Berandalan

2.5K 280 3
                                    


Gadis berponi berambut sebahu itu memukul stir mobilnya. Dirinya baru saja berantam dengan mamanya.

"Pokoknya aku gak mau mama nikah lagi!" teriak gadis itu terus memukul-mukul stir-nya. "Kalo mama beneran nikah lagi aku bakal pergi jauh dari rumah!"

Katakanlah bahwa Lisa kekanakan karena kabur dari rumah. Namun dirinya belum siap untuk nerima orang tua baru.

BLAMM!

Lisa terlonjak sambil melotot karena tiba-tiba ada yang masuk ke dalam mobilnya. "Lo siapa? Turun!"

"Agh..sakit" ringis cowok itu sambil memegangi perutnya. "Gue bilang jalan!" bentaknya.

"L-lo siapa sih?! Tiba-tiba masuk mobil gue"

"Jalan atau..." cowok itu mengeluarkan pistol dari jaketnya kemudian menodongkan pistol itu ke kepala gadis ini. "Pistol ini akan nembus kepala lo?!"

Mendengar ancaman dari cowok ini. Lisa langsung menghidupkan mobilnya.

"Ikuti arahan gue kalo lo mau selamat!" Lisa cuma ngangguk pasrah. Ingin teriak namun cowok ini menodongkan pistol ke padanya, bisa-bisa Lisa mati ditangan cowok ini.

"Anterin gue ke Luxury Apartement"

***
Lisa menghela nafasnya gugup. Sekarang dia ada di apartement cowok berandalan ini, dia ditahan pulang.

"Daripada lo diem disitu bantuin gue obatin luka diperut gue!"

"I-iya" tangan Lisa gemetaran, dia berusaha menahan rasa takutnya. Sungguh cowok ini menakutkan, apalagi matanya yang menatapnya tajam.

"Agh..pelan sakit!" ringis cowok itu. Lisa yang gugup langsung meniup luka diperut cowok itu.

"M-maaf" pelan-pelan gadis itu membalut luka di perut cowok itu. Dan cowok itu tak henti-hentinya menatap Lisa intens.

"Siapa nama lo?" tanya cowok itu tiba-tiba.

Lisa menelan ludahnya gugup. "L-lisa nama gue Lalisa Manoban"

Seringai muncul di wajah cowok itu. Lisa makin ketakutan saat tiba-tiba wajah cowok itu mendekat kearahnya. "Lalisa Manoban, gue akan ingat nama itu" bisiknya ditelinga Lisa.

Lisa menjauhkan wajahnya. "G-gue bisa pulang kan?"

Cowok itu terkekeh pelan. Namun kekehan cowok itu terdengar menakutkan. "Silahkan" cowok itu menunjuk kearah pintu menggunakan dagunya.

Buru-buru Lisa berdiri kemudian menuju kearah pintu yang ditunjuk cowok itu. Namun pintunya terkunci, cowok ini sengaja mengunci pintunya.

"Pintunya dikunci" Lisa terus-terusan menekan-nekan engsel pintu dengan derai air mata yang mengalir deras.

Suara langkah kaki terus mendekat kearahnya. "Mau kemana? Gue gak semudah itu untuk biarin lo pergi dari sini" kedua tangan cowok itu mengunci pergerakannya.

"Lo mau apa? Gue udah nolongin lo" suara Lisa semakin lirih.

Tangan cowok itu mengusap pipi Lisa yang basah. "Gue tertarik sama lo, jadi gue gak akan lepasin lo"

Seringai cowok itu semakin lebar. "Yuta, inget nama gue Nakamoto Yuta" bisik cowok itu ditelinga Lisa. Yuta menggendong Lisa dipundaknya.

"Lepasin gue!" Lisa terus meronta-ronta dalam gendongan cowok itu.

Yuta melempar tubuh Lisa di atas ranjang. Cowok itu melepas bajunya dan melemparnya disembarang arah.

"Gue bakal telpon polisi" namun ponsel ditangan Lisa diambil kemudian dibanting Yuta kelantai.

Yuta merangkak, mendekat kearah Lisa. Yuta merobek baju Lisa sampai baju gadis itu koyak.

"Gue benci sama lo!" teriak Lisa didepan wajah Yuta. "Dan gue nyesel nolongin lo!"

Yuta tersenyum miring. "Gue juga cinta sama lo dan gue gak nyesel ketemu sama lo"

Apa yang terjadi dengan mereka selanjutnya hanya Lisa, Yuta dan tuhan yang tau




Lalisa X BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang