Leo memandang Kyla yang sedang di oprasi di dalam sana, 1 jam kemudian kedua orang tua Kyla bersama Afkar, Tania dan Raka berjalan dengan ribut menuju ruang oprasi.
"Biar Mama selamatin Putra!! Dia anak Mama" teriak Alin melepaskan genggaman mereka yang menghalanginya masuk ke dalam ruang oprasi.
Tak lama setelah keributan yang mereka buat. Beberapa suster membawa Putra memasuki ruang oprasi.
"Ma!! Kita bisa cari pendonor buat Putra, Mama jangan gegabah" kata Hazell menghentikan istrinya.
"Benar Ma!! Mama gak usah gegabah" kata Afkar menenangkan.
Leo yang menatap keluarga itu sontak mengubah ekspresi khawatirnya menjadi dingin, datar dan nampak tak senang.
Melihat Leo yang berdiri di depan ruang oprasi dengan memandang lekat ke dalam ruangan itu, Afkar menjadi ingat dengan satu orang yang tak ia lihat setelah kedatangan kedua orang tuanya.
"Kyla mana??" tanya Afkar mereka diam karna tak ada yang tahu. Afkar berjalan mendekati Leo yang memegang jaket adiknya. "Itu punya Kyla kan?? Kyla mana??" tanya Afkar, Leo menatap lelaki itu acuh.
"Lo kira Kyla bakal apa kalo tahu adiknya sekarat??" ucap Leo singkat.
Afkar diam sesaat. "Gak mungkin. Maksud lo Kyla..?!!" Leo mengangguk mengiyakan perkataan Afkar.
Afkar langsung ikut memandang ke dalam ruangan oprasi itu. Dan benar saja, Kyla ada di dalam sana, tidur bersebelahan dengan Putra.
"Kyla!! Adek gue?? Dia mau apa?? Dia ngapain di dalam?? Kyla, keluar dekk" teriak Afkar tidak terima dengan keputusan adiknya itu.
"Adek lo!! Dia!! Yang gak kalian pedulikan itu... berusaha selamatin adiknya, orang yang paling dia sayang dan orang yang paling sayang sama dia. Kalian harus terima keputusan dia" tegas Leo.
Tidak lama kemudian Aulia keluar bersama dengan Kyla yang tengah tertidur pulas di atas ranjang, wajahnya terlihat pucat karna selesai oprasi.
"Ul!! Dia gak papa kan?? Lo kok terima aja, dia gitu. Seharusnya lo lawan dia" marah Afkar tak terima.
"Kalo gue jadi lo, gue bakal hargai keputusan dia basipun dia egois" ucap Aulia menyuruh perawat memindahkan Kyla ke kamar dan meminta para suster menyiapkan Putra untuk di oprasi.
"Oprasinya sukses!! Dia bakal sadar beberapa jam kemudian, saya permisi" Aulia tersenyum miris ketika berjalan melewati Leo, seakan mengerti Leo mengikuti kemana Kyla di bawa.
Sedangkan Afkar dan yang lain hanya bisa terdiam melihat wajah Kyla yang tertidur pucat di bawa oleh para perawat itu pergi.
Kyla membuka matanya perlahan dan menatap Leo yang mengikutinya di bawa pergi. "Gue tau gue egois!! Tapi ini bukan demi gue" ucap Kyla tersenyum ketika Leo menggenggam tangannya.
Dia balik membalas menggenggam tangan lelaki itu. Leo menatapnya dan makin mengeratkan genggaman tangannya seraya Kyla yang berjalan ke alam mimpi.
Beberapa hari kemudian, Putra telah sadar dan langsung mencari Kyla hendak memarahi wanita itu.
Brakk!! Putra membanting pintu keras, Kyla yang sedang makan pun terkejut dengan kehadiran lelaki itu.
"Kenapa lo kasih ginjal ke gue?? Gue gak butuh. Ambil balik, ambil!! Gue gak butuh organ lo gue gak butuh" teriak Putra dari kursi roda.
Karna kondisinya yang masih lemah dia tidak boleh banyak bergerak. Jadi ketika Putra memaksa Afkar mengantarkannya ke kamar Kyla, Afkar memilih mendorong adiknya itu dengan menggunakan kursi roda.
"Gue gak butuh organ dalam lo, gue bisa hidup tanpa ginjal, lo gak usah berbagi ginjal sama gue, gue gak butuh. Ambil!! gue bilang ambil..!" teriak Putra mendekatkan dirinya ke arah Kyla yang berjalan mendekat ke arahnya dan memeluknya.
"Maaf!!" ucap Kyla lirih ketika memeluk Putra.
Putra membeku sesaat dan kemudian menangis tersedu sambil berucap terimakasih dan mengeratkan pelukannya pada Kyla.
"Hu..hu.. makasih!! ..makasih..hu.. hu..maaf..huhu.." tangisan Putra pecah.
Kyla tersenyum dan memeluk adiknya semakin erat."Maaf ya!! Gue jadi gak bisa lama sama lo" mendengar itu Putra semakin menangis dan memeluk Kyla sangat erat seperti takut jika wanita di hadapannya itu akan menghilang detik itu juga seperti sebuah buih.
Afkar yang melihat kedua adiknya itu, menjadi merasa bersalah karna akhir akhir ini dia merasa kurang memperhatikan keduanya.
"Lo gak bakal tau bang!! Pengorbanan mereka demi kita" ucap Caca tiba tiba ada disamping Afkar.
Gadis itu tersenyum melihat kedua adik kakak itu saling menangis dan berpelukan seperti bayi.
🐝 🐝 🐝
Putra berbaring di ranjang, untuk pertama kalinya dia tak ingin melepaskan genggamannya pada Kyla. Kyla duduk di samping ranjang Putra.
"Kenapa lo donorin ginjal ke gue??" tanya Putra memecahkan keheningan.
Kyla tersenyum sambari mengelus kening Putra, membuat adiknya itu mengantuk.
"Karna gue belum siap kehilangan lo. Belum siap kehilangan keluarga gue. Gue benar-benar belum siap. Dan karna gue gak mau ninggalin Afkar sendirian. Kalo kita berdua gak ada, siapa yang jagain Bagas, Aldo, Caca?? Nanti kalo lo gak ada, mama sama papa bakal sedih. Gue gak pernah rela buat lihat itu di sisa waktu gue" jelas Kyla dengan menatap wajah sendu.
"Kalo lo pergi kita bakal sedih juga kak. Lo juga bagian dari kita, lo bintang buat gue, lo orang tua gue, lo kakak gue, lo segalanya buat gue, jangan ngomong seakan gak bakal ada yang sedih pas lo pergi nanti. Gue bakal nangis buat lo, gue bakal sedih udah gak bisa lihat lo dan dari semua itu gue bakal paling sedih kalo lo pergi tanpa pamit sama gue" jelas Putra sesak, Kyla tersenyum.
"Gue bakal pamit"
Putra tersenyum pilu.
"Jangan sedih ya!! Sekarang lo tidur, gue juga udah ngantuk. Gue balik ya" Kyla pun mengecup kening Putra sayang, membenarkan selimutnya dan keluar dari sana.
Cklek...
Di luar ada Afkar yang sudah tertidur di kursi depan kamar Putra.
"Ky!!" Seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Kyla menoleh dan mendapati Leo disana. Entah mengapa lelaki ini selalu hadir dalam hidupnya sekarang. Di belakang Leo, Kyla juga melihat Tasya dan Raka berjalan mendekat ke arah mereka.
"Putra udah tidur??" tanya Tasya dan Kyla mengangguk.
"Kak Afkar!!" panggil Kyla berjongkok di depan kakaknya.
Afkar terkejut dan segera bangun. "Eh!! Kamu!! Jam berapa?? Gue harus pulang kasihan Zea di rumah" mendengar itu Kyla menjadi diam sesaat.
"Eh!! Maaf Ky, bukan maksud gue kalian gak penting tapi.."
Kyla menghela nafasnya dan tersenyum. "Udah gak papa!! Kalian juga pulang sana, udah malam juga. Gue balik ke kamar ya" ucap Kyla berjalan kembali ke kamarnya.
Raka hendak mengejarnya tapi Tasya mencegahnya dan memintanya pulang bersamanya karna besok masih harus kesekolah untuk mengurus beberapa berkas kuliah, sekalian milik Kyla.
Leo menatap Afkar yang masih sedikit tercengang dengan reaksinya maupun reaksi Kyla.
"Lo pulang aja bang!! Biar gue yang disini. Besok gue nganggur juga" ucap Leo dan menyusul Kyla kekamarnya. Afkar menatapnya sesaat dan kemudian pergi.
Maaf Ky..
*
****
Hai, terimakasih sudah membaca cerita ini. Aku benar-benar bersyukur memiliki kalian disini. Terimakasih...
IG : @otvianasofie
See you next time All.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...