10. Kesempatan

4.2K 221 2
                                    

Kyla masih duduk di meja makan. Sementara itu Putra sudah berangkat dari 5 menit yang lalu. Kyla masih sibuk menghabiskan susu coklat yang baru saja di buatkan oleh kakaknya untuk melengkapi sarapannya.

Bin.. bin... kling...!

Suara klakson mobil dan sebuah pesan, terdengar secara bersamaan. Kyla mengambil ponselnya dan melihat pesan masuk yang ada di aplikasi WhatsApp-nya. 

Disana tertera nama Raka. Gue di depan.. keluar!

Itu isi pesannya. Melihat itu Kyla langsung bergegas menegak susunya hingga tandas. “Kak.. Kyla berangkat” seru Kyla dengan menyalami kakaknya dan lekas berlari keluar rumah.

Namun baru saja sampai di depan pintu. Kakaknya itu kembali menyerukan namanya dan membuatnya menghentikan langkahnya sesegera mungkin. 

“Ya??” tanya Kyla menoleh pada kakaknya yang tengah berjalan ke arahnya dengan mengacungkan sebuah buku paket.

“Punya Putra, ketinggalan kayaknya. Kasihin dia nanti ya” ucap Afkar dan menyerahan buku tersebut kepada adiknya.

Kyla pun menerimanya dan segera memasukkannya ke dalam tas ranselnya. “Iya, Kyla berangkat. Assalamualaikum!”

“Waalaikumsalam”

♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Jam istirahat pertama..

Tasya lekas bangkit dari kursinya, dan berjalan mendekati Kyla yang tengah tertidur di bangkunya. Tok..

“Ky.. bangun! Udah istirahat nih” ucap Tasya dengan mengguncang tubuh sahabatnya pelan. Kyla pun mengerjapkan matanya dan menguap sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.

“He-em.. kantin kah?” tanya Kyla dengan wajah bantalnya. Tasya tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya “Sorry.. gue mau kesana sama doi. Kalo lo mau ikut gak papa sih.. tapi ya jadi nyamuk lo entar” ujar Tasya dengan senyum kikuknya.

Kyla menghela nafasnya malas. “Bucin mulu. Ya udah sana lah! Gue mau kasih-in bukunya Putra ke kelasnya” ucap Kyla dan berjalan beriringan bersama dengan Tasya keluar kelas. 

Sementara itu, mereka tak melihat kemana Raka. Entah kemana lelaki itu pergi, mungkin sudah bermain dengan teman temannya di lapangan sepak bola. 

“Ky...” teriak Raka dari lapangan, dengan melambaikan tanganya kepada Kyla yang masih terlihat setengah mengantuk.

Kyla pun hanya melambaikan tangannya acuh kepadanya dan berjalan ke lantai dua, lorong tempat anak kelas 11 berada. Ia berjalan ke arah kelas Putra dan mengetuk pintunya.

“Putra ada?” tanya Kyla pada Sabil. Teman sekelas Putra yang sering main kerumahnya, dan teman temannya yang lainnya.

“Gak ada kak. Tadi keluar sama anak anak. Mungkin main basket di lapangan belakang” ucap Sabil dan Kyla pun berdecak kesal. “Kenapa kak?” tanya Sabil lagi.

Kyla hanya menggeleng dan lekas pergi dari sana. Ia berjalan ke arah lapangan basket yang ditunjukkan oleh Sabil tadi. Namun, ketika di perjalanan ia melihat Syasya yang tengah membaca bukunya di tepi lapangan, dekat pohon beringin.

Dan Kyla pun mempunyai ide untuk itu. Kyla berjalan ke arah gadis itu dan Syasya pun menatap kakak kelas yang tengah tersenyum manis padanya itu. “Kenapa kak?” tanya Syasya polos.

Kyla pun menyerahkan buku paket tersebut. “Bisa tolong kasihin Putra? Lo Syasya kan?"

“Iya kak. Tapi kok di kasih ke gue? Emang anaknya kemana? Tanya Syasya dengan menerima buku yang diberikan Kyla.

I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang