Dijodohin

2.8K 312 13
                                    


"Apa dijodohin?! Gak Lisa gak mau dijodohin" cewek berponi itu menggeleng kepalanya kuat-kuat.

"Ini wasiat papa kamu Lisa"

"Mah, masa Lisa dijodohin sama om-om umur tiga puluhan gak logis aja. Lisa kan masih muda, umur Lisa juga belum genap delapan belas tahun"

"Tapi ini wasiat papa kamu, mama juga sebenarnya gak mau jodohin kamu"

"Yaudah kalo gitu batalin aja gampang kan" ucap Lisa mencak-mencak sendiri.

"Gak bisa dibatalin Lisa, besok kamu menikah"

"Hah?! Me-menikah" Lisa langsung sesak nafas. "Mati aja deh gue" Lisa kemudian pingsan.

***
Setelah acara pernikahan selesai, Lisa duduk dalam satu mobil untuk ikut pulang dengan suaminya kerumah.

"Kamu masih sekolah?" tanya pria itu.

"Menurut om?" tanyanya balik dengan jutek.

"Saya sudah bilang sama kamu jangan panggil saya om, saya ini suami kamu"

"Terus om mau dipanggil apa? Sayang, baby, hony, dear, my lovely atau cinta" sinis Lisa.

"Terserah kamu"

"Kalo terserah saya berarti saya bebas dong mau manggil anda om katanya terserah"

Pria itu hanya menghela nafasnya, ternyata begini rasanya menikah dengan remaja abg. Kenapa orang tuanya tidak menjodohkannya dengan wanita dewasa saja kenapa harus dengan remaja abg.

"Saya juga gak mau dijodohin sama om-om" sahut Lisa seakan cenayang bisa tau isi hati pria itu.

Pria itu hanya menghela nafas, mungkin dirinya harus banyak bersabar.

Setelah perjalanan cukup lama akhirnya mereka sampai. Pria itu menoleh kesamping, gadis ini tidur ternyata pantas saja dari tadi tidak ada suara omelan.

"Kalo kamu diem gini kan cantik" gumamnya.

Pria itu ingin membangunkan Lisa namun dia tidak tega. Akhirnya dia menggendong Lisa ala bridal style.

Sampainya ditangga menuju kamar mereka. Pria itu memandangi wajah cantik Lisa yang tertidur lelap.

Sampai pada akhirnya..

Gubrakk!!

"Anjir kepala gue!" ringis Lisa terbangun dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang terbentur pintu kamar. "Om ngapain gendong saya? Mau macem-macem?" Lisa memasang gaya meninju sebagai perlindungan.

"Kamu tadi tidur di mobil, mau saya biarin kamu dimobil terus sampai pagi?"

"Dibangunin kan bisa, gak usah modus!"

"Untuk apa saya modus sama kamu kan istri saya"

"Intik ipi siyi midis simi kimi kin istri siyi" Lisa mengikuti cara bicara pria itu dengan suara yang menyebalkan.

"Sementara kita tinggal di apartemen saya dulu, rumah kita masih tahap pembangunan sekitar dua bulan lagi selesai"

"Kamar saya yang mana ni?"

"Tuh" pria itu menunjuk melalui gerakan dagunya.

"Cuma satu?!" teriak Lisa.

"Gak usah teriak-teriak ini bukan hutan"

"Terus saya tidur dimana?"


Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Lisa tidur satu kamar dengan pria itu dengan guling ditengah yang menjadi pembatas mereka.

Lalisa X BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang