"CACAAA!!"
Teriak Aldo dan Bagas langsung mengejar adik kecilnya itu.
Namun Caca sudah keburu hilang dari pandangan mereka, ketika mereka sampai di persimpangan jalan raya. Bagas dan Aldo menghela nafas frustasi dengan melihat ke kanan dan ke kiri.
"Mini market yang mana ini Bang??" ucap Bagas kebingungan. ia menengok ke kanan dan ke kiri, namun jalanan terlihat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.
"Mencar aja!! Gue kanan, lo kiri" perintah Aldo.
Bagas dan Aldo langsung berlari ke sisi yang berlawanan. Untuk mencari keberadaan Caca yang hilang bagai di telan bumi.Klingg..
Kyla keluar dari mini market dengan sekantung besar belanjaan. Ia pun lekas pulang kerumahnya.
Namun ketika Kyla sedang dalam perjalan pulang, dia melihat Caca yang berlari tergopoh-gopoh ke arahnya.
"Kenapa Ca?? Kok lari-lari??" tanya Kyla ketika melihat gadis itu berhenti dihadapannya dan mengatur nafasnya yang tersengkal-sengkal karna kelelahan berlari.
"Caca mau ikut, tapi kakak gak dengar!! Tadi gue udah teriak-teriak kayak tarzan, tapi yang di teriakin gak punya kuping mangkanya gue susulin hmmzzz.." protes Caca dengan mendengus kesal.
Kyla terkekeh melihat cara penuturan keponakannya itu. "Hehe ya maaf, beli es krim sana deh!! Nih gue traktir" ucap Kyla, dan memberinya selembar uang 100 ribu.
"Semua?!"
Kyla mengangguk.
"Yesss!! Bentar ya, tungguin loh. Jangan di tinggal lagi. Awas.." ancam Caca dengan mengarahkan jari tengah dan telunjuknya ke arah matanya dan ke arah mata Kyla beberapa kali, memperingati Kyla dengan cara kekanak-kanakan.
"Iya iya" ucap Kyla menertawainya.
Kyla pun beranjak duduk di bangku yang ada di depan minimarket tersebut, menunggu Caca yang tengah sibuk memilih berbagai varian es crimnya. Beberapa saat Caca keluar dengan memakan es crim rasa coklat, kesukaannya.
"Udah??" tanya Kyla, dan Caca pun hanya mengagguk.
Mereka berjalan pulang dengan langkah beriringan. Satu kantung belanjaan yang di bawa oleh Kyla, sudah berpindah tangan ke tangan keponakannya tersebut.
Drrrttt.. drrttt...
Handphone Kyla berdering. Dan Kyla lekas menerima panggilan tersebut. Caca pun menoleh padanya sekilas, memperhatikan gelagat kakaknya.
“Halo!! Kenapa Gas??” tanya Kyla pada ponakannya yang terdengar sedikit panik di sebelah sana.
Kak, Caca sama lo kan??
“Iya ini disebelah gue” Kyla melirik Caca yang juga memandangnya dengan mata lucunya. Kyla pun tersenyum menatap wajah telurnya itu.
Owhh.. ya udah kalo gitu. Gue tutup!! Jangan pulang malam malam
Dan bagas pun mematikan sambungan telfon mereka. Kyla langsung memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana jensnya itu.
"Kenapa kak??" tanya Caca masih setia melihatnya.
Kyla tersenyum sambari mengelus puncak kepala Caca. "Gak papa!! Abang lo nyariin lo.."
"Ohh...!!" sahut Caca acuh.
Mereka kembali berjalan pulang, hingga mereka sampai di ujung pertigaan jalan. Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di hadapan mereka. Atau lebih tepatnya menghentikan langkah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...