"Kita putus ya" Lisa yang lagi makan langsung berhenti dan menatap cowok didepannya datar. Jadi ini alasannya ngajak Lisa ketemuan di cafe.
"Yaudah ayo" jawab Lisa dan lanjut makan lagi tanpa memperdulikan tatapan pacarnya--mantannya.
"Lis kita putus!"
"Lo budek atau congek? Gak denger gue bilang apa?!" kata Lisa datar.
"Terus kita putus?"
"Lo itu bodoh atau tolol sih? Lo yang minta putus lo yang nanya gue"
"Seharusnya lo nangis dong kayak cewek-cewek lainnya kalo diputusin pacarnya langsung nangis"
"Sorry ya gue bukan kayak cewek yang lain kalo diputusin pacarnya langsung nangis. Putus ya putus!" ketus Lisa.
Selama beberapa menit kedua manusia itu diam. Lisa yang lagi sibuk makan sementara Minghao--mantannya masih memikirkan perkataan Lisa barusan.
"Kenapa lo mutusin gue karena truth or dare dari temen-temen brengsek lo itu?" tanya Lisa to the point. Yang pastinya buat Minghao gak percaya.
"Lo pikir gue bodoh? Selama ini lo pikir gue gak tau kalo lo itu pura-pura suka sama gue karena permainan dari temen lo itu? Dan sekarang lo mutusin gue karena sudah jangka waktunya buat mutusin gue?"
Sudah, Minghao kehabisan kata-kata karena ucapan Lisa. Bagaimana gadis ini tau kalo dia itu cuma jadi permainannya.
"Lo kekurangan uang? Perlu berapa?" Lisa mengeluarkan amplop coklat dari tasnya dan melempar uangnya ke wajah Minghao.
"Cukup kan?" setelahnya Lisa keluar dari cafe dan meninggalkan Minghao yang terdiam.
"Lisa anak orkay? Kok gue gak tau"
