Duk..duk..duk... Putra menendang nendang pintu kamar Kyla keras. Akhirnya si empu kamar pun menjadi terganggu tidurnya, dan ia pun bergegas keluar dari kamarnya dengan emosi yang membludak.
Buakk...
Kyla memukul kepala Putra keras. "APA..!!!" teriak Kyla kesal, tepat di depan wajah Putra.
"Buset dah!! Banjir muka gue" celetuk Putra, dengan mengelap wajahnya menggunakan tangannya "Dipanggil kakak, ke kamarnya ya!!"
"Hihhh!! Kenapa sih... ganggu orang tidur mulu" omel Kyla kesal dan menjitak kepala Putra sebagai pelampiasan amarahnya.
Ia pun berjalan ke arah kamar Afkar yang jaraknya hanya lompat 2 kamar dari kamarnya. Kyla pun masuk ke kamar Afkar dengan membuka pintu kamar abangnya itu dengan heboh.
Brakk..
"Kenapa?!" teriak Kyla dengan nada tinggi.
Afkar dengan spontan menutup kedua telinganya. Dan menghela nafasnya lelah.
Berusaha menyabarkan dirinya untuk tiak menjitak kepala adiknya yang tak tahu sopan santun kepada kakaknya.
"Bikinin gue bubur!! Tenggorokan gue sakit buat makan nasi" pinta Afkar dari balik selimutnya.
"Ini apaan sih!!" Kyla membuka selimut Afkar yang menutupi sekujur tubuhnya. Kyla melototkan matanya melihat Afkar yang menggigil.
"Loh!! Lo sakit bang?? Panas banget badan lo?? Putra!!PUTRAAAAA!!" Panggil Kyla, teriak.
Setelah kepulangan mereka dari berwisata kemarin. Kakaknya itu langsung lembur selama 3 hari nonstop dan jarang pula menyentuh makanannya. Wajar jika sekarang dia sakit karena kelelahan.
Putra yang berada di dalam kamar mandi, langsung keluar dan naik ke kamar Afkar dengan langkah tergopoh-gopoh karena tadi dia sedang BAB di kamar mandi. "Kenapa!! Brodd..."
"Ugh!! Bangkek, lo habis nabung ya Put?? Badeg baget kentut lo" protes Kyla menutup hidungnya, begitu juga dengan Afkar yang terkena semburan fogging dari adiknya.
"Lo sih!!orang lagi PW juga kok dipanggil, ya panik lah gue. Udah, kenapa??" Sahut Putra jutek.
"Telpon kakaknya kak Raka sono!! Abang lo demam nih, kelihatannya radangnya kumat" Putra langsung mengeluarkan handphone-nya dan menelpon Aulia, kakak sepupu Raka + dokter pribadi rumah mereka.
Kyla mencari cari jaket untuk Afkar dari dalam lemari, secara acak dan segera memakaikannya.
"Gue masak bubur dulu ya!! Nanti kalo kak Aulia datang, lo langsung suruh masuk aja" pesan Kyla dan berjalan ke arah dapur.
"Put!! Besok gue ada rapat sama pemilik saham, nanti kalo gue disuruh istirahat sama Aulia jangan bilang kakak lo ya. Ntar gue gak boleh keluar!" pinta Afkar dengan nada memohon.
"Yaelah bang!! Lo kalo sakit istirahat aja kali, Papa kan bisa!! Nanti biar gue yang ngomong"
"Gak usah!! Ntar lo kena semprot tuh abah-abah peyot!"
"Sans aja! Udah kebal!" dan beberapa saat kemudian Aulia pun datang dan langsung memeriksa Afkar yang tengah terbaring sakit di atas ranjangnya.
Saat Aulia turun, Kyla pun menyambutnya dari balik pantry dapur.
"Eh.. Kak Aul!! Gimana abang gue??" tanya Kyla, saat Aulia selesai dengan Afkar di atas dan sedang duduk di meja makan.
Tentu saja Kyla langsung menyajikannya segelas jus mangga yang baru saja di buatnya.
"Gak papa kok Ky!! 3 hari juga sudah sembuh itu, jangan boleh makan pedes dulu aja, sama mie instan gak boleh ya!! Abang lo kan demen tuh makan mie instan, jadi buat sementara lo lenyapin aja tuh barang dari hadapannya" jelas Aulia dengan meneguk jus yang diberikan oleh Kyla barusan.
"Oke!! Siap deh kalo gitu, thanks ya!! Ayo gue antar keluar" ucap Kyla ketika melihat Aulia bangkit dari duduknya, hendak pergi dari tempatnya singgah.
"Gak usah!! Tadi resep obatnya gue titipin Putra ya Ky, nanti lo beli di apotik" pesan Aulia dan berjalan keluar.
"Oh..iya iya makasih ya kak!! Hati hati di jalan ya"
"Iya!! Gue cabut ya dek"
"Siap!!" Aulia pun benar-benar keluar dari rumah tersebut. Kyla berjalan ke kamar Afkar dengan membawa semangkuk bubur ayam dan segelas air putih yang baru saja di masaknya.
Cklek..
Kyla masuk dan memberikan apa yang di bawanya kepada Afkar. Putra yang ada di sebelah Afkar pun mengintip apa yang dibuat oleh kakak perempuannya untuk pasien sekarat yang ada di depannya ini.
“Widiww.. Putra juga mau dums” ucap Putra dengan menaik turunkan kedua alisnya sambil memandang Kyla.
Afkar menyambut bubur yang dibawa Kyla dengan senang hati. Ia langsung melahapnya dengan lahap. Semua masakan Kyla selalu saja enak dan pas untuk segala kondisi.
"Ambil sendiri di belakang tapi lo beliin dulu obatnya abang lo, gih sana pergi ke apotek" pinta Kyla, dan Putra pun mengangguk, dan lekas keluar dari kamar Afkar.
Setelah Putra keluar. Kyla beranjak duduk di tempat Putra. Duduk di kursi kayu yang ada di samping ranjang kakaknya. Kyla menatap Afkar yang sedang melahap buburnya dengan rakus.
"Lo dijodohin kan bang!!" celetuk Kyla membuat Afkar hampir saja tersedak gumpalan daging ayam yang hendak di telannya.
"Uhuk..uhuk..ngomong apa lo Ky!! Siapa yang bilang gitu??" Kata Afkar meneguk air putih yang di sodorkan oleh Kyla padanya.
"Dengar dari asisten lo aja sih!! Tapi kelihatannya benar, soalnya lo sampai sakit gini" tebak Kyla tepat sasaran.
"Sotoy lo Ky!! Cuma hoax itu" eles Afkar tak mau mengakui berita fakta itu di depan adiknya. Kyla menghela nafasnya lelah, dan merebahkan dirinya di ranjang Afkar.
"Tapi kalo emang berita itu bener!! Gue bakal gak terima, gue bakal mogok makan, mogok sekolah, biar kakak gue ini bisa milih jodohnya sendiri bukan di jodoh-jodohin kayak burung lovebird punya Raka" panjang Kyla membuat Afkar senang dan senang secara bersamaan mendengar penuturan adiknya tersebut.
"Gaya lo Ky.. Ky!! Udah keluar sana, bawa juga mangkuknya. Gue mau tidur, sana keluar" usir Afkar dengan menyodorkan nampan yang dipangkunya kepada Kyla.
Kyla pun menyentil kening Afkar keras, dan langsung berlari keluar kamar kakaknya dengan membawa nampan tersebut. Kyla terkikik geli melihat kening kakaknya yang langsung memerah karena sentuhannya itu.
"KYLLLAAAAAA!!!" Teriak Afkar marah.
Dan Kyla malah cekikikan mendengar umpatan dan sumpah serapah kakaknya itu.
Kyla berjalan menuruni tangga dengan senyum senyum gak jelas. Mengingat wajah kesal kakaknya itu, membuat senyumnya selalu terukir kembali.
Tes.. tes.. tes..
Kyla terdiam. Cairan merah, tiba tiba mengucur dari kedua lubang hidungnya. Putra yang ada di depan anak tangga yang ada di lantai satu pun diam, terpaku di tempatnya.
“Kakak.. lo kenapa?” tanya Putra dengan berlari ke arah Kyla yang tiba tiba oleng ke depan dengan mata yang perlahan menutup.
“Pusing..”
“Kylaa” jerit Putra, menangkap tubuh kakaknya.
*
****
Hai, terimakasih sudah membaca cerita ini. Aku benar-benar bersyukur memiliki kalian disini. Terimakasih...
IG : @otvianasofie
See you next time All.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...