Cerita 30 ILMU ANEH

59 4 0
                                    

Ranggad Buttingguh selain salah takaran mereguk minuman berkhasiat, juga disebabkan di dalam dirinya telah bersarang hawa racun aneh dari ribuan aneka serangga dan lendir bening wangi dari Serangga Bening serta hawa mujijat pelindung kepompong, ditambah menerima hawa membal dari ceruk-lekuk telapak kaki dan telapak tangan yang semuanya itu belum saling menyesuaikan diri di dalam tubuh Ranggad Buttingguh dengan hawa mujijat miliknya sebelumnya.

Secara alami, proses adaptasi itu malah membuat kedigdayaannya seperi tidur sementara waktu.

Apalagi Ranggad Buttingguh tidak memahami apa yang sedang terjadi di dalam dirinya, disebabkan sangat lembut dan lamban, gerak arus lunak ajaib-gaib.

Seandainya ia tahu, akan dipercepat dengan samadi peleburan hawa sakti. Tapi sesudahnya ia akan tertidur tiga hari tiga malam.

Hal inilah yang menyebabkan Ranggad Buttingguh mudah letih dan mengantuk ketika usai latihan gerak olah silat mengikuti segala hal yang terdapat di Lorong Merah.

Meskipun tubuhnya bertambah ringan bagaikan sedang mengambang atau melayang-layang di udara.

Oleh sebab itu, tanpa ia sadari sendiri - bahkan tidak terasa gejalanya - dirinya telah keracunan berganda-ganda.

Di kemudian hari, kejadian kojur ini jadi mujur dalam banyak hal.

Ranggad Buttingguh raganya kian panas berpeluh dan bergetar-getar di ranjang lembut mewah indah wangi. Mulutnya meracau, "Bethari! Bethari! Oh, Bethari!"

Getaran gelombang jiwa yang memanggil-manggil itu gagal menghadirkan Leluri Garbarumsih Bethari. Tapi ada juga yang menanggapi kiriman gelombang suara jarak jauh itu.

Dalam sekejap mata hadirlah Tiga Pendatang di ruang tidur mewah tersebut.

Entah dari mana asalnya. Entah lewat pintu rahasia di sebelah mana. Entah siapakah mereka ini?

Tanpa kata, ketiganya dengan kompak cekatan secepatnya membuka semua kelengkapan busananya, sehingga ...

Pendatang Satu duduk menindih timun pusaka tergolek kaku.

Selangkangannya menjepit kuat areal bawah pusar Ranggad Buttingguh dan dari celah kenyal berdenyutan mengalir hawa lunak dingin yang memancing keluar hawa racun panas yang terkumpul di batang timun, di bijih mestika purba, di selangkangan dan di sekitar tulang ekor Ranggad.

Pendatang Pertama berhasil juga menyeret keluar hawa racun panas yang ndablek bercokol di bawah rongga perut yang sedang diobati dengan cara aneh dan mirip ilmu pertabiban dari golongan hitam.

Hawa lunak dingin itu setelah disambut hawa racun panas yang berputar-putar, berdesar-desar, mulailah menghisap keluar melewati celah aneh kedutan untuk digiring keluar dan terus menderas pindah wadah untuk mengalir masuk ke tubuh Penolongnya.

Sejenak kemudian dengan hirupan napas panjang, hawa lunak dingin membawa hawa racun panas yang sudah dibersihkan itu masuk ke sumber hawa lunak dinginnya sendiri.

Dengan cara sedemikian ini, sumber hawa sakti lunak dingin bertambah dahsyat satu tingkat lagi.

Bahkan bertambah cepat dan dahsyat daya hisap menarik keluar hawa racun bila kelak dipakai lagi untuk menolong orang dengan keracunan yang sama atau mirip seperti itu.

Selain hal tersebut , terjadilah hawa lunak dingin tersebut menjelma kekuatan maha dahsyat. Kekuatan perisai diri yang tangguh aneh.

Hawa sakti lunak dingin yang telah diperbaharui ini sekarang tambah ampuh yang bisa digunakan untuk menyedot atau melontarkan sesuatu.

Tubuhnya jadi memiliki aura tirai ajaib-gaib hawa dahsyat yang kebal terhadap sihir hitam dan aneka wujud senjata maupun racun.

Hal sedemikian itu akan terbukti di kemudian hari, di dalam aneka pertarungan saat mengikuti Ranggad Buttingguh untuk mencari Leluri Garbarumsih Bethari dan menyelidiki Perkumpulan Jagad Binangkit maupun mencari keberadaan Empat Iblis Pengacau Dunia.

KITAB SAKTI PUKULAN LUNAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang