Cerita 1 LAYAR LANGIT BUKA KISAH

689 14 2
                                    


SUARA RANGGAD BUTTINGGUH.

"Suara Jiwaku pada Alam Raya
menggema pada gunung tinggi menjulang..."

"Menggaung pada bentangan lembah luas elok berseri..."

"Memantul pada rimba raya penuh suara aneka satwa.."

"Gema suara nuraniku menyisir pada air sungai hening bening sejuk mengalir..."

"Kian lantang menggema dan mendesir pada padang rerumputan hijau..."

"Memanggili debar-debur
Suaramu."

SUARA LELURI GARBARUMSIH BETHARI.

"Suara cintaku pada Langit Wingit
Pada Samadi Sunyi Rahim Bumi..."

"Gema suara rinduku pun mengerang-ngerang pada bukit-bukit karang..."

"Sungguh, itu gema jiwaku
Pun rindu suksmamu
yang kian raung-raung ruang..."

"Yang kian mendebur-ndebur debar
pada laut raya berbinar-binar...
Menggelombang perkasa
Tanpa lupa Sang Maha doa..."

"Yang ombaknya enggan pedih
kian mendetih-detih
pada pantai pasir putih..."

"Yang memeluki pelangi cinta...
Suksma kita kian berbinar-binar pada awan-awan berselancar
Bermusim badai
Tetap teguh kayuh ke pantai..."

"Dan nyanyian mesra kita
kian melengking-lengking
pada burung-burung merpati
melintas terbang tinggi...
Yang bergegas pergi
ke nusa-nusa sunyi..."

"Dan tarian kita peluh daki
ikuti nyanyian-nyanyian puisi
yang kian mendenging-denging
pada malam kelam rebah hening..."

"Dan ketika tak bertemu
Pedang rindu seketika gagu
yang kian meraung-raung pilu
pada rembulan dan bintang
Yang berkeredip rawan sendu."


SUARA RANGGAD DAN BETHARI

"Lihat! Jiwa Ranggad dan Bethari
bagaikan Anak Panah Melesat Tinggi!"

"Jiwa Mereka
Menembusi Awan Hitam
Dan Badai Petir."

"Sepasang Anak Panah
Menancap Tegak Di Dasar Sunyi Matahari."

"Yang Lembut sekaligus Perkasa
Memancarkan Gelombang Cahaya Suara Cinta Mesra!"

SUARA RANGGAD BUTTINGGUH

"Pada Abadan Siklus Orbit Bumi Menggetar Doa..."

"Hingga Tiba Saatnya:
Kebangkitan Roh
Dari Ruang-Ruang
Dari Raung-Raung..."

"Segala Ketakberdayaan
Serakkan Tulang Rasa
Juta Generasi Sunyi
Nyalang Bunyi
Di Galaksi Ruang-Ruang Hampa
Abadan Pengembaraan..."

"Mengunggah ke Angkasa Raya...
Nyanyian dan Tarian Jiwa Ranggad dan Bethari
Menjelma Gema Mulia..."

"Sepasang Cahaya Suksma
Memancarkan Gelombang Rahasia dan Misteri Digdaya..."

"Lelehkan Jiwa Keras Angkuh.
Lelehkan Jiwa Pedas Keruh..."

"Lelehkan Telinga Sukma Terberangus Oleh Dahsyatnya Gelombang Keji Kata-Kata
Tanpa Irama Mesracinta."

"Gema Suara Mereka Sigar-Sigar Padas Jiwa. Rubuh-Luluh-Lantakkan
Istana Tinggi Hati Para Peri,
Istana Angkara Murka
Segala Dengki Benci..."

"Pukulan Suara Sakti Mereka
Sigar-Sigar Padas Jiwa.
Agar Jasad Bara Murka
Jadi Bening-Hening
Ditembusi Cahaya Keabadian."

"Mereka Reguk Jiwa Legam Hitam
Jelma Makhluk Tanpa Wajah.
Bangkit Menggontai
Pada Desa-Desa Berkabut Sutera."

"Suara Amuk Mereka
Kian Sangar
Sigar-Sigar Padas Jiwa."

"Gempur Biang Akar Nyawa Kuasa Pepat
Segala Jasa Megap."

"Ya, ya, ya, Kian Lembut
Kian Perkasa
Sigar-Sigar Padas Jiwa.
Lidah Ular Jiwa Dijebol Dari Dasar
Kuasa Gelapnya."

"Para Lidah Gelap Merunduk Sengsara,
Digiring Rinding
Penggembala Sakti,
Dan Dicampakkan Ke Laut Gelap Raya!"

"Itulah Tempat Jasad Umpat
Orang-Orang Keji Kerat Keramat
Berwajah Mayat!"

"Hingga Panen Sia-Sia Belaka,
Juta Abad Jiwa Sengsara
Mengembara reguki luka duka."

"Sepasang Cahaya Suksma
Adalah Mereka Yang Gigih Mengubur Dusta Raseksi-Raseksa Kata
Bermata Bara Api Dendam Sengsara
Di Istana Purba Liang Api Abadi."

"Jiwa Mesracinta Ranggad-Bethari Berjaya
Dalam Holak Pedang Api
Para Dewa-Dewi."

"Pada Setiap Senyap Sayap
Hati Sunyi
Pada Setiap Runyap Tatap
Hari-Hari Tepi Sepi,.."

"Rembes Air Mata Kasih sayang
Pada Bilur-Bilur Nyanyian Pengembaraan
Lembut Merdu Jiwa Ranggad dan Bethari..."

"Bagai Gelombang Laut Yang Dahsyat
Membangkitkan Tarian Cahaya Cinta Abadi."

"Bersama Jiwa Yang Terusir
Jiwa Yang Menyingkir..."

"Jiwa Ranggad-Bethari
Sepakat Menyalakan Fajar Bumi!"

"Membangkitkan Bara Mesra
Juta Kisah Jiwa-Jiwa
Nyala Pedang Suara Jiwa!"

"Jadi Juta Nyala
Bara Kebangkitan Nafas Baru Semesta!"

"Hingga Tiba Tepat Waktunya,
Ketika Sang Dewa dan Sang Dewi Bertapa Kembali Samadi Sunyi
Di Bukit Para Hati..."

"Hati Tlah Berserah Rekah Bersama
Mendesah pada Lautan Raya Bunga-Bunga Ilalang
menggelombang getar sayang
oleh hembusan angin riang pegunungan
Membasuh Menara Istana Mesra
Pada Telaga Jernih Sediam..."

"Ya ya ya,
Tujuh Hari Awan Gelap,
Tujuh Malam Awan Kelam, Hujan Menggila Deras,
Tak Kunjung Reda..."

"Ya ya ya,
Bayangan Suksma Ranggad-Bethari
Tak Lagi Tertawa
Pada Segala Daun dan Satwa..."

"Terlalu Lama Bersua Celupan Alam Duka..."

"Tak Lagi Tertawa
Pada Pengembara Sengsara,
Sering Bersua Rajutan Lama
Rojah-Rajeh Siksa Luka.

"Ya ya ya,
Dalam Kesunyian
Nyanyian Malam
Pesat Lesat
Pedang Suksma
Ranggad dan Bethari
Kian Tajam Berkilauan
Kian Menerangi
Alam Semesta."


SUARA RANGGAD DAN BETHARI

"Ya ya ya,
Suksma Ranggad dan Bethari
Bangkit Bersama
Menarikan Pedang Suara."

"Segiras Sakti Bakti Hulak Hati
Menggurati Lembar-Lembar Hari Bumi dengan Ilmu Mahasakti
Sehati-Sejiwa."

"Pedang Cinta Mereka
Giras Mengibas
Segala Holak Asap Hati."

"Tanpa Saksi Tanpa Janji Berhari-hari
Meletupkan Cahaya Berseri
Pada Dunianya Sendiri
Tersendiri..."

"Ketika Orang-Orang Menggenta Perburuan Kerakusan Bunyi
Pada Kitab Sakti
Pukulan Lunak..."

"Ribuan Jiwa Mati Sia-Sia..."

"Ya ya ya ya ya ya ya...!"

KITAB SAKTI PUKULAN LUNAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang