"Masak apa ya hari ini?" Lisa mendorong troli belanjaannya memilih beberapa bahan masakan.Mendorong troli, Lisa melihat kiri-kanan untuk membeli sesuatu yang diinginkannya.
Tangan wanita itu hendak mengambil minuman botol namun tangannya tak sengaja menyentuh tangan seseorang. Lisa menoleh ke samping menatap dengan ekspresi terkejut.
"Lisa"
Deg
Lisa masih dengan ekspresi terkejutnya. "Lisa, kan?" tanya lelaki itu lagi sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Lisa.
"Eh" Lisa mengerjap perlahan dan menatap bingung. Kenapa Hongseok bisa ada disini?
Hongseok mengulurkan tangan mengajak bersalaman. "Apa kabar?"
Lisa menerima uluran tangan lelaki itu kemudian tersenyum simpul. "Baik, lo juga apa kabar?"
"Seperti yang lo liat, gue baik" lelaki itu tersenyum. "Lo gak berubah ya Lis"
Lisa tersenyum. "Gue emang gak berubah sama sekali. Tapi hati gue yang udah berubah, mas mantan"
"Iya-iya gue tau" ujarnya malas. "Lo ngapain di sini?"
"Belanja"
"Sendiri?"
Wanita itu menggeleng. "Enggak"
"Oh" ucapnya singkat. "Gak enak nih kalo kita ngobrol sambil berdiri. Di dekat mall sini ada cafe, kesana yuk biar enak ngobrolnya"
Lisa mengangguk pelan. Hongseok mengambil alih troli belanja Lisa, wanita itu tersenyum kecil. Lelaki di depannya ini gak berubah sama sekali.
***
"Mau pesan apa Lis?"Lisa membolak-balik buku menu.
"Gue mau ma-
"Mbak spaghetti bolognese dua, lemon tea satu sama cappucino nya satu"
Pelayan itu mengangguk mencatat makanannya di kertas, kemudian berlalu pergi.
"Lo masih inget makanan kesukaan gue?"
"Ya masih lah. Yakali lupa"
"Siapa tau lo lupa"
Hongseok berdecak malas. "Gak mungkin gue lupa"
Mata lelaki itu menatap keluar. Ia melihat sepasang kekasih yang sedang bertengkar di jalan melalui kaca transparan cafe. Lelaki itu jadi mengingat masa pacaran dengan Lisa.
"Lo inget gak waktu kita pacaran dulu?" ujar Hongseok membuka percakapan. "Kita dulu kek gitu" lelaki tampan itu menunjuk melalui gerakan dagunya.
Lisa mengikuti arah pandang lelaki itu kemudian berdecak. "Ck, gak kek gitu juga kali. Gak se alay gitu, kita dulu kan jarang berantem"
"Sekalinya berantem lo blokir nomor gue" Hongseok tersenyum ramah ke pelayan yang meletakkan pesanan mereka di atas meja. "Lo inget dulu waktu kita putus?" tanya lelaki itu yang teringat masa indahnya dengan Lisa dulu.
"Inget banget malah" Lisa memutar kedua bola matanya. "Lo yg mutusin gue disaat gue lagi butuh seseorang untuk jadi tempat sandaran gue"
"Gimana gue gak mutusin lo. Lo tiba-tiba dateng kerumah sambil nangis-nangis terus ngajakin gue ngewe" ucapan frontal itu membuat mata Lisa mendelik.
"Gak usah diingetin lagi" sinis Lisa.
Hongseok tertawa keras. "Lis, seharusnya lo paham. Cinta itu gak diukur dari seberapa banyak ngewe"
"TELEK! Bisa diem gak lo, ini di tempat umum!"
"Untung aja gue orangnya gak nafsuan" Lisa udah menutup wajah nya yang memerah. Hongseok masih cengengesan, Lisa ingin sekali meninju wajah lelaki itu.
