"Lantas, apakah seketika Raja dan Permaisuri menghilang begitu saja, meninggalkan kekuasaan dan kekayaan, keluarga besarnya dan seluruh rakyatnya?" tanya Ranggad Buttingguh dengan rasa penasaran menghebat.
Pikir Ranggad Buttingguh, "Hm, sungguh manusia yang tidak diperbudak oleh kekuasaan dan kekayaan. Tidak dikacaukan suasana naluri batinnya dengan aneka perasaan tidak tertib terhadap banyaknya jalinan hubungan akrab dengan banyak orang-orang terdekatnya. Agaknya Raja Istana Gaib ini sudah memasuki tataran batin 'tak memilki yang dimiliki' atau 'isi telah kosong hingga kosong telah isi' atau tak lagi mempersoalkan 'hampa dan cinta' ... Mungkin bagi beliau 'hidup ini diterima lalu disyukuri dan dijalani? Hidup merdeka jiwa ... menerima, terbuka, sederhana, hening doa, bening jiwa, berusaha bijak-bajik penuh kesabaran yang rendah hati ... Hidup dalam kelembutan yang tangguh, terang yang ramah ..?' Hm, akan aku ikuti sikap batin sedemikian itu ..."
Pikiran relung-relung renung Ranggad Buttingguh dicerabut dari alam pencerahan batinnya, ketika ia mendengar suara lembut keibuan dari gadis cantik anggun ...
"Tentu saja Raja dan Permaisuri bersama Tujuh Pertapa Agung dan Panglima Perang, Dua Belas Tetua Digdaya dan Ketua Rumah Tangga Istana, serta para pejabat penting ... telah mengadakan persiapan secara memadai ... sebelum seluruh Istana Gaib dan Kawasan Tiga Gunung ditutup dengan tirai mujijat kabut sihir pelindung dan penyesat untuk yang mencoba mencari keberadaan Istana Gaib dan Kawasan Tiga Gunung." Nisti Kimiyu, si Gadis Cantik Anggun, memberikan penjelasannya kepada si Calon Raja Istana Gaib, Ranggad Buttingguh.
"Hanya ia yang berjodoh secara ajaib dan gaib yang bisa masuk ke dalam Kawasan Tiga Gunung dan Istana Gaib tanpa susah payah." kata Piyadris Kincu serius, matanya tiada berkedip menatap wajah Ranggad Buttingguh yang nampak sedang berpikir dengan serius.
"Adik Ranggad sedang merencanakan apa ya?" kata batin Piyadris Kincu, "Serius amat roman mukanya ..."
"Semua warga Istana Gaib akan bebas dari kurungan sihir dahsyat tak tertembus oleh kekuatan kegelapan yang dipasang oleh Tujuh Pertapa Agung Istana Gaib, dan terhindar dari bahaya kematian massal bila telah tiba saatnya, atas restu Pencipta Semesta Raya ... kami semua telah memiliki Raja Istana Gaib yang baru untuk menyingkirkan segala ancaman bahaya yang akan memusnahkan Istana Gaib. Raja yang baru tersebut telah diramalkan oleh Tujuh Pertapa Agung sekaligus diharapkan oleh seluruh warga Istana Gaib, bahwa ia akan berhasil membawa seluruh warga Istana Gaib ke taraf kesejahteraan dan kejayaan. Semua warga akan kerjasama kompak tekun kiprah di segala bidang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Untuk itu Raja yang baru diharapkan mewujudkan kemajuan pendidikan mental, keahlian hidup mandiri dan dimulai dari memperkuat beladiri perorangan maupun kelompok ataupun pasukan!" dengan penuh harapan dan semangat akan datangnya perubahan ke arah yang lebih tangguh dalam pelbagai bidang Nisti Kimiyu menguraikan keterangan penting tersebut. Wajahnya nampak memerah segar dan matanya berbinar-binar.
"Hal ini juga tertulis di dalam Kitab Petunjuk?" tanya Ranggad seakan ditujukan kepada diri sendiri.
Ranggad naluri batinnya sedang menerawang jauh ke masa-masa yang akan datang.
Pikiran Ranggad melambung tinggi jauh ke depan, "Seandainya kekuatan seluruh Istana yang ada pada dewasa ini, terlebih yang sealiran dan setujuan bergabung menjadi satu perjuangan untuk kesejahteraan dan kedamaian bersama yang jaya, tentulah bisa terwujud lahirnya kerajaan raya yang baru untuk melindungi semua warga lintas istana yang ada pada dewasa ini."
Cukup lama, mereka berempat diam dalam pikirannya masing-masing.
"Apakah ada yang rela memberikan penjelasan kepadaku tentang jabatan penting yang telah ada di Istana Gaib ini? Kekuatan yang ada untuk bela diri maupun kekuatan untuk perang, pasukan tangguh khusus gerak cepat dan tepat yang lihai menyerbu?" kata Ranggad lirih namun jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITAB SAKTI PUKULAN LUNAK
ActionKITAB SUCI PUKULAN LUNAK *Inilah Kisah Ranggad Buttingguh untuk mendirikan Wangsa Buttingguh. Wangsa Baru sebagai tanda Zaman Kemerdekaan Untuk Siapapun Yang Gigih Mencari Jati Dirinya. Kiprah Ranggad adalah Lambang Pembaharuan Keluarga Besar Wangsa...