Melepas bukan untuk kehilangan, tapi melepas untuk mendapatkan yang lebih baik pada cara dan waktu yang tepat
🌿 Sea of Love 🌿
Semua yang ada di muka bumi dan segala isinya ini tak ada yang abadi. Semua pasti akan memulai, menjalani dan menemui ujungnya. Tak ada suatu hal yang pasti tentang hidup yang dilalui oleh manusia. Tentang apa dan bagaimana ia esok. Karena memang manusia tak bisa meramal tentang masa depan. Hanya bisa menduga dan memprediksi. Itu juga tetap tak pasti.
Hanya orang yang bisa menerima perubahanlah yang mampu bertahan. Begitu kata para ahli pra sejarah. Bahkan hewan purba seperti dinosaurus punah, konon karena ia tak bisa lagi beradaptasi dengan perubahan bumi. Maka benar adanya bahwa tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.
Begitu pun manusia. Jika secara fisik dikenal dengan evolusi, dimana perubahan fisik manusia berubah secara signifikan. Sejak jaman manusia purba hingga menjelma menjadi lebih indah dipandang ketika memasuki manusia modern. Secara usia, manusia juga terus berubah penampilannya. Dari bayi, balita, remaja hingga dewasa dan menua. Tentu ada perubahan signifikan dari penampilan fisik.
Jika fisik berubah, maka pola pikir, hati dan rasa manusia juga bisa berubah. Dulu suka sekarang bisa jadi tak suka. Dulu benci sekarang jadi cinta. Dulu tak senang ibadah, sekarang suka ibadah. Isuk dele sore tempe kata orang jawa. Yah, itulah hakikat keabadian yaitu perubahan itu sendiri.
Dari Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah memperbanyak doa, "yaa muqalibal quluub tsabit qalbi 'ala diniik" lalu saya bertanya : "Yaa Nabiullah , kami beriman kepadamu dan juga kepada apa saja yang engkau bawa. Lalu kenapa engkau masih merasa khawatir terhadap kami? Jawab beliau : "Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada diantara jari jemari Allah. Dia membalikkannya sekehendakNya" (HR.. Imam Ahmad, Tirmidzi dan Al Hakim)
Angga menghisap rokoknya dalam-dalam. Sepersekian detik, tampak gulungan asap putih membumbung ke udara. Senja setelah maghrib begini, suasana memang terasa sepi. Tak banyak kendaraan yang lewat. Hanya terdengar suara penjual makanan keliling sesekali terdengar.
Rumah di sebuah komplek perumahan yang ditempati Angga sekarang ini hanya perumahan biasa. Bukan perumahan mewah.seperti yang ia tinggali di Surabaya.
"Den Angga mau makan malam sekarang?" Wajah bu Narti, muncul menyeruak dari arah dalam rumah.
Angga menoleh sejenak. Memandang sejenak wanita berhijab 50 tahun itu.
"Pak Hajar sudah pulang bu?" Angga malah balik menanyakan suami bu Narti itu.
"Belum den. Ba'da maghrib begini, biasanya bapak lanjut ikut pengajian sampai nanti sholat isya baru pulang" jelas bu Narti sambil membetulkan letak hijabnya. Terlihat sepertinya bu Narti baru selesai sholat maghrib. Tampak wajahnya masih basah.
"Mm...den Angga sudah maghriban?" Hati-hati bu Narti menanyakan hal itu. Meski majikannya yang sudah tinggal di rumah itu hampir 8 bulan lamanya, namun bu Narti masih belum bisa terlalu bebas pada majikan mudanya itu. Dan walau majikannya itu hampir tak pernah marah, tapi tidak juga menunjukkan sikap sangat akrab dan ramah. Biasa saja. cenderung dingin dan pendiam.
Angga terkesiap sejenak. Memang ia sudah mendengar adzan maghrib berkumandang. Namun bukannya segera mengambil air wudhu atau mengikuti jejak pak Hajar untuk berangkat ke masjid tapi ia malah duduk dahulu di halaman belakang sambil menyalakan rokok. Diliriknya sejenak jam di tangan kirinya, sudah lewat hampir 20 menit dari adzan maghrib.
"Maaf den Angga kalau bu Narti lancang. Kalau gitu, nanti habis isya saja ya ibu siapkan makan malamnya" ucap bu Narti sedikit serba salah kala majikan tampannya itu cuma diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/244939036-288-k221451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea Of LOVE 1
ДуховныеSpin off Stay With me in Love Semua orang mempunyai potensi menjadi buruk pun juga baik. Bahwa Al Khaliq telah memberi segenap rasa tentang kesadaran sebuah hati. sejatinya semua ingin menjadi baik. Dalam hati terdalam selalu ada keinginan untuk me...