Inilah pola cerna olah pikir Ranggad Buttingguh.
"Kau Untung atau Kau Buntung, Siapa Tahu?"
Ini sudah jelas artinya... seperti Pepatah Lama, bahwa Manusia Berusaha dan Sang Maha Pencipta Yang Menentukan. Kata lainnya ialah...Lanjut Terus Menjalani Hidup Ini dengan Kesadaran Asyik di Saat Kini. Mengapa jiwa terbelenggu di masa lalu, lupa hari ini sedang apa? Mengapa jiwa melanglang-citra-maya ke masa depan, lupa hari dengan siapa?
"Kau Aman Racun atau Kau Kena Racun, Siapa Tahu?"
Tentu saja Yang Menulis tidak akan tahu keadaanku sekarang ini. Diriku Kebal Racun atau Mati Kena Racun.
Tapi agaknya ada Pesan Tersembunyi, bahwa Sebaiknya Mundur Yang Tidak Mengerti Tentang Racun dan Cara Mengatasinya, apalagi Tidak Kebal Racun.
Ataukah mungkin, malah karena Kena Racun Khusus Ini malah jadi Kebal Racun? Siapa Tahu?
Tentu saja yang diharapkan adalah Kebal Racun, Aman Racun, supaya bisa mewarisi Ilmu Sakti Cakar Rajangkala.
"Yang Berjodoh, Ambil dan Pelajarilah Kitab Sakti Cakar Rajangkala untuk Kebenaran dan Keadilan."
Ini dia, jebakan? Tidak mungkin seenaknya nylonong menyomot Kitab Sakti Cakar Rajangkala tanpa terpapar racun ganas?
Mesti tahu cara mengambilnya atau menaklukkan racunnya dulu yang berada di Kitab Sakti Rajangkala. Barulah mengambil dan mempelajarinya dengan aman nyaman ketagihan?
Itupun juga mesti pakai alat penjepit lembar kertas untuk membuka setiap halaman.
Lebih waspada lagi dan berjaga-jaga dengan memakai kain perlindungan pernafasan yang dibasahi air anti racun dan dilindungi oleh hawa sakti penggebah hawa racun di sekitar wajah. Siapa tahu racunnya menyebar lewat udara?
Tapi bagaimana dengan perlindungan mata? Butakah? Haduuuhh...ini mau mewariskan Ilmu Sakti atau Mengganyang Orang sih?
Berjaga-jaga agar tidak jatuh ke Manusia Jahat namun menemukan Pewarisnya Yang Tepat?
"Yang Berhasil Mempelajari Kitab Sakti Cakar Rajangkala, Ambil Sarung Tangan Cakar Rajangkala untuk Keamanan dan Kekebalan."
Ha ha ha ha ha, Bodoh Amat yang mengikuti Anjuran Si Amat Pintar ini.
Bagiku bunyinya terbalik. Kebal dan Aman dulu lalu Pakai Sarung Tangan Cakar Rajangkala dan barulah Ambil Kitabnya dan pelajari sampai tamat Ilmu Cakar Rajangkala.
Huh. Akal-akalan saja untuk mnengacaukan pikiran orang. Mmmm...Tapi? Di manakah Sarung Tangan dan Kitabnya?
Jangan-jangan...Bagaikan Orang Berkulit Hitam Yang Buta, Berjubah Hitam, Mencari Kucing Hitam Buta di Ruang Hitam Gelap Gulita, Dan Sejak Awal Ia Memasuki Ruang Hitam Gelap Gulita...Kucing Hitam Buta itu Tidak Ada?
He he he he he....
"Dari Mana Angin Hangat Datang Bertiup, Ke Mana Angin Dingin Pergi Berhembus, Itulah Arahku Mengembara Merdeka."
He he he he he..ketahuan juga akhirnya. Tempat Kitab dan Sarung Tangan ada di 'Angin Hangat Datang Bertiup.' Lorong? Ceruk Dinding? Bilik Sempit? Tempayan Besar? Celah Lantai? Atap Goa?
Lalu apa arti 'Angin Dingin Pergi Berhembus, Itulah Arahku Mengembara Merdeka'?
Ah, hiyaa.. betul. Ini dia Petunjuk Jalan Keluar dari Penjara Goa Ini. Cari, Temukan, Ikuti Angin Dingin Berhembus...menuju Kemerdekaan Alam Terbuka Luas Untuk Mengembara.
Ha ha ha ha ha...Mana Ada, Kadal Dikadali Oleh Kadal-Kadal? Loh? Apakah diriku Kadal? Dan Tulisan Di Dinding Itu Kadal-Kadalan Belaka? Lalu, Penulis Di Dinding adalah Mahaguru Kadal-Kadal? He he he he he...
KAMU SEDANG MEMBACA
KITAB SAKTI PUKULAN LUNAK
AksiyonKITAB SUCI PUKULAN LUNAK *Inilah Kisah Ranggad Buttingguh untuk mendirikan Wangsa Buttingguh. Wangsa Baru sebagai tanda Zaman Kemerdekaan Untuk Siapapun Yang Gigih Mencari Jati Dirinya. Kiprah Ranggad adalah Lambang Pembaharuan Keluarga Besar Wangsa...