Pukul 17.00..
Kyla baru saja pulang dari sekolahnya. Ia datang bersama dengan Raka dan Tasya.
Inginnya, mengerjakan tugas kelompok bersama sama di rumah Kyla. Karena sangat tidak mungkin jika mereka mengerjakannya di rumah Tasya atau Raka.
Karena jika di rumah Tasya, mereka akan lebih kerepotan dengan adik adi Tasya yang kelakuannya sangat usil bin ajaib. Adanya malah bukan belajar, malah main kejar kejaran sama para kurcaci kecil yang tengil.
Jika di rumah Raka, tidak enak dengan para tetangganya. Karena semua saudara Raka adalah laki laki, dan kedua orang tua Raka juga sedang pergi ke luar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya.
“Assalamualaikum...” salam ketiga orang itu memasuki rumah Kyla.
“Waalaikumsalam. Mau belajar disini?” tanya Afkar yang datang dari arah belakang mereka dengan setelan jas hitam dan tas hitam yang di tenteng di tangan kanannya.
“Baru pulang lo kak?” ucap Kyla melihat kakaknya yang masuk bersamaan dengan mereka.
“Yoi.. ada tart di mobil gue Ky, ambil gih..” ucap Afkar dengan memberikan kunci mobilnya kepada Kyla. “Di kursi belakang ya Ky?”
Kyla pun mengangguk paham dan melakukan apa yang di pinta kakaknya. Sementara itu Tasya dan Raka sudah duduk manis di sofa ruang tamu rumah Kyla, dengan mengeluarkan segala keperluan kegiatan kelompok-an mereka dari dalam tas rasel mereka masing masing.
“Bentar ya.. gue buatin suguhan. Sekalian ganti baju” ucap Kyla, ketika masuk kembali, dengan membawa kue tart dari dalam mobil kakaknya.
Tasya dan Raka hanya mengangguk, meng-iya-i perkataan Kyla. Kyla pun bergegas ke dapur untuk menaruh tartnya dan mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
“Hoooaaammm....” uap Putra lebar. Tasya dan Raka langsung menoleh ke arah sumber suara. Membuat si empu langsung menutup mulutnya yang menguad dengan lebar, sambai tersenyum kecut.
“Hehehe.. ada kalian. Mau ngapain nih? Main??” tanya Putra sambil mendekati kedua sahabat kakaknya yang setia duduk di sofa ruang tamu.
“Belajar..” sahut Tasya dan Raka hanya menganggukinya.
Putra yang menatap tumpukan buku yang ada di atas meja pun hanya ber ‘o’ ria. Lalu Putra berjalan meninggalkan mereka dan memasuki dapur, bersamaan dengan kakaknya yang memiliki tujuan yang sama dengannya, yaitu dapur!
“Waawww.. siapa yang ultah nih?” tanya Putra melihat adanya kue tart di atas meja makan.
“Gak tau. Kakak kok.. lo mau? Ambil sendiri ya” ucap Kyla dengan memotong beberapa bagian, yang lalu meletakkannya di atas piring saji. Tak lupa Kyla menuangkan 3 jus jeruk ke dalam gelas.
“Eh.. kak, lo ngajakin Syasya ikut liburan?” tanya Putra dengan melahap potongan kue yang baru saja di potongnya.
Kyla mengangguk singkat. “Kenapa emangnya??”
“Gak papa. Bagus aja hehehe.. lagian Syasya itu gak punya temen di kelas” curhat Putra dengan memotong kue tersebut sekali lagi, dan dilahapnya dengan rakus.
“Lah?? Banyak deh perasaan gue. Kemaren pas di kelasnya dia akrab tuh sama teman-temannya” ucap Kyla dengan sibuk memindahkan barang bawaannya ke atas nampan.
“Parasit doang itu mah. Orang gue gak pernah liat di sama temannya kalo pas istirahat. Di kelas juga dia duduk di bangku paling depan, sendirian lagi”
“Yah.. Syasya juga diem sih anaknya. Mungkin dia memang tipe penyendiri?”
“Ah.. gak mungkinlah. Orang Syasya humble gitu. Masa lo gak ngerasa sih kalo lo ngomong sama dia? Kalo dia tuh orangnya seru juga? Basipun rada kikuk sih kadang”
Kyla diam sejenak, lalu ia mengedikkan bahunya tak tahu. Dan melenggang pergi ke teman temannya yang sudah menunggunya di depan.
🐝 🐝 🐝
Minggu, hari H liburan ke puncak...
Syasya dan Tasya sedang berada di dalam kamar Kyla. Hari ini entah kenapa Kyla tidak enak badan. Jadi mereka memiliki tugas utama untuk menjaganya selama mereka sedang berlibur.
Kyla berjalan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian santai nan rapi. Jeans putih dengan hem warna biru dongker, dipadukan dengan kacamata hitam dan sepatu sneakers yang senada dengan celananya.
“Udah siap gue.. kita turun” ucap Kyla dan lekas berjalan keluar diikuti kedua temannya.
Raka menatapnya dari lantai satu. Kyla berjalan dengan sedikit tertatih, kata Afkar, Kyla sempat muntah-muntah kemarin malam, dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Dan tadi pagi ia merasa pusing sampai tidak berani membuka matanya.
Mungkin Kyla memiliki riwayat penyakit vertigo?! Jadi Afkar hanya memberinya obat pusing biasa dan belum sempat membawanya ke dokter.
“Lo gak papa Ky??” tanya Raka memapahnya. dari tangga.
Kyla hanya mengangguk pelan dan berjalan di bantu oleh Raka ke mobil. Di mobil mereka sudah bisa melihat jika Putra dan Afkar sedang menunggu mereka.
“Udah?? Kita berangkat sekarang?” tanya Afkar dan memastikan semua penumpang sudah naik ke dalam mobil.
“Siap..” seru mereka dengan gembira. Kecuali Kyla yang hanya mampu mengacungkan jempolnya. Dan mereka pun berangkat ke tempat tujuan, yaitu kota Bandung.
🐝 🐝 🐝
"Woahhh, bagus banget gila" jerit Syasya tertahan melihat keindahan Taman Hutan Raya, Bandung.
Yups.. baru saja mereka telah sampai ke tempat tujuan mereka. Pemandangan hutan yang begitu asri mampu mencuci mata mereka yang sudah hampir bosan menatap padatnya lalu lintas kota Jakarta.
Putra tersenyum melihat Syasya yang kegirangan, melihat pemandangan Hutan Raya tersebut.
Memang Bandung itu rajanya tempat wisata, pikir Putra dengan ikutan menghirup udara segar yang mampu menyejukkan dirinya.
"Terus kita nginap dimana kak??" Tanya Kyla menyikut pundak Afkar, yang se-dari tadi sibuk dengan ponselnya. Ingin sekali rasanya Kyla melempar ponsel kakaknya itu ke tengah hutan, karena jengkel.
"Ada villa di depan, kita nginap sana" sahut Afkar cuek. Kyla hanya mengangguk paham sampil mendengus kesal mendengar respon Afkar yang datar dan cuek.
Namun, yang lainnya malah bersorak senang mendengar apa yang dikatakan oleh Afkar barusan. "Yess!! Villa kuy, ayok Sya!! Pasti di depan bagus pemandangannya" teriak Putra berlari sembari menyeret tangan Syasya ke arah Villa tersebut.
Syasya yang sedang senang pun tak menghiraukan hal-hal kecil yang di lakukan oleh Putra. Kyla hanya mampu tersenyum lemah. Perutnya sudah mulai terasa mual kembali, dan pusing yang melanda kepalanya tiba tiba muncul kembali bagai sebuah ombak yang menghantam sebuah batu karang dengan sangat kuat.
"Dasar kids jaman now" gumam Raka berdecih.
"Kak, hari ini mau jalan kemana??" Tanya Kyla dengan nada lirih.
Afkar seakan berfikir sejenak. "Hm.. enaknya kemana??"
"Gak tau?? Muter muter aja kalo gitu wkwkwk" sahutnya tertawa lemas.
"Udah.. sakit jangan di buat ke tawa, jelek tuh muka lo Ky" celetuk Afkar menjepit hidung adiknya hingga Kyla mengeluh sakit.
“Nyebelin..”
“Hahahaha.. maaf Ky”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...