19. Lamaran yang di gantung!

3K 126 1
                                    

Tok.. tok.. ketuk seseorang dari luar kamar Kyla.

"Ky gue Raka!! Gue masuk ya??" tak ada jawaban. 

Raka langsung saja masuk dan melihat Kyla yang tertidur dengan kaki bersila di dinding dan kepala yang megelantung ke bawah. 

Beginikah kelakuan orang yang sedang sakit? Tidak! Memang Kyla saja yang abnormal, hingga bisa bertingkah seperti itu ketika 2 tulang rusuknya dinyatakan patah.

Raka menggelengkan kepalanya dan membenarkan posisi tidur Kyla. Menyelimuti gadis itu, dan menepuk-nepuk selimutnya bak menidurkan seorang putri kecil yang manja. Raka tersenyum lega. 

Lihatlah, tangan kanannya diperban mulai dari siku hingga pergelangan tangan, di keningnya terdapat sebuah perban bekas luka benturan, belum lagi di pipinya terdapat luka lebam bekas tonjokan. Namun sahabatnya itu masih bisa tidur dengan berputar seperti arah jarum jam.

Ketika dirinya mendengar kejadian yang menimpa Kyla dari Putra. Raka langsung tak habis pikir dengan kelakuan Kyla yang brutal. 3 lelaki kemarin yang di larikan ke rumah sakit, dan semua mengalami cindera yang cukup serius. 

Seorang mengalami patah tulang di leher dan tengkoraknya, seorang lagi patah tulang belikat dan tengkorak, dan yang terakhir wajahnya sudah tak berbentuk, dengan patah tulang di tangan, kaki dan rusuk.

Raka bangkit dan hendak meninggalkan kamar Kyla, tapi Kyla menahan tangannya. Gadis itu menatapnya lama "Kenapa??" tanya Raka kembali duduk di tepi ranjang.

"Ambilin air!! Gue haus hehe" pinta Kyla tersenyum jahil. Raka mengangguk dan turun ke bawah mengambilkan segelas air untuknya. 

Cklek... Putra masuk bersama dengan Syasya. 

"Eh..adek ipar!!" canda Kyla. Putra mencubit pipinya yang nampak baik baik saja dengan keras. 

"Aduhh, sakit ah" protes Kyla memukul tangan Putra.

"Gak papa kak?? Parah gitu kelihatannya??" tanya Syasya dengan nada khawatir.

Kyla tersenyum "Gak papa Sya, yang gue khawatirin itu malah kak Zea. Gue takut dia jadi trauma gara gara syok karena kejadian kemarin" ucap Kyla menerawang jauh.

"Mikir dulu sama keadaan lo, baru khawatirin orang lain. Ingat Ky, lo gak bisa selalu jadi superhero" omel Raka membantunya duduk untuk minum. 

Raka baru saja datang dengan segelas air untuknya dan langsung mengomelinya, sangat menyebalkan!

"Iya iya bawel lo, tadi surat gue udah lo kasih ke wali kelas kan??" Raka mengangguk mengiyakan.

"Ya udah main sana kalian!! Biar Kyla istirahat lagi" usir Raka membuat Putra memicingkan matanya.

"Terus kalo gue keluar, lo mau berduaan sama dia?? Gitu kan bang?!" tanya Putra, Raka mengerutkan dahinya.

"Udah keluar sana! ajak makan Syasya di bawah, abang lo bikin es buah tuh tadi pagi. Ambil di kulkas" ucap Kyla menambahi perintah pengusiran Putra. 

"Iya iya!! Jangan lama lama, lo harus istirahat" tutur Putra mengajak Syasya keluar.

"Bawel lo kampret" umpat Raka. Dan beralih pada Kyla, yang ternyata sudah tertidur dengan nyaman memeluk boneka beruang yang dibelikan oleh Raka sebagai kado ulang tahunnya. 

"Cepat sembuh ya Ky, banyak yang kangen sama lo" kata Raka dengan senyum lembut yang bertengger di wajahnya. 

Dan kemudian ia keluar dari kamar Kyla, sepelan mungkin, agar si pemilik kamar tak terganggu dengan suara langkahnya.

🐝 🐝 🐝

1 minggu berlalu, kini keadaan Kyla semakin membaik. Dia sudah bisa menjalani aktivitasnya seperti biasa. Semantara itu Zea juga sudah mulai tenang karna Afkar sebisa mungkin menemaninya, jika dia ingin pergi keluar.

"Afa!! Adek lo udah sembuh belum?? Maaf ya gara gara gue" kata Zea masih merasa bersalah akan kejadian seminggu yang lalu. 

Note : Afa itu panggilan khusus untuk Afkar dari Zea.

"Udah kayak biasanya!! Kyla itu kuat Ze, lo gak perlu khawatir soal begituan sama dia" sahut Afkar tersenyum remeh ketika melihat bagaimana cepatnya Kyla sembuh dari penyakitnya.

"Gue salut sama adek lo, padahal kecil gitu tapi mental baja ya. Gak kayak gue.. cupu banget" ucap Zea dengan nada sedih.

"Hm..baja emang!! Udah keras kepala, tengil lagi" celetuk Afkar, mengejek Kyla.

"Andai adek gue masih ada ya?? Pasti dia udah gede kayak Kyla sama Putra sekarang" ucap Zea sedih, mengingat tragedi 17 tahun yang lalu.

"Udah lah Ze, adek lo pasti bahagia kok, liat lo hidup baik kayak sekarang. Anggap aja Kyla sama Putra adek lo sendiri. Tapi memang mereka bakal jadi adek lo juga sih" celetuk Afkar mengingat mereka yang akan segera bertunangan sebentar lagi. 

"Iya.. bentar lagi mereka bakal jadi adek gue juga haha. Senang banget gue hehe.." tawa Zea tersenyum dengan manis.

"Lo gak keberatan nikah kayak gini?? Kyla aja marah ke bokap gue pas tahu, gue di jodohin gini"

Zea tertawa mendengarnya. "Awalnya gue gak mau sih, soalnya pernikahan kita ini kan tergolong karna politik ya?! Tapi karna gue ketemu seseorang, gue jadi penasaran siapa sih orang yang di bangga banggain sama Om Hanzell itu" ucap Zea dengan tertawa manis ketika mengingat bagaimana Hanzell selalu membangga-banggakan anak lelakinya yang paling tua. 

Sebelumnya Zea belum pernah bertemu dengan Afkar secara langsung. Lebih tepatnya, Zea tak pernah tahu, jika teman SMP-nya inilah, yang di maksud oleh Hazell. Ia hanya tahu tentang Kyla dan Putra. Namun tidak dengan Afkar. 

Note : Hanzell adalah orang tua dari Afkar, Kyla dan Putra.

"Tapi perasaan gue, lo gak pernah bilang mau apa gak nikah paksa kayak gini Af??" Tanya Zea penasaran dengan alasan Afkar yang seperti rela rela saja menikah dengannya.

"Gue mau karena orangnya itu elo. Liat Kyla sama Putra juga nyaman sama lo. Ya udah! Kenapa enggak kan?? Adek gue suka. Urusan cinta kita mah urusan belakangan" jelas Afkar panjang.

"Eh?? Maksudnya??" 

"Hahaha, maksudnya karena itu elo, si gajah sekolah yang buat hati gue berdebar tiap gue ketemu sama dia, orang yang wajahnya gak bakal bisa keluar dari otak gue sejak SMP.

Dan karna bocah tengil, item, tembem dan keras kepala kayak lo buat idol dari tim basket jatuh hati dan gak buat dia tersiksa karena gak bisa move on sampai sekarang. Dan sekarang!! Saat ada kesempatan kenapa gue gak ambil?! Jadi Ze, lo mau gak jadi istri gue?? Jadi ibu anak anak gue?? Jadi pendamping gue, sampai tuhan yang pisahkan kita nanti" kata Afkar mengeluarkan sebuah cincin dari balik jasnya.

Zea masih diam melihatnya dengan pandangan aneh dan pergi begitu saja meninggalkan Afkar di sana begitu saja. 

Afkar menyeringai, lelaki itu masih diam di sana beberapa saat, kemudian dia bangkit dan pergi dari cafe tersebut.

🐝 🐝 🐝

Cklek... 

"Abang gue pulangg!!" teriak Kyla. Berlari mendekati Afkar, tapi gadis itu langsung memicingkan matanya ketika melihat wajah kakaknya yang kusut. 

"Eh kenapa lo bang??" tanya Kyla melihat wajah Afkar dari dekat.

Afkar menjauhkan wajah Kyla dari wajahnya. "Gue capek!! Jangan malam malam kalo tidur" ucap Afkar mengacak rambutnya dan berjalan masuk ke kamarnya.

"Kenapa??" Tanya Putra sambil memakan keripik kentang kesukaannya. Kyla hanya menggeleng dan merebut camilan milik Putra dari tangannya dan membawanya kabur dengan langkah seribunya. 

"Kylaa!!" teriak Putra mengejarnya.

I Love You KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang