Cerita 25 YANG TERBANG! YANG HILANG!

82 3 4
                                    

Burung Biru Garuda Purba itu semakin mengganas karena kian marah disebabkan gerakannya untuk menjemput Calon Mantu Manusia Sakti Naga Kuning dihalangi oleh Warga Rajangkala.

Kini Burung Biru Garuda Purba itu terbang bagaikan lesatan anak panah sedang menukik tajam ke arah Anak Muda Baju Biru yang dibelenggu tangannya dengan Tali Serat kulit Pohon Kui yang sangat ulet dan keset lengket.

Menyaksikan gerakan terbang marahnya Burung Biru Garuda Purba itu, seketika Para Perajurit yang menangkap dan menggiringnya Anak Muda Baju Biru ke arah Arwa Sakajang, Pelindung 1 Rajangkala, Pemangku Kuasa Hukum Keluarga Besar Aliran Cakar Rajangkala, semua prajurit seketika merasa giris cemas bahwa mereka agaknya jadi sasaran utama serangan maut oleh burung ganas tersebut.

Bahaya maut ini, gara-gara Anak Muda Baju Biru itu sebagai Warga Rajangkala telah berani nekat di hadapan seluruh Keluarga Besar Aliran Cakar Rajangkala pamer pelanggaran salah satu larangan utama, yaitu ia ikut campur yang bukan tugas kewajibannya dan ia menggunakan sarana penting Rajangkala yang berpotensi membahayakan keselamatan Seluruh Warga Rajangkala bila disalahgunakan dengan maksud jahat, karena tidak tepat tujuan dan tidak tepat waktu dan tempatnya digunakan.

Semestinya ia sebagai Warga Rajangkala memberitahukan permasalahan pribadi atau permasalahan kelompok tugas kewajibannya kepada Ketua Kelompok Tugas dan atau kepada Pelindung Kelompok Tugas. Bisa juga lapor kepada salah satu Senopati dari 17 Senopati, sebagai Tulang Punggung Rajangkala sekaligus sebagai Para Pemimpin Utama Rajangkala. Atau langsung lapor saja kepada 3 Pelindung Rajangkala, bila menyangkut keamanan dan ancaman berbahaya bagi Keselamatan Keluarga Besar Aliran Cakar Rajangkala.

Bahkan diperkenankan juga untuk membicarakan permasalahannya yang mendesak penting sebagai Warta Istimewa itu kepada Sang Agung Rajangkala.

Tanpa memberitahu sebelumnya, tanpa memberikan laporan permasalahannya, tanpa ijin nekat memutuskan pemikiran pribadi dan melaksanakannya sendiri secara ngawur, berani kirim warta dengan sarana dan cara yang salah, tentulah melanggar hukum Rajangkala.

Nekat benar Anak Muda Baju Biru itu memberikan khabar kepada orang asing di luar Benteng Rajangkala tentang sesuatu hal yang pribadi dengan memakai salah satu Merpati Warta Sandi yang tidak bukan hak dan kewajibannya.

Mengapa yang bersangkutan bisa mengambil dan menggunakan salah satu Burung Merpati Warta Sandi?

Aneka arus pikir itu semua sudah berada di percikan pikir dan suku cadang pertanyaan Arwa Sakajang sebagai Pelindung 1 Rajangkala dan Senopati 1 Rajangkala, Pancung Ranggatpala.

Kedua tokoh ini sangat bertanggungjawab tentang segala sesuatu yang terjadi di Markas Besar Rajangkala, di dalam Benteng Rajangkala, di kawasan Istana Rajangkala. Terlebih masalah Keamanan Benteng Rajangkala dan Tegaknya Hukum Rajangkala.

Sungguh, Arwa Sakajang digelisahkan pertanyaan, "Mengapa si Anak Muda Baju Biru nekat mengirim warta lewat Merpati Warta Sandi? Mengapa menggunakan waktu dan tempat di alun-alun saat upacara penting Sang Agung Rajangkala? Apa isi Khabar itu? Rahasia dan peta kekuatan serta keadaan Benteng Rajangkala? Hal pribadi? Mengapa ia bisa akrab dan mengambil serta menggunakan Merpati Warta Sandi? Apakah ada kesengajaan dan keterlibatan antara Pawang Utama Lasykar Merpati Warta Sandi, si Lesat Megar Swiwijatayu itu dengan Anak Muda Baju Biru serta Manusia Sakti Naga Kuning? Hubungan macam apa yang mereka sedang jalin secara rahasia? Apa tujuan mereka sesungguhnya? Mengapa pihak Perguruan Nusa Garuda yang berada di tengah Lautan Utara Asing yang sangat jauh itu mendadak datang melecehkan hukum ketertiban Benteng Rajangkala, Kawasan Tanah Merdeka ini, dengan cara tidak santun, malah mengacaukan upacara penting Titah Sang Agung Rajangkala serta bisa membahayakan nyawa banyak orang? Apakah kejadian ini disengaja untuk merongrong dan menyelidiki ketangguhan Rajangkala? Adakah hubungan peristiwa hari ini dengan peristiwa di banyak perguruan silat yang berhujung hilangnya Ketua Perguruan atau Pelindung Perguruan, bahkan ada yang bubar karena lenyapnya kepemimpinan meskipun ada juga yang segera di ganti pemimpin baru yang ditunjuk oleh pihak Perkumpulan Jagad Binangkit? Ya, apakah Perkumpulan Jagad Binangkit menjadi dalang peristiwa ini? Ah, hal ini semua mesti secepatnya diusut tuntas tentang maksud tujuan dan siapa saja yang terlibat dan sejauh mana akibatnya terhadap Keluarga Besar Aliran Cakar Rajangkala dengan terjadinya pelanggaran nekat ini..."

KITAB SAKTI PUKULAN LUNAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang