Pagi ini matahari tersenyum lebar dari ufuk timur. Kontras dengan hujan lebat yang mengguyur kota semalam. Beberapa genangan air masih tersebar di beberapa ti titik jalan -baik itu jalanan tanah ataupun jalan yang sudah diaspal-, bersama dengan tetesan embun yang masih menyesaki rumput dan dedaunan. Hanya kurang suara burung dan terpasang angin dingin saja untuk membuat Lava merasakan vibes rumah nenek saat dia masih kecil dulu. Tapi tak apa, sebab pagi ini, dengan riang Lava menapaki jalanan aspal sambil menyenandungkan lagu kebangsaannya; theme song Boboiboy.
Walau pada beberapa malam kelabu Lava kerap meratapi betapa sepinya hidup yang tengah ia jalani, tapi saat dia punya kewarasan yang cukup, Lava selalu sadar bahwa dia masih mempunyai banyak sekali alasan untuk tetap bahagia. Gadis berambut sebahu itu tahu apa-apa saja yang bisa membuatnya bahagia. Dia tahu siapa-siapa saja yang menyayanginya.
Harusnya sih alasan bahagia yang nomor satu itu adalah keluarga. Tapi dalam konteks Lava, keluarga justru jadi alasan pertama untuk ia berusaha tetap baik-baik saja. Tapi walau begitu, tak apa. Toh Papa masih membiayai hidupnya dan Mama masih membuatkan sarapan setiap paginya. Urusan derajat Lava di rumah yang tidak pernah lebih tinggi dari Boo adalah urusan belakangan. Yang penting Papa dan Mama masih tersenyum dan menyapanya.
Kedua, Lava punya Sherly. Seperti yang sudah dia ceritakan, Lava akan tetap menyayangi Sherly bagaimanapun dia ingin membencinya. Sherly itu cantik, rambutnya panjang terawat sempurna, tubuhnya semampai untuk ukuran gadis Indonesia. Tapi apabila keduanya bersanding, Lava juga tidak kalah dari sang kakak. Lebihnya, Lava lebih tinggi dan lebih pintar.
Mengingat betapa polosnya sifat dan kelakuan seorang Sherly Arunika, Lava semakin tersadar bahwa kakaknya sama sekali tidak bersalah atas semua sakit yang dirasakannya. Bahkan mungkin Sherly juga tidak sadar bahwa Papa dan Mama lebih condong ke arahnya dan mengabaikan Lava.
Lalu, Boo. Sebenarnya apabila kewarasan Lava sedang sempurna, Boo sama sekali tidak termasuk ke dalam kategori yang membahagiakan. Ibaratnya, apabila Lava adalah seorang ultramen, maka Boo adalah monster yang selalu berusaha menghancurkan bumi alias Boo adalah musuh terbesar Lava. Sementara ketika Lava sedang sedih dan sendirian maka tentu saja ceritanya berbeda. Jadi untuk masalah ini, maaf dengan hormat, Boo tidak Lava anggap.
Ketiga, Lava mempunyai Rezvan. Si sepupu rasa pacar dengan usia dua tahun lebih tua dari Sherly. Masuk semester 7, sedang bersiap menghadapi stressnya masa perkuliahan sebagai mahasiswa kedokteran. Bisa dianggap sepupu rasa pacar karena selama ini Rezvan masih betah dengan status pengembara dari hati ke hati -padahal aslinya terjebak friendzone dari zaman SMA- yang selalu menjadikan Lava sebagai temen curhat saat dia putus cinta. Dan ajaibnya, muka umum tidak pernah memandang mereka sebagai saudara. Padahal Rezvan terbilang rajin membawa Lava ke tongkrongan, tapi curangnya Rezvan tak pernah mau Lava publikaskan. Bagi beberapa orang teman dekat Rezvan yang pernah bertemu dengan Lava, gadis itu adalah rumah utama Rezvan yang akan menjadi tempat pulang kawannya itu dari pengembaraan. Jadi mereka pikir, perempuan mana pun yang Rezvan kencani tetap saja laki-laki itu akan berakhir dengan Lava. Lava sendiri tidak keberatan dan juga tidak pernah berniat meluruskan hal itu. Lava itu penganut sekte selama status ini tidak merusak ekosistem dunia maka dia bakalan santai santai aja.
Tapi terlepas dari status, Rezvan adalah bayangan bagi Lava yang selalu berada dalam kegelapan. Keberadaan Rezvan tidak bisa terlihat dan tidak pula disadari. Lava tidak akan pernah tahu bagaimana Rezvan selalu menyaksikannya saat dia terluka. Tapi Rezvan benar-benar ada di sana, menemaninya dalam diam. Menjadi perhatian dalam definisi pengertian yang hanya bisa dipahami oleh Rezvan seorang.
Keempat, Lava mempunyai Satria. Sebelumnya kalian pasti sudah tahu kan Satria itu siapa? Yap, benar sekali, dia adalah sahabat Lava. Orang sunda bilang Satria itu sedeng atau sedikit dèngdèk yang artinya agak miring. Ganteng sih, cuma rada gak waras. Tapi walau begitu, dia ini sahabat yang hebat. Satria tahu kapan waktu yang tepat dan dia harus menjadi apa. Dia bisa menjadi teman, saudara, kembaran, kakak, bahkan pacar sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lava dan Luka
Teen FictionLava sadar bahwa dirinya selalu dinomorduakan. Tapi dia memilih menjalani hidup dengan bahagia daripada meratapi kesedihannya. Walaupun orang tuanya tidak pernah menganggapnya ada, toh Lava masih mempunyai saudara yang selalu ada untuknya, pacar yan...