"Hngggg!!!!!!" Kyla meregangkan tubuhnya seraya menguap lebar. Ia memandang sekelilingnya. Ia mengingat apa yang terjadi kemarin dan langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Selamat pagi Ky" sapa Raka duduk di tepi ranjang. Wajah Raka nampak berseri-seri hari ini. Mungkin iya kelewat bahagia dengan status mereka yang sekarang.
Kyla mengerjapkan matanya, bingung. “Gue sama lo pacaran ya??” tanya Kyla memastikan bahwa ingatannya tak salah.
Raka pun mengangguk pelan. “Kenapa? Lo mau nyangkal kejadian kemaren? Lo mau bilang kalo lo cuman bercanda, nerima gue??” omel Raka dengan pandangan mengintimidasi.
“Keputusan kemren tidak bisa di ganggu gugat! Karna lo bilang dalam ke adaan sadar! Gak dalam keadaan mabuk kayak di komik-komik! Gue gak nerima kata putus” lanjut Raka dengan melipat tangannya di dada dan memandang Kyla dengan pandangan menegaskan.
Kyla memeluk pinggangnya sambari meletakkan kepalanya di paha Raka, dan kembali memejamkan matanya.
“Bawel banget sih! Gue cuman tanya satu kalimat. Penjelasan lo dua paragraf.. hah.. dasar bawel” keluh Kyla membuat Raka mendengus sebal.
Melihat sikap Kyla itu, sebenarnya wajah Raka langsung memerah, tapi dia berusaha menahan senyumnya agar Kyla tidak tahu jika dia sedang senang dan malu karna tingkah manjanya.
"Lo laper gak Ky??" tanya Raka dengan mencubit-cubit pipi Kyla bak squisy. Kyla yang masih mengantuk, hanya mengangguk seraya bangkit dari tidurnya dan membalas kelakuan kkasihnya itu. Kyla mencubit keras kedua pipi Raka dengan tangannya.
"Mau gue yang masak??" tawar Kyla tersenyum manis dengan wajah yang di buatnya seimut mungkin.
Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambari menggigit bibir bawahnya, salah tingkah. “Boleh deh..”
Kyla terkekeh melihatnya. "Lo malu ya wkwkwk. Haha lucu banget muka lo Ka wkwkwkwk.." tawa Kyla bangkit dan berjalan ke dapur.
Raka mencibir kesal dan menyeringai seketika. Sebenarnya bukan karna tingkah sok imut Kyla yang membuatnya tersipu, melainkan otaknya yang membayangkan Kyla yang memasak itu sebagai istrinya lah yang membuat Raka tersipu malu.
Tak lama setelah itu, Raka langsung berlari ke arah dapur dan melihat ke arah Kyla yang sedang memasak dengan senyum jahil khas miliknya. Coba bayangan gue beneran.. gue gak tau sesenang apaan gue pas itu wkwkw..
"Masak apa yang?" kata Raka sambil memeluk pinggang Kyla dari belakang. Ini lah Raka yang sebenarnya! Lelaki yang selalu berani melakukan kontak fisik lebih dahulu kepada lawannya.
Kyla yang biasa dengan kelakuan Raka yang lengket itu pun tak merespon hal itu dan otomatis membuat Raka kecewa berat.
“Ngeselin.. gak so sweet lo ah” omel Raka dan melepaskan pelukannya.
Mendengarnya, Kyla pun tersenyum dan membalik tubuhnya menghadap ke Raka. Kyla memeluk Raka dari depan. Dan lagi-lagi wajah Rakalah yang memerah karna malu.
Siapa yang memulai, siapa juga yang kena batunya? Konyol sekali..
Kyla mendongkak dan menatap Raka sambari terkekeh geli. "Kena lagi ya" ucap Kyla tertawa.
Raka mengangguk sambari tersenyum malu. Kyla melepaskan pelukannya dari Raka. "Lo duduk sana aja oke, jangan ganggu gue masak" ucap Kyla dan Raka hanya mengangguk.
Dari pada Raka terus kena serangan balasan Kyla yang selalu membuat wajahnya semerah tomat. Ia pun memilih menurut dan duduk dimeja makan sambari tersenyum melihat kearah Kyla.
"Coba kalo setiap pagi gini, awet muda gue hehe..." gumam Raka senyum senyum sendiri melihat Kyla yang sedang memasakkannya sarapan.
🐝 🐝 🐝
Raka menunggu Kyla di depan kelasnya. Hari ini memang mereka berencana untuk menonton film karna kemarin malam Kyla mendapat informasi dari temannya jika idola favorite-nya membintangi film yang akan mereka tonton nanti.
Tak lama kelas Kyla pun bubar, gadis bertopi itu langsung berlari ke arah Raka yang menyambut kedatangannya dengan sebuah senyum lembut dan sapaan yang tak kalah lembut dengan senyum tampannya itu.
"Hai..Sudah selesai??" tanya Raka mencubit hidungnya, Kyla mengangguk dan pergilah mereka berdua. Dengan menggunakan motor Raka.
Tadi pagi Raka memang sengaja menjemput Kyla ke kampus agar mereka bisa langsung ke bioskop tanda adanya urusan belibet lainnya.
Setelah sampai di bioskop tak sengaja mereka bertemu dengan Putra dan Syasya yang tengah menikmati es krim di salah satu bangku di depan pertokoan, mall tersebut.
Dan sudah jelas, Kyla akan langsung berlari ke arah mereka berdua. Membuat Raka sudah positif tingking jika acara nonton berdua mereka akan buyar, berantakan.
"Kalian juga disini??" tanya Kyla tersenyum pada Syasya.
Syasya yang melihatnya lantas tersenyum senang melihat Kyla dan Raka karna sadari tadi Putra membuat diri bosan.
"Eh..kakak berdua disini. Mau nonton film ya??" tanya Syasya dan kebetulan judul film yang akan mereka tonton itu sama.
"Wahh barengan aja kalo gitu. Gak papa kan Ka??" tanya Kyla dengan wajah riang gembira.
Melihat wajah kekasihnya yang berseri-seri itu, mana mungkin Raka menolak permintaannya. Raka pun mengangguk, memperbolehkan keinginan gadisnya itu, walau dengan rasa yang sedikit kecewa.
"Put hp mulu, kenapa sih??" tanya Kyla mengintip isi yang ada dalam hape adiknya. Ingin tahu, apa yang sedang di lakukan lelaki itu hingga mencueki Sysya yang sudah bete dengannya.
"Katanya Caca mau kesini sama Riko, tapi kok gak sampai-sampai dari tadi. Mangkannya gue WA! Tapi gak di bales bales. Di telfon juga gak di angkat! Kan keselin tuh dua bocah. Buat orang khawatir aja.." omel Putra dengan nada sebal.
Kyla memiringkan kepalanya saat ia mendengar nama yang belum pernah ia dengar. “Riko itu siapa??”
Putra berdecak. “Riko itu bodyguardnya Caca. Kalo Caca kemana- mana di jagain sama bocah itu sih.. jadi gue bilang bodyguardnya Caca!” jelas Putra dan Kyla mengangguk paham.
Kyla pun mengacak rambut Putra. "Caca itu udah gede Put. Apa lagi dia sama Riko kan?? Gue yakin mereka gak papa kok!" ucap Kyla tersenyum menenangkan adiknya yang terlihat sedikit cemas walau pun sedari tadi mengomeli Caca yang tak kunjung datang.
Putra menghela nafasnya lelah dan mengangguk. Syasya juga hanya menghela nafasnya, karna menurutnya Putra terlalu protektif pada keluarganya yah.. walau itu adalah bentuk rasa sayangnya sih.
"Nah itu orangnya nongol" kata Raka melihat kedatangan Caca yang berlari ke arah mereka dengan senyum lebarnya.
"Maaf ya lama. Jalannya macet" ucap Caca dengan menyatuka kedua tangannya di depan wajahnya sambil menunduk, merasa bersalah membuat saudara dan teman-temannya itu menunggu kedatangannya.
Kyla handa mengangguk. Sedangkan Putra hanya menghela nafasnya kesal dan ikutan mengangguk. “Gak papa” kata Kyla dengan mengacak ramput Caca yang rapi, hingga setengah berantakan.
"Ya udah ayo masuk, 5 menit lagi mulai nih" ucap Syasya dan jadilah acara nobar untuk mereka.
Yah gagal deh acara berduaan gue, batin Raka, menghela nafasnya lelah. Dan mengikuti rombongannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Kyla
Teen Fiction(We Love My Sister. Judul aku ganti karena persiapan diterbitkan) Punya kakak yang kayak lemari es berjalan and punya adik yang kayak bawelnya ngalahin pak khatib yang lagi ceramah dimasjid, pak khatib mah berguna ceramahnya, lah ini...hadeh nambahi...