Kyla keluar dari kamarnya dengan mengusap perutnya. Setelah mengerjakan soal matematika dan fisika secara bersamaan, otaknya itu seperti cucian basah yang diperas sampai mengering. Bahkan kepalanya terasa berdenyut sakit sekarang.
Kyla berjalan ke dapur untuk mencari makanan. Namun nihil. Ia tidak menemukan apa pun di sana kecuali botol air minum di dalam kulkas. Kyla menghela nafasnya malas. Ia berjalan ke kakaknya yang berada di ruang tengah.
"Kak minta uang!!" pinta Kyla pada Afkar yang sedang asyik menonton tv.
"Buat apa??"
"Buat makanlah"
"Uang kok di makan, emang kamu jaranan apa??"
"Ya Allah, maksud gue buat beli makan kakakku sayang. Udah ah mana.. Ky laper parah sumpah" rengek Kyla dengan terus menodongkan tangannya kepada sang kakak.
"Nih cukupkan?? Mau beli apa kamu??" Afkar memberinya selembar uang 50 ribu padanya.
"Makanan lah"
"Ya makanan apa?? Siapa tau kamu beli makanan kucingkan?"
"Hih tau ah gelap. Dah.. Kyla keluar bentar" ucap Kyla, dan pergi dari hadapan kakaknya. Ia melihat adiknya yang sedang bersantai di atas sofa ruang tamu dengan memainkan ponselnya.
"Put anteri gue"
"Kemana??"
"Beli makan"
Putra berfikir sejenak "Gak ah males, panas!!"
Kyla menatapnya datar seketika, entah angin dari mana dia merasa kakak dan adiknya bekerja sama untuk membuatnya bete hari ini. Kyla pun mendengus kesal dan berjalan ke arah pintu.
"Ya udah.. lo gak boleh minta" marah Kyla berjalan keluar rumah dengan menghentakan kakinya kesal.
Setelah kepergian Kyla. Selang 10 menit, perut Putra pun berbunyi. Ia pun melakukan hal yang sama seperti Kyla tadi.
Pertama-tama ia berjalan ke dapur untuk mengecek makanan yang tersisa disana. Namun karena hasilnya nihil. Putra pun menghampiri kakaknya yang masih berada di tempat yang sama seperti 10 menit yang lalu.
"Kak laper nih" Putra menghampiri Afkar yang masih asyik menonton tv.
"Cari makan sana di dapur"
"Bibi kenapa libur segala sih.. gak ada makanan sama sekali sumpah. Air putih doang di lemari pendingin" protes Putra memonyongkan bibirnya sok imut.
Afkar hanya mengedikkan bahunya acuh dan sontak membuat Putra menjadi kesal kuadrat. Cklek..
Kyla pulang dengan membawa sebuah bingkisan di tangannya. Ia langsung berlalu dari hadapan adik dan kakaknya dengan mengacuhkan perdebatan kedua saudaranya tersebut mereka.
"Kak beli apaan tuh??" tanya Putra dengan melirik kantong kresek yang dibawa Kyla.
"Ayam bakar" sahut Kyla cuek bebek wek wek. Ia langsung berjalan ke arah dapur dan mengambil nasi dari dalam megicom.
"Mau dong laper" ucap Putra terus mengekori dirinya.
"Gak, lo tadi suruh anterin gue gak mau. Gak usah minta" ketus Kyla sontak membuat Putra memasang muka telur yang membuat Kyla jijik seketika.
"Ky, coba liat" Afkar merebut kantong kresek tersebut dan membuka isinya. "Lo beli seekor?? Kita makan bareng" putus Afkar seenak jidatnya.
"Gak.. gak.. gak.. nanti gue makan apa?? Beli sendiri" Kyla merebut ayam bakarnya kembali, mengamankannya dari kedua saudaranya yang sedang dilanda kelaparan hebat. Karena memang ini adalah jam makan siang. Jadi wajar jika mereka merasa lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...