SHEYRA - 09

615 56 4
                                    

«««Selamat membaca, semoga suka. Budayakan meninggalkan jejak sebelum beralih ke yang lainnya^o^»»»

Tubuh Sheyra menggigil hebat. Gadis itu mencari botol kapsul yang selalu dia bawa jika berpergian. Dapat. Itu tempat obat yang selalu ia kantongi setiap saat.

Gadis itu meminum salah satu obat yang tertera di sana. Ini sudah memasuki larut malam,tidak mungkin dia membangunkan Rizky apalagi orang tuanya.

Sheyra kembali menarik selimutnya, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu menyisakan kepalanya saja yang terlihat. Tubuhnya mendadak kedinginan tadi,padahal AC di kamarnya tidak ia nyalakan.

Melirik kearah samping,layar handphonenya berkedip menunjukkan notifikasi masuk. Sheyra membukanya walaupun dengan sedikit mata tertutup oleh kantuk yang menyerang.

Itu pesan dari dokter Laras, Sheyra segera membukanya.

~dr. laras: Sheyra, tolong kamu minum obatnya sayang. Dokter gak mau kamu semakin parah.
23.47

Sheyra membaca pesannya dalam hati, apa dokter Laras ada disekitarnya sampai-sampai dia tau jika Sheyra tak meminum obat.

Sheyra mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya. Gadis itu membalasnya jika dia sudah meminum obatnya. Lalu kembali tertidur dengan merasakan hawa dingin yang menyerang.

Matahari kembali menyinari bumi. Kendaraan yang lalu-lalang di jalan raya mengeluarkan bunyi bising membuat Sheyra terbangun dari tidurnya.

Ini hari Jum'at, waktunya sekolah seperti biasanya. Jujur, Sheyra merasa bahwa tak ada bedanya saat berpindah sekolah di Indonesia. Rasanya sama saja.

Gadis itu sudah mandi tadi, sekarang telah duduk di depan cermin. Menatap wajahnya yang memucat, matanya yang sedikit seperti mata panda dan bibir yang biasanya cerah kini pucat. Dia sudah meminum obatnya, bahkan obat itu hampir habis. Apa dirinya selemah ini?

Sheyra memoleskan bedak bayi kesukaannya pada wajah pucatnya tak lupa juga dengan liptint yang membuat bibir tipis itu terlihat lebih cerah daripada sebelumya. Menggunakan sepatu tak lupa dengan tas berisi buku-buku pelajaran didalamnya.

Gadis itu menuruni tangga menuju ruang makan. Tubuhnya terasa lemas untuk beraktivitas, menuruni tangga pun seperti tak ada tenaga.

"Morning."

"Morning sayang. Sini-sini kamu mau makan lauk apa? Bunda tadi masak banyak," tawar Ellya namun dibalas gelengan kepala dari Sheyra.

"Kamu kenapa? Kamu pucet Shey. Kamu sakit?" Ellya mendekatinya, wanita berumur 39 tahun itu menempelkan tangannya di kening Sheyra.

Sheyra tersenyum menggeleng.

"Shey gak pa-pa, perut Shey gak bisa diajak kompromi." Alibi itu ternyata tidak berlaku untuk Rizky.

"Yakin sakit perut?" Kakaknya itu memicingkan matanya menatapnya nyalang.

"Hm."

"Kamu harus makan,gak boleh pergi sebelum makan." Adiputra mengambil alih.

Sheyra kaget,apa ini? Padahal beneran perutnya tidak bisa diajak kompromi, menghirup aroma masakan saja sudah malas dipaksa untuk makan.

SHEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang