Lisa menghembuskan nafasnya pelan saat kakinya tepat berdiri di gerbang sekolah. Gadis itu menatap takut bangunan didepannya."Lisa" panggilan lembut membuat lamunan Lisa buyar. Gadis itu menoleh kesamping. "Gak usah takut oke" Yoona tersenyum menatap putrinya, tangannya terulur untuk mengusap kepala Lisa namun gadis itu memberikan gestur tangan untuk tidak menyentuhnya.
Yoona tersenyum tipis melihat respon putrinya. Lisa mengidap haphephobia, yaitu fobia pada sentuhan. Sedikit aja disentuh Lisa akan kehilangan kesadarannya.
"Mau mama anterin ke dalam?"
Lisa menggeleng. "Gak usah, mama pulang aja"
"Yaudah mama pulang ya" Yoona melambaikan tangannya sebelum masuk ke mobil.
Kini tinggal Lisa sendiri, dia berusaha menahan mati-matian rasa takutnya.
"Lo bakal baik-baik aja Lis" gumamnya. Gadis itu melangkahkan kakinya masuk kedalam lingkungan sekolah.
***
"Lis mau ke kantin gak?" tanya Jihyo, cewek bermata bulat itu yang di kenal Lisa beberapa jam yang lalu. Lisa menggeleng pelan dan lanjut membaca novel lagi."Mau titip gak?" tawar Mina, cewek berwajah kalem.
"Nggak"
"Oh yaudah kita ke kantin ya" Lisa hanya mengangguk.
Kaki gadis itu bergerak tak nyaman di bawah karena Lisa dari tadi menahan mati-matian agar tidak keluar. Dan dari tadi Lisa menahan dirinya untuk buang air kecil.
"Aduh, gue gak kuat lagi"
Ia tak peduli lagi kalau tiba-tiba pingsan karena sekarang Lisa benar-benar tidak bisa menahan rasa sesak yang terus mengganggunya dari tadi.
Dan untung saja kamar mandi saat ini lagi sepi dan tidak ada orang. Lisa bisa bernafas lega akhirnya ia tidak merasakan sesak lagi.
Kaki gadis itu melangkahkan mendekati taman yang ada dibelakang sekolah.
Sepi.
Kenapa siswa-siswa di sini gak ada yang datang ke taman sebagus ini. Lisa duduk di salah satu bangku, ia memandang taman yang ada di depannya walau tak menarik yang pasti Lisa tak bosan berada di dalam kelas.
"Kapan fobia gue sembuh" Lisa bergumam pelan. "Haphephobia ini ganggu gue untuk berinteraksi dengan orang lain termasuk orang tua gue"
"Kenapa gue harus di berikan fobia kayak gini?"
Bug!
Lisa terkejut kemudian menatap cowok yang baru saja turun dari atas pohon. Seragam cowok itu tidak tertata rapi serta sebatang rokok yang di pegang cowok itu.
"Wih...ada cewek nih" cowok itu menghembuskan rokoknya kemudian menatap Lisa. "Anak baru ya?"
Lisa berdiri dari duduknya kemudian melangkah mundur.
"Gak pernah ada satu orangpun yang berani datang ke sini, cuma lo doang yang berani" cowok itu membuang puntung rokoknya kemudian menginjaknya. "Kok lo berani datang kesini?"
Lisa memundurkan langkahnya saat cowok itu mendekatinya. "M-mau apa?" tanya Lisa panik saat dirinya terpojok oleh sebuah pohon.
"Choi Lalisa" ujar cowok melirik nametag di baju gadis itu. "Cantik" Gumamnya pelan namun dapat di dengar oleh Lisa.
Kedua tangan cowok itu mengunci pergerakan Lisa dengan wajah yang sangat dekat. Gadis itu menahan nafasnya, jantungnya berdegup kencang. Saat wajah cowok itu yang hampir menyentuh bibirnya, Lisa menunduk kemudian meloloskan diri dari samping.
