Lava sadar bahwa dirinya selalu dinomorduakan. Tapi dia memilih menjalani hidup dengan bahagia daripada meratapi kesedihannya. Walaupun orang tuanya tidak pernah menganggapnya ada, toh Lava masih mempunyai saudara yang selalu ada untuknya, pacar yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAGIAN KEDUA DARI LAVA DAN LUKA
Setiap kali melihat senja, Lava selalu memikirkan kehidupan. Baginya, senja adalah bentuk paling indah untuk istirahat setelah hari yang melelahkan. Senja bagaikan dermaga yang selalu menjadi tempat bersandar bagi kapal-kapal yang berlayar tanpa tujuan. Dan senja selalu mendengarkan kisah menyedihkan yang bumi ceritakan.
Tapi senja hanya datang sebentar, dan Lava sudah lama kehilangan miliknya. Tak ada lagi istirahat, tak ada lagi sandaran, dan tak ada lagi yang mendengarkan. Setelah senja pergi, Lava sendirian. Kini dia terperangkap bersama malam yang panjang; kedinginan.
Lalu, mampukah Lava bertahan sampai fajar datang? atau dia akan kalah dan lebur dalam kegelapan?
• • •
Hai, hai, hai! Lava sudah kembali (aku gak bisa drop link, jadi kalian bisa cek profilku untuk menemukan cerita ini)
Ini adalah sequel, bagian kedua Lava setelah kepindahannya. Seperti yang diketahui, Lava meninggalkan Jakarta bersama semua luka yang dia terima dan berusaha menemukan sembuh di kota baru yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.
I hope you enjoy it!
Oh ya, selain itu, aku juga (ini iseng aja sih, asli) menulis Jeda —bagian kedua dari Lava dan luka ini dalam bentuk alternative universe yang akan aku unggah secara berkala di akun twitter pribadi aku dengan usn @ayaangarea (fyi, sebenernya aku mau bikin akun baru tapi entah kenapa gabisa)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.