SHEYRA - 30

497 51 2
                                    

Ternyata benar ya, takdir dapat berubah-ubah. Narasi yang tadinya tersusun dalam harapan, tidak selalu menjadi kenyataan.
—SHEYRA—

•••HAPPY READING•••

Seorang gadis cantik berambut panjang diurai itu duduk di atas kursi roda. Matanya menatap seseorang yang berada disampingnya.

"Lo disana harus sembuh gue gak mau tau, pulang ke Indonesia pokoknya harus sembuh ." Orang itu berbicara dari tadi membuat Sheyra diam-diam tersenyum tipis.

Dia sangat rindu ocehan dari orang itu, sebulan tak bertemu membuat orang itu mengomelinya.

"Van lo gak capek dari tadi bicara terus?" Alvan,cowok itu memutar bola matanya malas saat Sheyra bertanya.

"Gak! Gue serius Shey, lo harus pulang ke sini dengan keadaan sembuh total gue gak mau tau."

"Kok lo maksa sih, gue juga maunya gitu. Kalo gue bisa nulis takdir gue juga gak mau punya penyakit ini."

"Shey,lo bakal inget gue kan?" Alvan menatap Sheyra, cowok itu memutar kursi roda yang Sheyra duduki agar gadis itu menghadap ke arahnya.

"Inget, ya ampun Van gue cuma mau berobat. Gak akan ganti isi kepala!"

"Shey gue bener-bener khawatir sama lo, gue takut lo pergi anjing."

Gadis itu terkekeh geli saat mendengarnya.

"Geli gue Van. Tenang aja lo tuh gak bakal gue lupain kok, gue juga sebentar paling disana gak sampe satu tahun."

"Dih sok tau lo, emang dokter udah bilang gitu?"

"Nebak aja, mungkin bener."

Alvan berdecih menatap julid Sheyra.

"Mau peluk." Sheyra merentangkan tangannya, Alvan yang mendengar pun menuruti. Gadis di depannya itu sudah ia anggap sebagai adiknya, rasanya tak rela jika Sheyra pergi.

"Shey, janji sama gue kalo lo bakal inget gue! Awas aja lo sampe pulang gak inget." Alvan mengoceh kembali, cowok itu masih memeluk Sheyra.

"Diem deh lo kampret,gue udah bilang kalo gue bakal inget lo udah deh jangan khawatir."

"Tapi lo harus jan-"

"Diem bang!" Alvan mematung saat Sheyra mengatakan kalimat itu. Apa?! Dia di panggil Abang oleh Sheyra? Tolong katakan jika ini tidak mimpi.

"Lo panggil apa tadi?" Alvan mengurai pelukannya, mendorong tubuh Sheyra pelan dan menatap Sheyra yang menggigit bibir bawahnya.

"Bhenggak hahahaha!" Sheyra tertawa puas saat melihat wajah Alvan yang memerah.

"Seneng kan lo gue panggil Abang!"

"Banget." Alvan kembali duduk seperti semula. Cowok itu mengacak rambut Sheyra membuat sang empu kesal.

"Alvan!"

"Hih jadi kek gembel hahahaa," Alvan tertawa terbahak-bahak melihat Sheyra yang menahan amarahnya.

"Iya deh maaf, gak lagi. Tapi muke lu lucu kalo lagi kesel." Alvan kembali merapikan rambut Sheyra yang tadi diacak nya.

"Bang?"

"Hm?"

"Maaf ya kalo seandainya gue gak bisa sembuh. Maaf kalo seandainya gue nyerah."

"Jangan berfikir seperti itu, lo harus yakin kalo lo bisa sembuh,"

"Gue gak suka lo yang ngadi-ngadi sebelum coba."

"Lo pulang ke Indonesia harus dengan keadaan sembuh, lo kan udah janji sama gue kalo nanti Bang Steve sama Kak Laras nikah mau pasangan baju sama gue gimana sih!"

SHEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang