Cerita 17 PETA JEJAK MASALAH BESAR

179 6 0
                                    

Matahari kian terik menyengat. Sudah tengah hari. Panas menggarang siang.

Ranggad Melihat Pendekar Kail Sakti Kepanasan dan Nampak Kehausan, tapi ya itu wajib dilakoni. Ia mutlak puasa. Tidak minum, tidak makan apapun.

"Tidak harus sekarang diwujudkan dengan apa yang kalian pikirkan itu," kata Ranggad kepada mereka bertiga, "Sekarang ini, ada yang butuh mandi, ada yang butuh ganti pakaian, ada yang butuh makan-minum... Kecuali Pendekar Kail Sakti karena ia mutlak puasa makan-minum.

"Biarlah ia samadi di alam terbuka. Kepanasan dan Kedinginan serta Kehausan dan Kelaparan. Biar Raganya Kosong. Jiwanya Hampa. Agar Peleburan Hawa Sakti Terlaksana dengan Lebih Murni, Lancar dan Aman..."

"Ranggad..." Tanya Bethari memotong omongan Ranggad.

"Ya, Bethari...Ada apa?"

Kata Bethari selanjutnya, "Sebaiknya aku dan Kakek Hantu Comot yang pergi beli pakaian untuk kita berempat dan beli makanan matang serta bahan makanan ke Kota Raya Langkingan ....

"Karena kau saja yang cocok menjaga keselamatan Kakek Kail Sakti. Selain tahu persis cara mengatasi masalah yang timbul, bila ada, ketika peleburan hawa sakti itu sedang bekerja.

"Juga tahu persis cara menggebah musuh sekaligus melindungi Kakek Kail Sakti, juga bila ada,"

"Baiklah...Aku setuju saja." Jawab Ranggad sambil mencari tempat berteduh di depan Kail Sakti yang tersiksa oleh Panas Terik Sang Surya, yang tepat mencorong di atas kepalanya.

Sekejap dua orang lenyap dari hadapan Ranggad. Tahu-tahu di kejauhan sana, terlihatlah sosok tubuh mereka, sedang adu lari terbang di atas pucuk-pucuk pohon. Bethari dan Hantu Comot menuju Kota Raya Langkingan.

Sepulangnya dari Kota Raya Langkingan, mereka berdua bercerita secara bergantian, bahwa Rumah Plesiran Wuranggi telah dijaga ketat oleh Banyak Tokoh Sakti.

Beberapa Tokoh Sakti itu ada yang berpencar keluar Kora Raya untuk mencari tahu Siapakah Hantu Trothokan itu?

Dan menyelidiki Siapakah yang bertanggungjawab telah mengobrak-abrik Rumah Plesiran? Hantu Trothokan Seorang Diri atau Didukung Tokoh Misterius lainnya?

Mengapa Hantu Trothokan berani amat nyalinya mengusik Rumah Plesiran Wuranggi di tepi Telaga Moncer? Bukankah Seluruh Warga Kota Raya Langkingan Tahu Bahwa Rumah Plesiran Wuranggi Dibawah Perlindungan Kekuatan Besar dari Perkumpulan Jagad Binangkit?

Ranggad Buttingguh yang mendengar berita tersebut hanya mengucapkan terimakasih dan kepala manggut-manggut, dengan wajah yang pura-pura tidak amat tertarik dengan berita perkembangan suasana keamanan di Kawasan Telaga Moncer.

Namun Mata Batin Kail Sakti mengatakan bahwa Si Setan Air ini, agaknya tahu banyak prihal Hantu Trothokan dan Tokoh Sakti Misterius yang lainnya.

Namun beda yang dipikirkan dengan yang dikatakannya.

"Aku usul," kata Pendekar Kail Sakti tiba-tiba, "Bagaimana kalau Kita Berempat Ini Membuat Kesepakatan untuk Membentuk Kelompok Kecil, yang nantinya bisa menjadi Suatu Perhimpunan Besar...?"

"Kelompok Kecil bagaimana dan untuk Urusan Apa?" Tanya Hantu Comot berlagak sok sedang mikir berat.

"Tentu saja untuk Urusan Penting dan Mendesak yang butuh Penanganan Segera dari Masalah Paling Genting Yang Sedang Terjadi di Jagad Persilatan ...." Jawab Kail Sakti.

"Aku dan Bethari setuju saja. Mungkin namanya, 'Kelompok Empat', atau 'Kelompok Wingitan' karena kawasan di sini bernama Bukit Wingit, bukankah begitu? Setuju?" Usul Ranggad.

"Setujuuuu...." Jawab Kail Sakti dan Hantu Comot serta Bethari hampir berbarengan.

"Lantas, sekarang Apa Persoalan Gawat yang Sedang Terjadi di Jagad Persilatan?

KITAB SAKTI PUKULAN LUNAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang