Tuhan, terima kasih engkau telah mengabulkan doa-doaku yang selalu ku katakan selama ini. Terima kasih sudah mempertemukannya denganku. Sekarang, aku tak ingin menuntut apapun. Atur saja bagaimana baiknya Tuhan.
—SHEYRA—•••HAPPY READING•••
Ini tidak mimpi, dia yang selama ini ia nantikan kehadirannya kembali.
Sheyra POV
Aku benar-benar tidak menyangka dengan fakta yang ada. Ini benar-benar seperti mimpi, orang yang selama ini aku cari-cari ternyata berada di sekitarku.
Aku masih menatap orang itu begitupun sebaliknya. Aku benar-benar tidak menyangka. Sebelumnya aku telah melihat replayan cctv yang selama ini Ayah, Bunda, Kak Rizky, dan Alka simpan. Pantas saja bukti-bukti yang ada seolah menghilang begitu saja, ternyata ada di empat orang itu. Aku kembali menatap netra jernih milik orang di depanku, air mataku tanpa permisi dan lagi-lagi keluar tanpa permisi membuat aku segera menghapusnya.
Orang di depanku berjongkok di depan kursi roda yang aku duduki saat ini. Dia memelukku erat tanpa izin, aku yang kaget pun sedikit terhuyung ke belakang.
"Terima kasih dan maaf untuk semuanya Ara." Dia berucap lirih, aku hanya bisa menangis dalam diam. Aku tak menyangka bahwa dia orangnya.
Aku mengelus punggung orang itu dengan senyuman. Aku benar-benar tidak menyangka.
"Sama-sama, lain kali hati-hati. Jangan bahayakan nyawa lo." Aku berkata padanya namun aku juga sedikit kesal, kenapa dia dulu ceroboh?!
"Seharusnya saat itu gue yang di posisi lo Ra, kenapa lo tolongin gue?! Kenapa lo relain nyawa lo buat gue?! Gue bener-bener nyesel. Gue bodoh." Orang itu menangis, dia masih dalam posisi memelukku erat.
"Semuanya udah terjadi, jangan nyesel. Takdir Tuhan memang gak ada yang tau," aku berusaha menyenangkan walaupun aku pun tak tenang.
"Maaf sebelumnya, tapi lo bener-bener bodoh saat itu. Harusnya lo gak pergi sendirian waktu itu." Huh aku mengingat kejadian itu lagi.
"Maaf, seharunya yang menderita saat itu gue bukan lo Ra. Maaf," dia mengecup tanganku membuat aku mematung.
"Berdiri, jangan kayak gini. Gue gak pernah liat lo se lemah ini. Mana Wildan yang selalu orang-orang kenal dengan aura dinginnya?" Ya dia Wildan, cowok yang akhir-akhir ini mengganggu pikiranku. Aku tak menyangka jika dia orangnya.
Dia terkekeh saat mendengar pertanyaan ku.
"Hilang, Ara gue kangen lo." Dia kembali memelukku erat seolah takut untuk di tinggal. Kepalanya diletakkan di pangkuanku membuat bisa menatap jelas wajahnya.
Mata jernihnya mengeluarkan air mata lagi, membuatku menghela nafas.
"Jangan nangis, kayak orang lemah aja!" Aku berseru membuat cowok itu tersenyum.
"Gue mau balikin sesuatu yang bikin gue selalu ingat sama lo." Dia menegakkan badannya mengambil benda didalam saku jaket yang dia kenakan.
Aku mematung saat melihat benda itu, dia menyerahkannya kepadaku.
"Dulu Ara suruh balikin buku ini kalo ketemu lagi." Wildan tersenyum menatapku, sial lagi-lagi senyum itu membuat wajahku panas.
"Jangan senyum!" Aku menutup wajahnya menggunakan buku diary yang tadi dia berikan kepadaku.
"Kenapa?" Dengan sok polosnya dia bertanya. Alisnya mengangkat sebelah membuatku menggeleng.
"Ini bukannya buku yang jatuh waktu pas di sekolah itu?" Aku menatap heran buku kecil berwarna ungu lilac itu dengan pandangan bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEYRA [END]
Teen Fiction𝐀𝐒#𝟏 ⚠️[BUDAYAKAN VOTE SETELAH BACA]⚠️ Ini tentang Sheyra, gadis pemilik darah blasteran Amerika-Jawa. Si gadis tomboy yang kehilangan ingatannya karena menolong seseorang tapi berakibat pada dirinya. Bertahun-tahun mencari informasi tentang kebe...