Bully

2.6K 284 7
                                    


Lisa menatap sengit cowok yang berdiri didepannya dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Lo yang ngelakuin ini kan" Lisa menunjuk mejanya berisi sampah kertas.

"Kalo iya masalah buat lo!"

"Lo tuh maunya apasih?! Tiap hari lo gangguin gue mulu!"

"Gue maunya lo pindah dari sekolah ini!" cowok itu berbalik dan meninggalkan Lisa yang jengkel karena setiap hari cowok itu selalu saja membuatnya naik darah.

"MARK LEE!" teriak Lisa. Untung saja dikelas hanya ada mereka berdua saja.

Cowok itu balik badan dan menaikkan sebelah alisnya. Lisa ngambil sampah yang ada diatas mejanya kemudian melempar sampah itu ke wajah Mark.

"Lo yang ngikutin gue pindah sekolah, bahkan lo juga ikut pindah disamping rumah gue mau lo apa hah?! Lo punya dendam apa sama gue?"

Mark mendecih. "Bukan urusan lo!"

"Lo suka kan sama gue?"

"Gue?" tunjuk Mark pada dirinya sendiri. "Suka sama lo? Jangan mimpi lo!"

Wajah Mark tiba-tiba mendekat. Lisa langsung menjauhkan wajahnya. "Gue bakal gangguin lo setiap hari, dan bakal buat lo gak tahan sekolah disini lagi sampai lo pindah"

Mark tersenyum miring dan keluar dari kelas Lisa meninggalkan gadis itu dengan wajah dongkolnya.

***
Lisa membawa tumpukan buku ditangannya untuk dibawa ke perpustakaan.

Dia harus melewati lapangan. Apalagi sekarang anak cowok disekolahnya lagi main basket jadi Lisa harus hati-hati agar buku yang dibawanya tidak terjatuh.

Namun kaki Lisa tersandung. Bukan karena jatuh melainkan sengaja di senggol.

Anak-anak di lapangan pada ngetawain Lisa, apalagi anak-anak cowok yang paling keras suara tertawanya.

Lisa berdiri dan membersihkan roknya yang kotor. Didepannya sudah ada cowok yang berdiri menjulang sambil tertawa.

"Enak kan" katanya sambil tersenyum mengejek.

"Mark! Lo maunya apasih?! Bisa gak sehari aja lo gak gangguin gue"

"Gak bisa" jawabnya datar.

"Lo--

BUGHH!!

Bola basket dari jauh menghantam tepat di hidung Lisa. Lisa memegang hidungnya yang berdarah akibat hantaman bola basket tadi.

Seketika tempat itu berubah menjadi kerumunan, mengelilingi Lisa.

"Lisa!" Mark dengan sigap menangkap tubuh Lisa yang pingsan. "SIAPA YANG NGELEMPAR?! teriak Mark.

Anak cowok semua terutama anak basket pada ngedikkan bahu. "Dalam waktu lima menit gak ada yang ngaku gue jamin lo pada gak akan selamat!" ucap Mark dan menggendong Lisa membawa cewek itu ke UKS.



Mata Lisa mengerjap perlahan-lahan, kepalanya sangat pusing ditambah lagi hidungnya yang sakit.

Lisa mendudukkan bokongnya di atas ranjang UKS. Siapa yang membawanya ke UKS?

"Masih sakit?" Lisa menolehkan kepalanya ke samping, dimana sudah ada Mark duduk dengan wajah memar dan sudut bibir cowok itu yang membiru ditambah lagi bajunya acak-acakan.

"Lo ngapain disini?" tanya Lisa.

"Jagain lo" jawab cowok itu sambil meringis menahan sakit di wajahnya.

"M-muka lo kenapa?" tanya Lisa, tangan cewek itu hendak memegang wajah Mark namun ditahan sama cowok itu.

"Berantem" jawabnya enteng.

Lisa menarik nafasnya perlahan. "Lo selalu aja berantem, gak bisa apa gak berantem?"

"Gue habis mukulin orang yang berani ngelempar lo pake bola basket"

"Dia kan gak sengaja, kenapa lo main pukul gitu aja? Kalo lo dikeluarin dari sekolah gara-gara mukulin anak orang gimana?"

Mark tersenyum kecil. "Jadi ceritanya lo khawatir sama gue?"

"S-siapa yang khawatir? Gak ada kok" jawab Lisa gugup.

"Tenang aja kalo gue dikeluarin dari sekolah gue bisa cari sekolah lain"

Hening! Setelah percakapan tadi ruangan ini mendadak hening. Mark sibuk ngobatin luka diwajahnya sedangkan Lisa terus memperhatikan wajah cowok itu yang memar-memar. Pasti sakit.

"Mau gue bantu obatin luka lo?" tawar Lisa.

"Pertanyaan itu yang gue tunggu dari tadi" kata Mark dan beralih menyerahkan kotak obat kepada Lisa.

"Kalo sakit bilang ya" Lisa pelan-pelan mengobati luka cowok itu. Sesekali Mark meringis menahan sakit karena alkohol yang mengenai kulitnya.

"Selesai" Lisa membuang kapas di tangannya ke kotak sampah dibawah ranjang.

"Thanks" Mark tersenyum kecil. "Dan gue minta maaf sama kelakuan gue ke elo selama ini"

"Udah gue maafin kok tenang aja" Lisa menepuk pundak cowok itu. Mark narik tangan Lisa yang ada di bahunya.

"Lo mau gak kita balikan?" Mark menggenggam kedua tangan Lisa.

"M-maksudnya? Balikan?"

Mark ngangguk pelan. Cowok itu menidurkan kepalanya di atas paha Lisa dan tangannya melingkar di pinggang Lisa.

"Kita putus karena gak saling percaya satu sama lain. Lo gak percaya sama gue bahkan lo ngeraguin kepercayaan gue"

"Maafin aku Lis, aku udah ngeraguin kepercayaan kamu. Bisa gak kasih aku kesempatan sekali lagi?" Mark mendongak menatap Lisa.

"Hanya sekali" ucap Lisa.

Mark melepaskan pelukannya di pinggang Lisa. "Kamu beneran ngasih kesempatan buat aku?"

Lisa ngangguk pelan, cewek itu tersenyum sambil mengusap kepala Mark.

Mark narik Lisa kedalam pelukannya. "Aku janji gak akan ngeraguin kepercayaan kamu lagi"

"Janji" Lisa menunjukkan kelingkingnya, dan Mark menautkan kelingkingnya.

"Janji" Mark menggosok-gosok hidungnya ke hidung mancung Lisa.





Lalisa X BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang