SHEYRA - 29

466 56 2
                                    

Aku hanya merindukan sosoknya. Dia yang membuatku bertahan hanya untuk bertemu dengannya.
—SHEYRA—

•••HAPPY READING•••

Sebulan sudah Sheyra menutup matanya,gadis itu masih koma. Dia tak kunjung siuman membuat keluarganya sangat khawatir.

Pintu ruang ICU terbuka perlahan. Rizky berjalan kearah brankar Sheyra, cowok itu menatap adik kecilnya itu sendu.

"Mau sampai kapan Shey kamu kayak gini? Hey,gak kangen apa sama kakak?" Tangan kanannya mengusap pipi Sheyra, dan tangan kirinya menggenggam tangan Sheyra yang dingin.

"Shey, kakak masuk di universitas itu. Kakak seneng banget,kamu mau liat hasilnya kan? Bangun ya Shey." Sama sekali tak mendapatkan respon, Sheyra masih sama dia masih memejamkan matanya rapat.

"Shey kan kamu udah bilang kalo ada apa-apa mau cerita sama kakak, kenapa kamu rahasiain penyakit itu?"

"Shey bangun ya, jangan tidur terus. Udah sebulan lebih Shey, kamu gak capek apa tidur terus?"

Rizky menghapus air matanya yang menetes saat merasa pundaknya ada yang menepuk. Cowok itu menatap samping, disana ada ayahnya yang tersenyum sendu.

"Kita mau bawa Shey ke Amerika."

Pernyataan dari ayahnya membuat air muka Rizky berubah. Cowok itu menatap serius ayahnya.

"Ayah, apa gak bisa nunggu Shey siuman dulu?"

Adiputra menggeleng lemah sebelum menjawab pertanyaan Rizky.

"Gak bisa Kak, kita harus cepat obati penyakit yang selama ini Shey derita."

Rizky mengangguk, dia setuju saja asalkan adiknya itu kembali membuka mata dan sehat seperti sedia kala.

"Rizky setuju kalo itu bisa bikin Shey sembuh."

"Seminggu lagi, siapin barang-barang kamu. Jangan sampai ada yang ketinggalan."

"Oke. Ayah gak balik ke kantor kan?"

"Enggak, kenapa?"

"Ayah gantiin Rizky jaga Shey, Rizky mau pulang dulu, mau mandi."

"Ya udah sana, hati-hati jangan ngebut."

"Iya."

Rizky mengangguk, cowok itu lalu berpamitan dengan ayahnya dan pergi meninggalkan rumah sakit.

"Ara bangun ya nak? Jangan tidur terus sayang, kamu gak bosen kah?" Adiputra mengelus rambut Sheyra yang terurai lepas. Lalu mengecup kening anak gadisnya itu dengan sangat sayang.

"Shey, jangan buat ayah sedih dong. Kamu gak mau liat ayah sedih kan? Bangun ya nak. Bunda, ayah, kakak, Alka, aunty, uncle nungguin kamu disini."

"Buka mata kamu Shey, ayah janji kalo kamu bangun ayah kasih tau orang itu."

Adiputra menghela nafasnya setelah mengucapkan kalimat itu, siap tak siap dia harus memberitahu Sheyra. Dia juga berhak untuk tau tentang kejadian itu.

Lima belas menit perjalanan dengan cepat. Adiputra mengusap kepalanya pusing, lelaki itu sangat khawatir dengan Sheyra yang kondisinya semakin menurun.

Tak ada yang menduga bahwa Sheyra membuka matanya perlahan. Adiputra mengelus tangannya tapi lelaki itu menunduk menatap lantai rumah sakit.

Sheyra mengedipkan matanya perlahan, gadis itu menatap sekelilingnya dengan posisi yang masih terbaring tak bergerak.

Sheyra mengerakkan tangannya yang digenggam ayahnya secara perlahan. Adiputra yang sadar akan pergerakan itu beralih menatap Sheyra.

Bertapa terkejutnya dia ketika mengetahui anak gadisnya siuman dari koma.

SHEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang