Pagi itu kelima orang tersebut memutuskan untuk berkeliling sekalian mencoba wahana yang tersedia di Taman Hutan Raya, Bandung.
Karena keadaan Kyla tak kunjung membaik. Maka Kyla pun tinggal di villa untuk beristirahat.
Afkar berjanji tidak akan pulang larut padanya, karna telah meninggalkan adiknya sendirian, ia juga merasa bersalah padanya.
"Mau naik wahana apa dulu ini??" Tanya Afkar pada mereka.
"Flying fox" sorak mereka semangat, Afkar menghela nafasnya panjang.
Plak...
Raka memukul punggungnya lumayan keras. "Yang ikhlas dong bang!! Ayo ayo kita have fun aja" ajak Raka dengan bersorak senang.
"Ayo!!" Serempak mereka semangat.
Seharian mereka berkeliling menikmati pemandangan, wahana dan sajian makanan yang ada di Taman Hutan Raya tersebut.
Mereka terlihat senang, kecuali Afkar yang sedari tadi menghembuskan nafasnya kasar, entah kenapa lelaki itu terlihat sangat tertekan.
Putra sudah mengajaknya bermain wahana ini, itu, tapi tetap saja abangnya itu masih terlihat suntuk.
Memang sih, Afkar kelihatan senang ketika diminta menemani mereka naik wahana, tapi saat kakinya menginjak ke tanah mood-nya itu langsung berubah drastis.
Putra menghela nafasnya lelah. Ia sudah lelah membujuk kakaknya untuk ikut bergembira bersama mereka. Mungkin Kyla yang tidak ikut bersama dengan mereka saat ini adalah penyebab utamanya.
Kakaknya itu pasti mengkhawatirkan Kyla yang sedang sakit, di tinggal di villa sendirian. Belum lagi, ketika mereka akan berangkat, wajah Kyla seperti semakin pucat dan tangannya pun terasa begitu dingin.
Hari sudah menjelang sore. Setelah makan malam di sebuah resto, mereka memutuskan untuk pulang kembali ke villa. Entah mengapa perasaan Afkar tiba tiba berkecamuk dengan rasa khawatir dan gelisah.
Afkar menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata. Itu membuat para penumpang yang ada di dalam mobilnya menjerit-jerit ria karena ketakutan dengan aksi ugal ugalan Afkar dalam mengemudikan mobil tersebut.
“Put.. telfon kakak lo! Perasaan gue gak enak, sumpah!” seru Afkar melirik Putra dari spion tengah, mobilnya.
Putra pun menelpon Kyla seperti yang diperintahkan oleh Afkar padanya. Dan beberapa saat panggilan itu diangkat oleh Kyla. “Oh.. ya udah kalo gitu” ucap Putra dan mematikan sambungan teleponnya.
“Gimana??” tanya Afkar melirik kembali adiknya dari spion tengah mobilnya.
“Gak papa, dia lagi tidur. Tapi kok suaranya pelan banget ya??? Kayak orang sekarat aja” celetuk Putra membuat Afkar semakin menancapkan gas mobilnya.
“Woyyyy.. pelannnn!” sorak mereka, mengeratkan pegangan mereka masing-masing.
🐝 🐝 🐝
Tak.. Kyla meletakkan secangkir kopi di atas meja kecil yang berada di sebelah Afkar, kini mereka berdua berada di teras villa. Sedang duduk berdampingan sambil menatap matahari terbenam.
"Kenapa sih bang?? Stress banget kelihatannya??" seru Kyla dengan menyuapkan sebuah camilan ke dalam mulutnya.
Afkar melirik adiknya sambari meneguk kopi yang di bawakan Kyla, barusan. "Gak!! Biasa aja" sahut Afkar kembali melihat layar handphone nya. Dan melirik ke arah Kyla sekilas.
"Hm.. cuek mode on!!" Gumam Kyla menghembuskan nafasnya kesal.
"Kalo lagi ada kerjaan ya udah, nanti aja dipikir pas pulang. Sekarang kan lagi liburan, nikmati aja lah pemandangan di sini dulu, sekali-sekali santai gak papa kali bang" ucap Kyla panjang.
Afkar menghela nafasnya lelah. "Tapi kalo santai terus bisa berantakan juga kerjaannya" omel Afkar dengan menyanggah dagunya menggunakan punggung tangannya, pada tangan kursinya.
"Nyindir nih!!"
"Gak!!"
Lagi lagi Kyla menghembuskan nafasnya kesal. "Bang!! Orang yang suka kerja lembur bagai kuda aja, pasti sesekali ngasih jeda badannya buat istirahat. Masa lo engga sih? Lo kan udah sukses! Jadi sekali-kali gak papa kok, elo nikmati waktu istirahat yang jarang banget lo lakuin ini! Lo kan tiap hari begadang, sampai gak tidur buat nyelesain kerjaan lo?! Istirahat itu penting kali bang, istirahat bentar bukan berarti lepas tanggung jawab dari kerjaan lo kok. Sans dulu lah.." ucap Kyla panjang, dan membuat Afkar memperhatikan bagaimana cara adiknya menasehatinya.
Afkar menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya, menghela nafasnya lelah. Dan menikmati pemandangan yang tersaji di depan matanya.
"Tidur sana!! Besok masih harus jalan. Lo harus ikut. Jangan sakit terus. Muka lo masih putih kayak mayat tuh" ucap Afkar menoyor kening adiknya. Kyla pun menekuk wajahnya, menatap Afkar dengan pandangan cemberut.
Kyla pun bangkit dari duduknya dan menatap Afkar sebelum dia masuk ke dalam. "Jangan malam malam tidurnya" tuturnya menepuk pundak Afkar dan masuk ke dalam villa.
🐝 🐝 🐝
"Hoamm!!" Angel menguap lebar sambari meregangkan tubuhnya.
Dia berjalan, dan perlahan mulai berlari kecil melewati jalan setapak yang masih terlihat sepi. Pukul 05.00 pagi, gadis itu sudah berolahraga agar tubuhnya sedikit lebih segar.
Karena akhir akhir ini dia terus tidur dan menatap layar handphone sepanjang hari. Sungguh pola hidup yang tidak sehat. Jadi ia harus mengolahragakan tubuhnya agar tetap sehat.
"Aduhh!!" Rintih seseorang tak jauh darinya. Angel berlari mendekat dan ternyata itu adalah Syasya yang sedang kesakitan, mungkin kakinya terkilir.
"Lo kenapa??" Tanya Angel berjongkok melihat kaki Syasya.
"Gak tau!! Tadi kesandung terus gak bisa di buat berdiri" sahut Syasya kesakitan.
Angel memijat kakinya pelan dan KRAKKK....
"Huakkk!!" Teriak Syasya keras, Angel malah tertawa.
"Sini!! Coba berdiri" Angel menariknya agar berdiri tegak. Syasya menggerak gerakan kakinya. "Eh!! Kok gak sakit lagi??"
Angel tertawa "Haha udah gak papa kan?! Gue duluan ya"
"Eh kak!! Makasih ya, bareng dong!! Masih gelap nih, boleh join kan??" Syasya berjalan di samping Angel. Oh.. ternyata Angel bukan orang sekejam yang ada di fikiran Syasya selama ini.
"Boleh!! Santai aja kali"
Syasya tersenyum "Ngomong ngomong makasih ya kak!! Aku kira kakak jahat orangnya"
"Haha gue emang jahat kok Sya, tapi gue masih punya hati buat nolong orang yang butuh bantuan gue" jelas Angel menyeringai.
Syasya hanya diam mendengarkan ucapan gadis di sebelahnya itu. Tiba tiba saja Putra berada di pinggir jalan, tepat di depan mereka.
"Lo ngapain di sini Ngel??" Kata Putra sinis.
"Eh..gue?? Jalan jalan aja, kenapa?? Gak boleh?? Jalanan bukan punya nenek lo kali Put" ucap Angel tak kalah ketus.
"Ya udah jalan!! Ngapain lo berhenti" sinis Putra. Angel pun berlalu dari hadapan mereka.
"Putra!! Lo kenapa sih!! Orang kak Angel udah nolong gue juga kok" kesal Syasya menendang kaki Putra keras.
"Aduh!! Nenek sihir bantuin lo apa sih Sya?? Gue sampek di tendang segala, sakit oneng!!" protes Putra menggosok betisnya yang ngilu karena ulah Syasya.
"Lo sih bangunnya kesiangan!! Jadi gue jogging duluan, eh pas di tengah jalan gue kesandung terus kaki gue keseleo, gak bisa buat jalan!! Mana jalanan sepi lagi, untung kak Angel lewat di bantuin deh sampek sembuh. Gue gak mau tahu, pokoknya lo minta maaf sama dia nanti" omel Syasya dengan menjelaskan situasinya tadi.
Putra menghembuskan nafasnya kasar "Nanti kan?? Ya sudah nanti, kita jogging aja dulu sekarang" Putra menyeret Syasya.
"Dasar kepala batu!!"
"Kepala gue dari tengkorak Sya"
"Serah lu dah!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...