Bagian 61

512 37 10
                                    

Happy Reading ❤❤
J

angan lupa tinggalin jejak 😉😉

.
..
.
..
.
..
.
..

“Uhukk... uhukk...”

“Tolongg....”

Kiara meringkukkan tubuhnya, ia memeluk dirinya sendiri. Sekujur tubuhnya yang basah membuatnya merasa sangat kedinginan, ditambah lagi ia juga duduk dilantai.

Tubuhnya terasa menggigil, dengan nafas yang berat.

Kiara terisak. “Bang Sion, kak Finn, tolongin Ara... .” lirih Kiara, yang ada didalam pikirannya saat ini adalah mereka berdua. Kiara sangat berharap ada keajaiban yang membuat mereka datang dan menolong dirinya.

2 jam, Kiara berada ditoilet tersebut. Sekolah benar-benar sepi tak menyisakan 1 orang pun.

Kiara merasa telah kehabisan suara dan tenaga, ia tak kuat lagi. Sedari tadi tak ada yang mendengar suaranya.

Wajahnya sangat sembab, jejak air mata yang belum mengering menghiasi wajah cantiknya.
Kiara terdiam, kepalanya semakin terasa sakit. Bahkan untuk kembali bersuara aja, ia merasa sudah tak sanggup.

Ia memejamkan matanya, nafasnya semakin memberat. “Mama,” lirih Kiara.
Kiara berusaha agar kesadarannya tidak hilang. “Ara enggak boleh pingsan.”

Lirihan semangat itu terucap sebelum pada akhirnya kedua matanya terpejam.

~oOo~

“Udaranya sejuk, ya.” Rena menghirup udara disekitarnya, lalu ia melihat kearah Finn menunggu tanggapan dari laki-laki itu.

Kedua mata Finn yang tadinya tertutup kini terbuka. Namun pandangannya tetap mengarah lurus kedepan.

Finn yang memang sedang menikmati udara pagi di halaman belakang merasa sedikit terusik dengan kehadiran Rena.

Angin spoy-spoy berhembus kearah keduanya, menerbangkan beberapa helaian anak rambut keduanya. Udara segar yang bercampur dengan aroma bunga dan dan pepohonan sekitar menghampiri indra penciuman keduanya.

Finn menghirup udara itu dalam-dalam. Sebuah hal yang sangat ia suka, pikirannya kembali tenang begitu juga dengan suasana hatinya.

Rena juga melakukan hal yang sama, ia tersenyum dan bersyukur bisa menikmati udara sejuk seperti sekarang. Hal yang belum tentu bisa ia rasakan di kota.

“Siang ini lo mau makan apa? Gue masakin.” Rena menatap Finn dari arah samping dengan senyuman yang jarang sekali luntur dari wajahnya.

Finn melihat sekilas kearah Rena. “Terserah lo aja.”

Rena terkekeh. “Udah kayak cewek aja lo, Finn. Ditanya, jawabnya terserah.”

Rena melangkahkan kakinya meninggalkan Finn.

Finn menoleh melihat kearah Rena yang berjalan menjauhi dirinya.

~o~

“Lo sakit apa?”

Pertanyaan tiba-tiba dari Finn langsung membuat Rena menoleh. Rena menunduk dalam, bingung harus menjawab apa.

Rena berdiri, posisinya masih membelakangi Finn.

“Sakit?” Rena terkekeh miris. “Lo beneran mau tau tentang penyakit gue?”
Finn terdiam.

Rena tersenyum kecil. “Sebelum gue kasih tau, boleh gue nanya sama lo dulu?”

Ara'FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang