"Younghoon, berhenti!" Lisa berteriak saat lelaki itu menyetir mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata."Kita harus cepat pergi dari sini Lis, aku gak mau kau kenapa-napa" wajah lelaki itu yang kelihatan panik tampak terlihat jelas.
"Tapi kenapa? Akh.." Lisa memegangi perut bagian kanannya yang sakit. Lisa baru saja selesai operasi dan Younghoon langsung membawa kabur gadis itu dari rumah sakit.
"Lisa, tahan sebentar ya kita pasti sampai" tangan kiri lelaki itu menggenggam sebelah tangan Lisa, ia mencium punggung tangan gadis itu terus-menerus. "Aku janji, setelah ini kita akan bahagia"
"Kita mau kemana?"
"Kau pasti tau kita mau kemana" Younghoon mengusap-usap punggung tangan Lisa. Mata lelaki itu menatap kaca spion, sebuah mobil sedan hitam terus mengikuti mobil yang dikendarai Younghoon. Lelaki itu semakin gelisah dan menambah kecepatan laju mobilnya.
Citt
Mobil Younghoon berhenti tepat di antar pohon-pohon besar.
"Kenapa berhenti?"
Younghoon menggenggam tangan Lisa erat. "Lis, keluar sekarang"
"K-kenapa?"
"Please, aku mohon lari yang jauh. Jangan sampai dia menemukanmu"
"Dia siapa?!"
"Ini" lelaki itu menyerahkan sebuah kunci. "Kau masih ingat rumah itu kan?"
Lisa ngangguk kecil. "Lari ke sana, aku bakal menyusulmu. Cepat Lis, sekarang!"
"Aku takut, Hoon" Lisa menggeleng sambil menggenggam tangan lelaki itu erat.
"Hey, liat aku" Younghoon menangkup pipi Lisa dengan kedua tangannya. "Aku bakal nyusul, tunggu aku oke"
Younghoon mencium kening Lisa lama. "Kalau udah sampai, kunci pintu jangan bukain pintu kalau itu bukan aku"
Lisa mengangguk. "Cepat lari Lisa"
Lisa dengan cepat membuka pintu mobil. Sesuai dengan permintaan lelaki itu, ia berlari walau bekas dari operasinya belum kering.
Dan tepat saat Lisa lari, sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depannya.
Seorang pria berjas hitam keluar dari dalam mobil. Ia menendang mobil Younghoon dengan keras, pria itu melesat masuk ke dalam mobil Younghoon.
"Dimana dia?!" pria itu mencengkram kerah baju Younghoon.
"Dia gak ada"
"Hajar!" pria itu meminta para bodyguard-nya untuk menghajar Younghoon.
Bugh!
Bugh!
Pukulan tendangan terus menghantam tubuh lelaki itu berulang-ulang.
"Kalian!" pria itu menunjuk ketiga bodyguard-nya. "Cari dia!"
***
Lisa membuka pintu dengan tergesa-gesa. Ia terus memegangi perutnya, sepertinya bekas jahitan operasinya sedikit terlepas.Sekarang ia sudah berada di rumah yang dimaksud Younghoon. Rumah ini hanya Lisa dan Younghoon saja yang tau, karena Lisa tunangan Younghoon.
Lisa mendudukkan bokongnya di atas sofa. Ia meringis kesakitan dan terus memegangi perutnya.
BRAKK!
Lisa tersentak saat pintu di tendang dengan kasar dari luar. "Itu pasti Younghoon" gumam Lisa sambil tersenyum manis.
