30. Khawatir itu wajar

2.4K 115 0
                                    

Kyla berjalan mendahului lelaki yang ia seret pergi bersamanya ketika meninggalkang taman tadi. Lelaki itu hanya tersenyum gemas dengan bagaiman acara Kyla menjaga jarak dengan dirinya.

“Hey..” panggilnya dengan mengenyamakan langkahnya dengan langkah Kyla.

Kyla pun berhenti sejenak ketika melihat truk es krim yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Lelaki yang bersama itu seakan mengerti apa yang di inginkannya.

“Lo mau??” tanya lelaki tersebut dengan senyum manis di wajah tampannya.

Kyla mengerutkan keningnya. Ia merogoh ke dua saku celananya. Namun ia tak menemukan uang yang tersisa disana. “Gak.. ayo!” ucap Kyla dengan nada ketus.

Lelaki itu menahan langkahnya dengan mengegenggam tanangan Kyla. “Apa??” tanya Kyla setia dengan nada ketusnya.

“Ayo beli itu. Gue beliin 2! Tapi setelah makan, lo gue anterin pulang ya” bujuknya, membuat Kyla mendengus kesal.

“Gak mau. Lo kira gue anak kecil apa?! Di bujuk pakek es krim” omel Kyla, padahal di dalam hatinya ia sudah lompat ke sana kemari karna akan di belikan 2 es crim oleh lelaki tak ia tahu siapa namanya tersebut.

“Orang rumah lo kan khawatirin lo. Lagian kenapa lo marah sih, kalo mereka khawatirin lo?? Khawatir kan wajar?! Apa lagi lo itu perempuan. Jadi wajar banget kalo mereka rada over ke elo” ucap lelaki itu membuat rasa kesal Kyla tiba tiba menyusut.

“Tapi gue gak suka” ucap Kyla dengan membuang wajahnya. Namun lelaki itu tersenyum lembut. Setidaknya ia tak melihat Kyla ketus seperti di awal.

“Di sayang kok gak mau.. khawatir kan karna sayang! Kalo mereka semua khawatirin lo, berarti mereka semua kan sayang lo???”  ucapnya lagi. Dan kini raut wajah Kyla menjadi sedikit sedih.

“Nah.. merasa bersalah kan lo, udah bentak orang yang sayang lo tadi?! Udah sekarang gue beliin es krim terus gue anterin pulang. Oke???”

“Hemm.. okey” sahut Kyla, lirih.

“Pinter..”

🐝 🐝 🐝

"Huaaa!! Gak mau lepasin, sakit!!" tangis Caca ketika temannya yang lelaki itu entah akan mengajaknya pergi kemana.

Karna Caca itu anak yang polos, teman-temannya yang nakal sering menggodanya hingga taraf yang tak wajar.

"Udah ikut aja Ca!! Seru kok" kata temannya bernama Riko.

Lelaki itu sering sekali mengerjai Caca, walau Caca sudah menangis, lelaki itu tak akan berhenti mengganggunya.

"Gue gak mau Ko!! Lepasin, sakit tau" tangis Caca karna genggaman Riko yang terlalu keras.

"Cemen amat sih Ca!! Gue kan cuma mau tunjukin sesuatu sama lo. Gak bakal gue apa apain kok, gue gak tertarik sama cewe krempeng kayak lo" tegas Riko malah membuat Caca menangis keras.

"Tapi lepasin!! Sakit tau tangan gue, gue aduin abang gue loh!! Bang Bagasss" teriak Caca keras, Riko langsung membekap mulutnya rapat.

"Berisik ah Ca!! Gue gak bakal apa apain lo. Diem aja sih, tinggal ikut aja loh" paksa Riko.

"Tapi lo bawa gue kehutan!! Siapa yang gak takut Rikooo, gue takut anjing" kata Caca menangis.

"Gak ada apa apa!! Gue sering kesini, ini kebun apel bukan hutan dongol" ucap Riko menoyornya lagi.

"Aduh!! Sakit tahu, lepasin tangan gue!! Gue gak bakal kabur serius deh" kata Caca memohon karna tangannya itu sudah sangat merah.

Riko pun melepaskannya. "Awas lo kabur!! Tanggung sendiri ntar" Riko berjalan duluan, yang namanya Caca itu pasti lah licik, gadis itu perlahan mengendap-endap berjalan balik dan berlari menjauh dari Riko.

I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang