50. Air mata perpisahan

363 26 11
                                    

Selesai kelas Kyla menunggu Raka di kantin kampus, seperti biasanya. Gadis itu sibuk memainkan ponselnya hingga tak menyadari kehadiran Raka.

Tok.. tok.. 

Raka mengetuk meja. Kyla terlonjak hingga membuat handphonenya melayang dari tangannya. 

"Woahh!! Noo!!!" jerit Kyla melihat ponselnya yang melayang dengan bebas di udara. Untung Raka berhasil menangkapnya ketika hendak jatuh ke lantai.

"Huff!! Makasih" ucap Kyla mengambil ponselnya dari tangan Raka. Raka hanya tersenyum simpul menatap Kyla.

"Hm?? Kenapa??" tanya Kyla menatap Raka polos.

Raka menghela nafasnya sesak, berusaha tersenyum pada gadis di hadapannya itu. 

"Hm?? Gak.. gak papa!! Mau jalan-jalan gak Ky?? Nonton. Nonton yuk!!" ajak Raka dengan menaik turunkan kedua alisnya. 

Kyla menatap Raka dengan pandangan aneh. "Lo gak papa?? Kok kayak capek gitu hm??" tanya Kyla dengan menatapnya cemas.

Raka menaikan kedua alisnya. "Iya capek. Mikirin lo itu emang capek deh Ky" celetuknya langsung mendapatkan jitakan keras dari Kyla.

Ctakk...!!

"Jangan gombal mulu lo. Ayo nonton, keburu malam nanti. Jadi nggak sih??" omel Kyla bangkit di ikuti dengan Raka yang mengekor padanya sambil menggerutu kesal. Mereka berjalan keluar kampus dan pergi jalan-jalan sepuasnya.

Hari ini mereka menghabiskan waktu bersama hingga larut malam. Mereka pergi nonton, ke pekan raya, berfoto ria, ngobrol di cafe selama yang mereka mau, puas dengan hari ini Raka mengajak Kyla makan es krim di pinggir taman sebagai penutup acara jalan-jalan mereka hari ini.

"Ahh capeknya!! Thanks buat hari ini Ka" ucap Kyla sambari tersenyum cerah dengan menyandarkan punggungnya di sandaran, bangku taman.

Raka mengangguk. "Ayo Ky!! Kita sudah harus pergi, ikut gue ya hehe" ucap Raka menarik tangan Kyla dan membawanya entah kemana. Kyla hanya menurut dan mengikuti kemana Raka pergi.

Kyla menengok ke kanan dan ke kiri. "Bandara?? Kita mau ngapain ke bandara?? Lo mau culik gue lagi Ka?? Turunin gue sekarang! Ka turunin guee!!" Jerit Kyla mencoba membuka pintu mobil.

"Tenang Ky. Gue cuma minta antar aja kok" ucap Raka dengan tersenyum getir ketika melihat respon Kyla tersebut. Kyla langsung diam mendengarnya.

Kyla memandang Raka dengan pandangan tak percaya. Kedua alisnya sudah mencuram dalam. Raut wajahnya juga sudah berubah menjadi cemas. 

"Lo mau kemana?? Hah?? Lo mau pergi?? Kok berangkat sendiri?? Om sama tante kok gak ikut?? Ka jawab gue dong" Kyla terus melontarkan pertanyaan pada Raka. 

Tapi lelaki itu hanya diam tak menggubrisnya. Dia hanya terus menggenggam tangan Kyla sambari berjalan masuk ke dalam Bandara.

Tap!! Langkah mereka terhenti ketika sampai di dalam Lobby. "Ka lo mau kemana??" tanya Kyla sekali lagi, air matanya sudah deras meluncur bebas di pipinya ketika menatap wajah Raka yang tersenyum pilu, memandangnya.

"Sorry Ky!! Gue gak bisa nikah sama Bunga. Sekeras apapun gue berusaha suka sama dia semakin besar juga rasa bersalah gue sama dia" jelas Raka menggenggam kedua tangan Kyla. 

Kyla sudah menangis begitu deras saat ini. "Maksud lo??" tanya Kyla bersamaan dengan Raka menghapus air matanya.

"Gue gak bisa lihat Bunga sebagai Bunga. Gue selalu lihat dia sebagai lo, kalian itu mirip banget. Gue gak bisa suka sama orang kayak gitu kan?? Gue tau sakitnya kayak apa kalo dia sampai tau gue gak beneran suka dia, Ky" jelas Raka dengan nada pelan. 

“Lebih baik gue pergi sekolah di luar negri, terusin cita-cita gue sebagai pemain basket. Maaf gue gak bisa nepatin janji gue sama lo ya Ky” lanjut Raka dengan nada lirih.

"Gue tahu kenapa lo minta gue nikah sama Bunga bukan sama lo, gue paham perasaan lo, tapi... tapi gue gak bisa berhenti suka sama lo Ky. Please understand my feeling!! Gue tahu gue egois. Tapi sorry, gue milih lari daripada bohongin perasaan gue sendiri"  

Kyla hanya diam. Gadis itu menatap Raka dengan pandangan bersalah dan juga sedih. 

"Terus sekarang lo mau kemana?? Orang tua lo tahu?? Kalo lo mau pergi" tanya Kyla menggenggam kedua lengan Raka, erat.

Raka menggeleng. "Mereka gak tau kalo gue mau pergi. Bisa rahasiakan dari mereka?? Biar nanti gue yang bilang sendiri. Okey?!!" 

“Kasih gue kesempatan bebas Ky.. kalo gue gak bisa bahagia sama lo, biarin gue hidup bebas, seperti apa yang gue mau”  ucap raka dengan menatapnya pilu.

Kyla diam sejenak, memperhatikan kedua manik mata Raka dalam dan kemudian mengangguk sambari menangis dalam diam.

"Maaf!! Gue yang buat lo kayak gini. Maafin gue ya Ka" ucap Kyla memeluk Raka erat.

Raka tersenyum pedih. "Iya!! Semua salah lo, semua karna lo, dan semua yang ada di hidup gue sepenuhnya tentang lo. Jadi semua memang salah lo Ky" ucap Raka menepuk punggung Kyla, menegarkan gadis kesayangannya itu. 

Walau ia sadar perkataannya lah yang membuat Kyla semakin genjar menangis.

"Aiss!! Jam 10. Gue harus masuk sekarang!! Jaga diri lo ya, sahabat gue" Raka melepaskan pelukannya. 

Kyla tersenyum sambil melambaikan tangannya seraya Raka masuk ke dalam, untuk mengecek seluruh barang bawaannya.

"Ayo pulang!!" Ucap seseorang mengagetkannya. 

Kyla langsung menoleh dan mendapati adiknya Putra berdiri tepat di belakangnya. Kyla tersenyum sedih. 

"Gue jahat ya Put!! Sahabat gue aja sampai pergi gara-gara gue" ucap Kyla kembali meneteskan air matanya. 

Putra menatap kakak perempuannya yang lebih kecil dari dirinya, dia tersenyum dan menjajarkan wajahnya dengan wajah Kyla. "Iya lo memang jahat" Putra memberi jeda. 

"Tapi lo jahat karna keadaan yang maksa lo berbuat gitu, jadi jangan salahkan diri lo sendiri ya?!! Dan, jangan nangis terus nanti matanya bengkak, okey!" Putra mengusap air mata Kyla yang masih terus menetes. “Let time fix all, okey Ky?”

Kyla mengangguk. "Iya.. thanks Put!! Adek gue udah besar ya, sampai-sampai gue baper gara-gara omongan lo haha. Hm?? Apa gara-gara Syasya lo jadi sedikit berasa dewasa sekarang haha" ejek Kyla tertawa pelan.

“Dewasa karna seorang wanita?? Its okay lah”

Putra langsung mencibirnya. "Gue kan emang udah besar, dasar kakak ini" ucap Putra dengan mencubit pipinya keras.

“Udah ayo balik.. kakak lo bawel nih!” ucap Putra menggandeng kakaknya untuk pulang, karena Afkar sudah membuat handphonenya menjadi panas karena terlalu banyaknya panggilan masuk darinya.

“Emang sejak kapan kakak gak bawel. Tapi kita makan dulu ya Put, gue laper banget..”

Brukk...

“Ky??” panggil Putra saat Kyla tiba tiba terduduk di atas tanah. “Lo kenapa?? Jangan duduk disana, kotor tau! Lo gak tau malu banget?” omel Putra dan mengulurkan tangannya untuk membantu Kyla berdiri.

Namun yang dilakukan oleh Kyla hanya diam dengan menatap Putra, dengan mata gemetaran. Tiba-tiba air matanya langsung meluncur deras di kedua sisi pipinya. 

“Putra.. gue gak bisa bangun???!”

“Apa?????????” 








*

****

Hai, terimakasih sudah membaca cerita ini. Aku benar-benar bersyukur memiliki kalian disini. Terimakasih...

IG : @otvianasofie 

See you next time All.


I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang