Bagian 2

2.2K 85 2
                                    

Holla, Happy Reading😁

Motor Finn melaju mebelah jalanan ibu kota yang lumayan padat.

Kesempatan Finn untuk melesatkan laju motornya selalu terhalang, alhasil lebih lama lagi ia sampai.

Perjalanan yang biasa ia tempuh 10 menit kini menjadi 20 menit.

Motor Finn telah terpakir rapi.

Ia bergegas turun dari motornya dan melangkah masuk kedalam sana.

RS. Rajawali,

Itulah yang tertera di atas sana.

Finn sampai di ruangan yang selalu ia kunjungi 3 hari sekali atau lebih cepat jika ia benar benar merindukan sosok itu.

Ruangan yang selalu sepi.

Finn membuka pintu tersebut dan masuk kedalam.

Gadis cantik yang matanya masih setia menutup, tumbuh dengan bantuan oksigen dari tabung dan asupan dari selang infus.

Finn menatap miris.

Finn duduk di kursi yang tersedia disana, ia memegang tangan kanan gadis itu yang terbebas dari selang infus dan menempelkannya pada pipi kanannya.

"Assalamualaikum," sapa Finn sembari tersenyum.

"Hai, kapan kamu bangun, kamu enggak kangen sama aku?"

"Ara ayo buka mata kamu, kamu belum puas tidurnya, ya?" Finn terkekeh miris.

"Ra, kamu tau, aku udah kayak manekin hidup tau."

Air mata Finn menetes, Ia sangat merindukan gadis ini.

Finn mencium dalam lengan gadis itu.

Setengah jam ia berada disana, tapi suasana tetap sama.

Tak ada perubahan, gadis itu tetap tertidur.

"Andai dulu aku jagain kamu, kamu gak akan seperti ini Ara, maafin aku."

"Cepat bangun Sayang, aku menunggumu."

Setelah mengatakan hal itu, Finn mencium kening gadis itu cukup lama dan mengelus surai gadis itu setelah itu ia meninggalkan ruangan itu.

Finn melihat sekali lagi keadaan gadis sebelum benar-benar menutup pintu ruangan itu berharap keajaiban terjadi, namun nihil.

Finn meninggalkan tempat itu dengan berat hati.

Finn melangkah meninggalkan tempat itu sampai ia menemukan dokter yang memantau perkembangan gadis itu.

"dr. Ridwan," panggil Finn.

Dokter yang baru saja menutup pintu ruangan yang baru ia masuki itu menoleh kearah Finn.

"Oh, Finn." dokter itu tersenyum.

Finn mendekat kearah dokter tersebut.

"Baru mau atau sudah mengunjungi?" tanya dr. Ridwan ramah.

"Sudah. Bagaimana perkembangannya?" tanya Finn to the point.

"Sejauh ini, semua masih sama, tidak ada perubahan yang terjadi padanya." dokter itu tersenyum ragu.

Finn menghela nafas, "apa masih ada harapan dok?"

"Kita serahkan semuanya pada yang Maha Kuasa, Finn. Terus berdoa ya, semoga ada keajaiban." dr. Ridwan tersenyum sembari menepuk bahu Finn.
"Saya tinggal dulu."

Dr. Ridwan meninggalkan Finn.

Finn menghela nafas sekali lagi sebelum benar benar meninggalkan tempat itu.

Ara'FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang