Itulah ikatan cinta.

Maka goal of marriage adalah tercapainya sakinah, mawaddah dan rahmah. Ketenangan, cinta dan kasih sayang. Dan semua itu bukan datang begitu saja pada semua pernikahan. Karena sejatinya sakinah, mawaddah dan rahmah itu sang Rabb yang menurunkannya. Al Khaliq yang memberkahkannya. Tanpa ada rekayasa atau dibuat-buat. Karena bukan hanya fisik yang bisa merasakan sebuah rasa sakinah, mawaddah dan rahmah. Tetapi pikiran dan hati pun turut merasakannya. Sekali lagi tanpa rekayasa untuk bisa merasakannya.

"Dialah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)" (Quran Surah Al Fath:4)

khutbah jumat telah usai di sampaikan oleh seorang penceramah di atas mimbar. Setelah itu semua jamaah yang seluruhnya lelaki tersebut berdiri untuk menegakkan sholat jumat dua rakaat.

Panas kembali menyapa kala Angga keluar dari serambi masjid. Beberapa karyawan menyapanya hormat. Angga memang melaksanakan sholat jumatnya di masjid yang ada tepat di sebelah kantornya. Tentu saja semua karyawannya yang muslim hampir semuanya sholat di sana.

Kini Angga memang menerapkan aturan baru bahwa semua pegawai di kantor Era Pratama wajib menghentikan aktivitas kala adzan berkumandang. Dan semua karyawan di sana wajib melaksanakan sholat tepat waktu di masjid untuk yang laki-laki. Sebuah aturan yang bagus dan sepatutnya didukung. Tetapi tetap saja ada satu dua yang masih ogah-ogahan melakukannya karena terpaksa, takut pada atasan. Tak mengapa. Bukankah memang terkadang sebuah kebiasaan baik awalnya dimulai dari keterpaksaan.

"Siang pak Angga" sapa seorang lelaki bersarung merah kotak hitam yang berjalan terpincang-pincang di samping Angga. Membuat Angga sejenak menghentikan langkahnya tepat di depan gerbang kantor.

"Eh, Pak Sapto. Sehat pak?. Kakinya sudah tak pernah kambuh lagi kan?"

"Alhamdulillah, Pak Angga. Semua sehat. Meski kaki saya begini, saya masih bisa dengan baik menjalankan ibadah. Itu sudah nikmat tiada tara bagi saya. Saya doakan semua keluarga pak Angga sehat. Semoga bu Dina pun cepat mendapat rezeki segera hamil" sahut lelaki yang dipanggil pak Sapto sangat sopan.

"Aamiin. Semoga doa bapak dikabulkan" ucap Angga dengan senyuman. Ia ingat ustadz Mansur pernah membacakan sebuah hadist riwayat Ahmad bahwa di hari jumat terdapat waktu dimana jika ada seorang hamba yang memanjatkan doa kepada Allah, maka Allah akan memberi apa yang dia minta dan waktu itu adalah sholat ashar. Tapi tak mengapa diucapkan bukan setelah ashar. Angga yakin, sang Rabb selalu mendengar kapanpun dan dimanapun doa yang dipinta hambaNya.

"Baik pak, saya masuk dulu"

"Mm, Pak Angga.." Angga menghentikan langkah dan kembali menoleh ke arah lelaki yang kaki sebelah kirinya itu sudah tak normal lagi.

Sea Of LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang