Bagian 23

875 34 2
                                    

Happy Reading😊

🌸🌸

Matahari pagi mulai menampakkan wujudnya.

"Sayang, Ara, ayo bangun. Kamu ada jadwal terapi pagi ini, loh."

Mara mencoba membangunkan keponakannya yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri dengan lembut.

"Ara sayang, ayo bangun."

Mimpi Kiara terjeda, ia membuka matanya setelah mendengar suara yang memanggil-manggil namanya dari dunia nyata.

Senyuman ramah dari Mata menyambut penglihatan Kiara pertama kali.

"Tan, eh Mi."

"Pagi sayang," sapa Mara.

"Pagi juga, Mi." Kiara membalas senyum Mara.

"Sekarang kamu makan dulu, ya. sebentar lagi kamu ada jadwal terapi," ucap Mara sembari membantu Kiara duduk di ranjangnya dengan bersandar di dinding yang sudah dilapisi dengan bantal.

Alis Kiara bertaut. "Terapi sebentar lagi, Mi? Bukannya jadwal terapi nya jam 9 ya, Mi?"

Mara tersenyum, "iya Ara sayang, dan sekarang udah jam delapan, satu jam lagi terapinya."

Kiara terkejut, berarti ia yang bangun kesiangan.

Kiara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, efek tidak bisa tidurnya yang membuatnya hari ini bangun siang.

Semalam ia tak bisa tidur karna memikirkan Finn yang tidak menjenguknya sepanjang hari.

Mara duduk di kursi disebelah Kiara yang memang sudah disediakan disana dan mulai menyuapkan bubur ayam pada Kiara.

"Assalamualaikum," Salam dari arah pintu.

Kiara dan Mara menoleh. "Waalaikum salam."

Sion masuk kedalam ruangan dengan membawa kresek yang berukuran sedang, entah apa isinya.

"Hai, adek. udah bangun rupanya. Nih Abang bawain cemilan, dimakan, ya. Makan yang banyak biar tubuhmu gak kurus kayak batang lidi." Sion meletakkan plastik tersebut di atas nakas.

Kiara mendelik, tak terima dengan perkataan Sion yang mengatainya kurus.

"Iya, sayang. Kamu makan yang banyak ya,supaya cepet berisi."

Di tambah lagi tantenya.

Kiara menghela nafas pasrah. "Iya, nanti Kia makan yang banyak."

Selesai dengan acara makannya, Kiara yang di dorong oleh Sion dengan kursi roda di ikuti oleh Mara, segera menuju ruang terapi.

dr. Lina, seorang dokter yang membantu Kiara menjalankan terapi tersenyum raman kearah Kiara.

"Pagi, Kiara." Sapanya dengan senyum.

"Pagi, Dokter Lina," balas Kiara.

"Sudah siap untuk terapi hari ini?"

"Siap, Dok."

dr. Lina mengambil alih kursi roda Kiara.

"Perkembangan kamu sangat cepat, Kiara. Seperti hanya koma beberapa bulan," ucap dr. Lina sembari memijat bagian tangan dan kaki Kiara untuk memastikan sesuatu.

"Hari ini sepertinya kamu bisa berlatih berjalan," sambungnya.

Wajah Kiara terpancar kesenangan.  "Beneran, Dok? Jadi Ara bakalan bisa jalan lagi?"

"Iya, Kiara. Sekarang kita mulai, ya."

~oOo~

"Stop ngatur gue, kak! Sampai kapan pun, gue gak akan nikah sama dia," bentak Finn.

Ara'FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang