Cerita 5 KESADARAN PARA KERA

186 10 0
                                    

Si Bocah Tak Sadarkan Diri Lagi.

Di dalam alam ketaksadarannya itu, Si Bocah tiba-tiba melihat Beberapa Rombongan Kera sudah mengepung dirinya dengan Barisan Rapat Lingkaran dan Menyeringai Buas serta Jejeritan Murka, Mengajak Perang.

Entah dari mana datangnya dorongan kuat dalam kehendaknya untuk tidak menyerang Ratusan atau Ribuan Kera itu. Si Bocah malah mencoba mau mengajarkan Ilmu Silatnya, Langkah-Langkah Gaibnya, kepada Pasukan Para Kera itu. Terserah Para Kera mengerti atau tidak.

Ia pun segera mengajarkan Langkah Bidadari Menari Di Atas Rerumputan kepada Ratusan Kera Remaja. Setelah Ia membuat Kelompok-Kelompok Kera Sesuai Usia atau Kemampuannya. Sehingga Para Kera Remaja Giat Tertib Menari-nari Cekatan, Melejitloncat Tinggi Melayang, yang Bergerak Sesuai Jurus-Jurus Langkah Sakti yang ia ajarkan kepada Para Nyengiran Cecuetan itu.

Sedangkan kepada Ratusan Para Kera Dewasa Muda, Si Bocah Mengajarkan Langkah Hantu Rimba Kematian. Serempak di Rimba Parakera muncul Bayangan Ratusan Hantu Gentayangan Para Kera yang bergerak secepat kilat dari pohon ke pohon.

Ribuan Pukulan Cakar Bergerak Serentak Mencakari Udara - Tanah -Pohon Sebagai Daya Dorong Langkah-Langkah Gaibnya, selain Daya Loncat Memakai Kaki Yang Menapak dan Menutul Ringan Pada Pohon dan Tanah. Ratusan Para Kera nampak melejitlocat bagai sedang terbang layang.

Demikian halnya dengan Langkah Bayangan Dewa Mendebukan Batu Sejuta, telah ia ajarkan kepada Para Kera Buas Ganas yang Pemberani dan Pembela serta Pejuang Wangsa Kera. Sehingga di mana-mana timbul Debu Serpihan Tanah dan Kayu saat kaki-kaki Ratusan Para Kera Pembela itu menjejaki tanah dan menjejaki dahan pohon ketika terbang loncat dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Hanya saja, saat menjejaki tanah dan dahan tidak muncul Sulur-Sulur Serpihan Debu yang Menempel di Sepasang Tumit Kakinya. Kelompok ini bergerak-gerak dengan tangan di bawah dan kaki di atas.

Tiga Kelompok Besar Para Kera itu, terus-menerus berlatih tanpa kenal lelah payah. Kegirangan malah.

Saat itulah. Si Bocah bagai menerima Cahaya Keberuntungan, mampu melihat Gerakan Inti Unik dari Ketiga Jenis Langkah Sakti itu, yang saling berkaitan, saling menunjang, saling tergantung, saling memberi celah penyerangan, saling memberi umpan jebakan dan bayangan gerakan maya, saling menerima kerapatan benteng pertahanan. Bagai mata rantai ribuan benteng pertahanan yang sekaligus mata rantai penyerangan secara amat kuat-cepat-tepat.

Sekaligus kian mengenal sumber ketangguhan dan celah kelemahannya, menangkap juga gerakan jebakan khasnya dan langkah bayang gaibnya yang cepat kilat mampu menyelinap dari mana mau ke mana hendak berbuat apa susah diduga. Dengan perubahan-perubahan jurus yang rumit dan luar biasa banyaknya meski nampak sederhana.

Segera ia bergerak Cepat Kilat Bayangan Hantu, sesuai Rumusan Rahasia Inti Tiga Jenis Langkah Sakti itu, untuk dileburkan ke dalam Langkah Baru yang mulai ia cipta seturut Naluri Hawa Saktinya yang diperbaharui.

Setelah cukup paham dan terampil, segera ia menyerbu Tiga Kelompok Besar Para Kera dengan kekuatan penuh dari Hawa Saktinya yang diperbaharui.

Secara sekejap mata ia telah mengalahkan Tiga Kelompok Para Kera yang berarti telah menjebol Tiga Jenis Langkah Sakti karya Majikan Istana Gunung Batu dan Majikan Lembah Bidadari.

Ratusan Para Kera Telah Mematung Beku Tidur Berdiri Semua, dengan Gaya Gerakan Mereka Yang Terakhir saat ditotok oleh lesatan-lesatan Hawa Sakti Si Bocah yang menderedetluncur dari setiap hujung jari tangannya, yang meluncurlesat dari tendangan sabit kaki si Bocah, serta dari Sulur-Sulur Debu di Sepasang Tumit Kakinya. Malah sekarang Jari atau Tangan serta Kaki bisa Mulur-Mungkret sekehendak hati.

Betapa tercekamnya jiwa si Bocah, digelucaki rasa haru terimakasih, dan rasa damai legah lapang dalam takluk yang syukur akan anugerah kedigdayaan gaib ajaib ini semua.

KITAB SAKTI PUKULAN LUNAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang