Lisa merogoh handphone di saku jaketnya. Dan mencari kontak kakaknya yang tertera disitu Mas Yuta.
Lisa
Mas lo jadi jemput gue kan?|
Mas Yuta
|Sorry dek gak bisa soalnya gue lagi futsal|Naik bus aja ya, mas janji deh nanti pulang futsal mas beliin McD
Melihat balasan dari kakaknya membuat Lisa mendengus sebal. Kakaknya ini lebih milih main futsal ketimbang jemput adiknya yang baru pulang dari les.
Terpaksa lagi Lisa pulang naik bus. Lisa melihat jam yang melingkar di tangannya sekarang jam sembilan malam. Lisa gak biasa pulang jam segini karena biasanya dia dijemput. Tadi guru lesnya memberikan tugas tambahan untuk dipelajari di rumah.
Lisa duduk di halte sambil memakai earphone, kepalanya ia sandarkan di tiang halte. Lisa melirik sekilas cowok yang duduk disampingnya sambil membaca buku.
Lisa merasa bahwa cowok ini selalu mengikutinya pulang kalau Lisa gak dijemput Yuta. Cuma Lisa menepis rasa geer-nya itu mana mungkin cowok ini mengikutinya, kurang kerjaan saja.
Bus yang ditunggu Lisa akhirnya datang juga. Lisa masuk dan menempelkan tap-cash miliknya. Lisa langsung menuju ke arah bangku yang ditengah, soalnya Lisa malas duduk paling belakang karena selalu terhimpit.
Dan cowok yang duduk di halte tadi ikut masuk dan duduk di belakang Lisa soalnya disebelahnya sudah ada orang yang nempati, biasanya cowok itu akan duduk disebelahnya kalau bangkunya kosong.
Lisa memejamkan matanya dan menikmati musik yang mengalun indah ditelinganya hingga tanpa sadar ia pun tertidur.
"BAJINGAN!!"
BUGHH!
Lisa tersentak dari tidurnya saat mendengar suara ribut. Matanya melotot saat melihat cowok yang duduk di halte tadi, memukuli pria tua yang duduk disebelahnya dengan membabi-buta.
Orang-orang yang ada didalam bus mencoba memisahkan mereka. Lisa yang melihat itu syok sekaligus takut.
"Mana hp lo!" teriak cowok itu dan tangannya siap memukul pria tua itu yang tampak tidak berdaya.
Pria tua itu mengambil handphonenya dan memberikan ke cowok itu. Tangan cowok itu bergerak menggeser-geser galeri di hp pria tua ini. Sampai dia menemukan dua buah foto yang membuatnya naik pitam dan menghapus foto itu.
"Anda bisa saya laporkan atas pelecehan seksual kepada perempuan dibawah umur" tajam cowok itu.
Mata tajam cowok itu menatap Lisa yang tampak ketakutan. Cowok itu menarik Lisa dan membawanya ke luar.
"Jangan takut" cowok itu mengusap-usap bahu Lisa yang bergetar.
"T-tadi kenapa?" tanya Lisa dengan terbata.
Cowok itu bukannya menjawab, dia melepaskan jaketnya dan melingkarkan di pinggang Lisa.
"Ayo aku antar pulang, rumah kamu dikit lagi dari sini kan?" tanya cowok itu lembut.
Lisa cuma mengangguk pelan.
•"Dah sampek" kata cowok itu membuka gerbang rumah Lisa. "Lain kali kalo naik bus jangan tidur, lo gak tau kan di luar sana banyak orang mesum"
"Kok lo tau rumah gue? Stalker lo ya?"
Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Oh iya kita belom kenalan. Kenalin nama gue Winwin" Winwin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Gue li--"
"Lisa kan" potong Winwin.
"Kok lo tau?"
Winwin mengacak-acak rambut Lisa. "Apasih yang nggak gue tau tentang lo"
