47. Baper

300 17 0
                                    

Raka berjalan masuk ke rumah Kyla dengan dipandu oleh Caca. Gadis kecil itu mengantarkan Raka pada Kyla yang sedang menikmati udara sejuk pagi hari di balkon kamarnya.

“Masuk gih..” ucap Caca ketika mereka berada di depan kamar Kyla. 

Raka pun lekas masuk dan menatap Kyla yang sedang duduk disebuah kursi goyang yang ada di balkon kamarnya. Mata gadis itu terpejam, ia sedang menikmati sejuknya udara yang menerpa wajahnya dengan halus.

"Ky!!" panggil Raka mendekatinya, Caca menutup pintu tersebut dan bersandar disana, mengawasi keduanya.

Kyla terdiam sambari tersenyum tipis. "Hai Ka. Kamu kurusan" celetuk Kyla tersenyum tipis sambari mengusap pipi Raka lembut. 

Lelaki itu menggenggam tangan Kyla sambari berucap maaf. "Maafin gue, gue salah.. maaf.. huk.." ucap Raka menangis sambari menggenggam tangan Kyla erat. 

Kyla meneteskan air matanya sambari memaksakan senyumnya. "Gue maafin lo, asal lo mau tunangan sama Bunga" 

Raka menggeleng. "Gue gak mau. Gue sayang sama lo, bukan dia. Ga bisa kah lo tetap pertahankan gue Ky.. maafin gue??" ucap Raka memohon.

Gue juga pengen.. tapi gue gak bisa egois Ka.. gue gak bisa..

Kyla menggeleng. "Maaf. Gue gak bisa" 

Raka menatap dalam mata Kyla sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya, mengerti akan keputusannya. 

"Gue bakal tunangan sama Bunga buat lo, gue sayang lo Ky" pahit Raka, memeluk Kyla erat seakan dia takut jika Kyla menghilang dari hadapannya. 

Maafin gue Ka.. maaff...

Caca menatap mereka sedih. Hatinya ikut merasa sakit melihat mereka. Cinta itu kejam, dia hanya menjanjikan sebuah kebahagiaan dengan sombong dan perlahan merenggut semua yang dimiliki sang insan sebagai pengorbanan, pikir Caca saat itu.

Caca keluar dan terkejut melihat Riko tiba-tiba ada di hadapannya, sepertinya lelaki itu hendak mengetuk pintu, mencarinya. Karna tangan Riko tepat berada di depan keningnya, saat Caca keluar, persis seperti akan mengetuk pintu. 

"Ngapain??" tanya Caca menahan tawanya.

Riko langsung menurunkan tangannya sambari berdehem. "Ehem!!" 

Riko mengerutkan keningnya melihat wajah Caca yang terlihat sedih, walau ia sedang tersenyum, menertawakan sikapnya yang barusan. "Lo kenapa??" 

Caca menepuk kening Riko, plok..

"Jomblo kepo mulu" celetuknya sambari tertawa. 

Riko tersenyum tipis melihat Caca yang tersenyum dan tak kehilangan keusilannya. Namun Caca malah mengerutkan dahinya melihat Riko tersenyum. 

"Lo senyum?? Kok ngeri??" 

Seketika Riko mengubah wajahnya menjadi datar seketika. "Bawel" ejeknya menarik hidung Caca keras.

"Ugh.. Riko bangke!!" umpat Caca keras.

🐝 🐝 🐝

1 minggu berlalu... 

Keadaan mulai menjadi netral.Hubungan Raka dan Kyla sudah membaik seperti biasanya, Leo pun masih sibuk menggoda Kyla seperti biasa. 

Putra dan Syasya sudah mulai berpacaran ketika akhir bulan Maret kemarin, yah.. walau Putra menembaknya tak sesuai dengan harapan Syasya, tapi Syasya tetap saja menerimanya. Apalah daya jika hati telah berkata.

I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang