Husband

4.7K 324 1
                                    

Lisa mendengus sebal didepan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup dengan sempurna.

"Tuh kan apa gue telat" gadis berponi itu menepuk kepalanya jengkel.

Tiba-tiba aja ada yang nepuk pundak Lisa dari belakang. Lisa yang merasa bahunya ditepuk lantas menoleh dan mendapati Bobby dengan seragam sekolah yang berantakan.

"Lo telat Lis?" tanyanya basa-basi yang beneran basi.

"Menurut lo?" jawab Lisa ketus.

"Jutek amat neng ngomongnya"

Lisa cuma muterin bola matanya malas. "Ikut gue" cowok jangkung itu menarik tangan Lisa yang langsung ditepis.

"Eh...gue mau dibawa kemana ogeb?!" Bobby bukanya ngelepasin tangan Lisa, cowok itu langsung narik tangan Lisa sampai kebelakang sekolah.

"Naik" dan yang buat Lisa tambah bingung adalah. Sejak kapan dibelakang sekolah ada tangga? Lisa memicing curiga menatap Bobby. Yang ditatap cuma terkekeh pelan dan menggaruk tengkuknya.

"Gue yang bikin tangga ini, lo gak usah kaget. Kan lo tau sendiri kalo gue sering telat"

"Bukan sering tapi tiap hari lo telat!"

Bobby terkekeh kecil. "Iya-iya udah buru naik, ntar kita ketauan lagi"

Lisa ngangguk kecil dan perlahan menaiki tangga kayu yang dibuat Bobby.

"Ekhmm..." deheman seseorang sukses buat Lisa terhenti dan menatap datar orang tersebut.

"Telat?" tanya cowok itu dengan nada datar namun tatapan matanya tajam.

"Bobby lo lari keliling lapangan dua puluh kali dan lo" telunjuk cowok itu mengarah kearah Lisa. "Ikut gue ke ruang OSIS"

"Lho kok gue lari?" protes Bobby gak terima.

"Terus lo mau hukuman lo gue tambah?" tanya cowok itu datar dan Bobby menggeleng kemudian lari melaksanakan hukumannya.

Sekarang tinggal mereka berdua yang masih tatap-tatapan dengan ekspresi datar. "Ikut gue" cowok itu menarik tangan Lisa dan membawanya ke ruang OSIS.

Pintu ruangan OSIS dikunci. "Duduk!"

Lisa nurut dan duduk di kursi. "Lo mau apa sih?!" sentak Lisa jengkel.

"Kenapa kamu bisa sama Bobby?"

"Bukan urusan lo!" tajam Lisa.

"Jelas urusan aku karena aku ini suami kamu dan kamu istriku"

Lisa terkekeh sinis. "Suami istri diatas kertas, kalo lo lupa"

"Lis bisa gak kamu hargai aku sebagai suami kamu?" Younghoon menatap tepat dimata bulat Lisa.

Lisa gak menjawab dan membuang mukanya. "Udalah gue ada kelas. Gak ada waktu buat ngeladeni Lo!"

Baru aja mau membuka pintu, tangan Lisa dicekal Younghoon. Kedua tangan Younghoon mengurung Lisa di pintu.

"Jawab aku Lis" mata Younghoon menatap Lisa tajam dan menuntut penjelasan. "Karena menurut gue pernikahan itu bukanlah suatu hal yang main-main dan gue berjanji sama diri gue sendiri untuk setia sama pasangan gue nanti"

Tangan gadis cantik itu terkepal kuat-kuat dan menatap benci ke Younghoon. "Semenjak kenal lo pandangan gue ke semua cowok berubah!" mata Lisa memanas dan bibirnya bergetar.

"Lo lupa apa yang pernah dilakuin papa lo ke orang tua gue?" mata Lisa memerah dan siap menumpahkan air matanya. "Papa lo itu iblis jahat, dan gue benci itu. Gara-gara papa lo gue kehilangan sosok pahlawan gue dan dengan entengnya papa lo nyuruh gue menikah dengan lo! Gue benci Hoon gue tertekan dan gue harus nikah sama anak pembunuh orang tua gue sendiri" rasa sakit yang ditahan Lisa selama ini berhasil ia keluarkan didepan Younghoon.

Lisa mencengkeram erat rok sekolahnya dan menahan isakan tangis yang ingin keluar dari bibirnya.

"M-maaf Lis aku minta maaf" Younghoon berusaha menghapus air mata Lisa namun gadis itu menepisnya.

"Maaf gak akan bisa buat kedua orang tua gue kembali, gue benci Lo!" teriak Lisa didepan wajah Younghoon.

"Aku bener-bener gak tau masalah itu Lis, percaya sama aku"

"Bohong! Bohong kalo lo gak tau tentang masalah itu, papa lo udah bunuh kedua orang tua gue dan sekarang lo juga mau bunuh gue?! Lo mau bunuh gue dengan cara apa?" Lisa memukul dada Younghoon. Tapi cowok itu menahannya dan memeluk Lisa erat walaupun Lisa terus memberontak.

"Gue benci sama semua laki-laki didunia ini! Dan gue benci sama lo!" Lisa terus memukul-mukul dada Younghoon keras.

"Pukul aku terus Lis kalo itu memang bisa buat kamu berhenti benci sama aku" Younghoon masih memeluk Lisa erat.

Lisa berhenti memukuli Younghoon dan tatapan mata gadis itu kosong. Dan Lisa pingsan di pelukan Younghoon.

Tanpa aba-aba Younghoon langsung menggendong Lisa ala bridal style.

***

Younghoon menatap Lisa sendu. Gadis itu terbaring di atas ranjang rumah sakit. Cowok itu terus menciumi tangan Lisa dan terus menggumamkan kata maaf.

"Maaf udah buat kamu menderita"

"Aku tau Lis maaf aku gak bisa buat orang tua kamu kembali. Tapi aku bener-bener cinta sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu" Younghoon menciumi punggung tangan Lisa berkali-kali. Mata cowok berair ada rasa sakit melihat Lisa seperti ini.

Younghoon tau kalau papanya lah yang membunuh orang tua Lisa. Karena dendam dari masa lalu, dan papanya menikahkan dirinya dengan Lisa agar menutupi kejahatannya.

Perlahan tangan gadis itu bergerak. Lisa mengerjapkan matanya berulang-ulang menyesuaikan cahaya yang memasuki indra penglihatannya.

"Gue dimana?" Lisa belum menyadari ada Younghoon disebelahnya.

"Kamu dirumah sakit" jawab Younghoon sambil tersenyum.

"Gue mau cerai"

Mata cowok itu terbelalak kaget mendengar penuturan Lisa.

"M-maksudnya?" tanya Younghoon terbata.

"Gue mau cerai!" ulang Lisa lagi dengan penekanan.

"Aku gak mau kita cerai Lis" cowok itu menggeleng. "Kamu tau kan pernikahan itu bukan suatu hal yang main-main"

Tangan Younghoon mencengkeram bahu Lisa. "Gue gak mau hidup dengan seorang anak pembunuh!"

Younghoon menipiskan jarak diantara mereka. "Tatap aku Lis"

Lisa menunduk dan menggeleng. Gak Lisa gak mau nangis lagi didepan Younghoon, dia gak mau dianggap gadis lemah.

"Tolong lo ngertiin gue" lirih Lisa.

Younghoon menghela nafasnya dan mengusap-usap wajahnya gusar.

"Lagian kita menikah tanpa cinta untuk apa dipertahankan? Rasa benci gue gak akan pernah berkurang sedikitpun"




Lalisa X BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang