SHEYRA - 21

577 54 0
                                    

Aku hanya terlihat utuh,walau nyatanya sudah hancur separuh
—SHEYRA—

•••HAPPY READING•••

Sheyra sudah dipindahkan ke ruang rawat inap setelah dokter mendapatkan persetujuan dari Rizky. Kini gadis itu sedang melirik tangan dan kakinya yang terluka. Dia berada diruang inapnya bersama Wildan dan Rizky,tadi Wildan sempat ingin berpamitan untuk pulang namun dicegah oleh Rizky agar dia menjelaskan apa yang terjadi dengan adiknya kepada orangtuanya. Kenapa tidak Sheyra sendiri? Bukannya tidak percaya,tapi Rizky tau jika adiknya itu kadang ngomong tidak lengkap hanya di ceritakan intinya saja.

Tiga orang itu sama-sama diam masih terfokus pada dunianya sendiri. Sepuluh menit berlalu, Rizky yang tidak menyukai situasi sepi berdehem pelan.

"Kenapa bisa kecelakaan?" Rizky menatap Sheyra membuat perhatian gadis itu teralihkan.

"Gue dari motor-motoran mau pulang tapi di perempatan deket toko bunga ada mobil nerobos dan nyeret motor gue,"

"Gue gak bisa ngelak dan gak tau lagi. Pandangan gue burem cuma denger suara dia," Sheyra menjelaskan dengan pelan sambil melirik Wildan yang menatapnya.

"Terus kok lo bisa sama Sheyra?" Rizky beralih menatap Wildan.

"Gue pas banget lewat sana, gue liat Sheyra lagi nungguin lampu merah pas udah hijau ada mobil nerobos tadi."

"Terus-terus?"

"Ya gue tolongin,dia udah tepar di tengah jalan bikin macet."

Rizky menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dan siapa yang bawa kesini?"

"Ambulan."

"Ka-" Wildan yang tadi akan menjelaskan seketika diam saat dua orang masuk ke ruangan itu. Dia Adiputra dan Ellya.

"Sayang kamu kenapa bisa kayak gini? Mana yang sakit?" Ellya menatap Sheyra khawatir. Wanita itu dari tadi sudah menangis mengkhawatirkan anak gadis satu-satunya itu. Itu hal yang lumrah,ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya mengalami kecelakaan kan?

"Shey gak pa-pa,tapi kayaknya motor Sheyra yang rusak." Sheyra mendengus kecil.

"Motor gak penting keselamatan kamu lebih penting. Ayah udah bilang jangan pergi kalo gak ada kak Rizky kan, kenapa kamu ngeyel?" Adiputra menyahut.

"Orang dia gak ada."

"Mana yang sakit?"

"Semuanya."

Adiputra menatap tubuh bagian kanan Sheyra, untung saja hanya lecet-lecet tapi sakit juga sepertinya.

"Kenapa bisa terjadi?"

"A- Shey dari motor-motoran mau pulang. Di perempatan jalan yang deket toko bunga ada mobil dari belakang motor Shey yang nerobos."

"Mobil itu nyeret motor Shey dan Shey gak bisa ngelak. Dan terjadilah kayak gini," Sheyra menjelaskan dengan ekspresi tanpa beban padahal tubuhnya sakit semua apalagi kepalanya.

"Terus siapa yang nolongin kamu."

"Dia," Sheyra menunjuk orang di samping Rizky dengan lirikan mata membuat Adiputra mematung. Apa semuanya akan baik-baik saja? Perasaan Adiputra campur aduk saat melihat orang itu yang tak lain adalah Wildan.

"Ah terimakasih. Bukannya kamu yang membawa Sheyra ke rumah sakit waktu terkena kasus bullying itu?"

Wildan mengangguk sopan.

"E-om kalau mau mencari informasi tentang kecelakaan tadi lebih lanjut, plat mobilnya B 1234 BCD. Sepertinya yang mengendarai orang mabuk."

"Baiklah, terima kasih."

SHEYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang