Bagian 6

1.3K 47 5
                                    

"Yah,Bun, Finn kekamar dulu." Pamit Finn setelah menyelesaikan makannya.

"Iya sayang," jawab Adrina.

Arya menatap putranya yang melangkah meninggalkan ruang makan.

"Semakin hari, Finn terlihat tidak semangat untuk hidup, Bun," ucap Arya.

"Iya, Yah. kehadiran gadis itu sangat berpengaruh untuk kehidupan Finn," sahut Adrina.

Arya menghela nafas, "Bagaimana keadaan anak itu?"

Adrina hanya menggelengkan kepalanya.

Fany menatap Ayah dan Bundanya.

"Yah, Bun, Fany punya ide."

~o~

Finn membuka album foto yang telah lama ia simpan.

Album foto yang ia beli dengan uang tabungannya. Diadalam album itu ia isi dengan foto fotonya saat bersama dengan Dia.

Finn membuka satu persatu, ia belum sempat memperlihatkan album itu dan peristiwa itu terjadi begitu saja.

"Finn."

Suara dari balik pintu.

Finn tak berniat ataupun menjawab.

"Gue masuk, ya," pinta Fany.

Fany membuka pintu kamar Finn tanpa persetujuan pemiliknya. Karna percuma ia menunggu jawaban dari Finn, toh adeknya itu sangat menyayangi suaranya.

Fany masuk kedalam kamar Finn dan duduk di sebelah Finn. Fany memperhatikan album foto yang di buka oleh Finn.

"Album yang mau lo kasih ke Dia pas ulang tahunnya?" tebak Fany.

"Hm."

Fany menghela nafas.

"Finn, gue gak bermaksud mau nyampurin hidup lo sebenernya. Cuman gue harap lo ngerti," Fany mulai berbicara.

"Bukan buat gue, tapi ini demi Ayah sama Bunda. Ayah sama Bunda sayang sama lo, mereka berdua sedih liat lo terpuruk kayak gini Finn. Gue harap lo gak nolak keputusan mereka," ucap Fany serius.

"Maksud lo?"

Fany tersenyum, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Finn.

"Udah lima tahun sifat lo berubah dek, Ayah dan Bunda sedih liat lo kayak gini."

"Dan gue lebih suka lo yang dulu tauk," kekeh Fany.

Finn hanya diam mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh kakaknya.

"O, ya. Btw gimana sekolah lo? Masih dikejar kejar cewek-cewek?"

Finn hanya menyedikkan bahu.

Fany terkekeh, "Dan yang bertahan cuman si Rena kan ya?"

Fany bangkit dari duduknya, "Dah lah, males gue ngomong tapi di cuekkin."

Fany terkekeh sembari menepuk bahu Finn 2 kali.

"O ya, besok Ayah ngajak maraton, jangan lupa, okey."

Fany melangkah meninggalkan kamar Finn.

Pintu kamar Finn kembali menutup, dan hanya tinggal ia seorang didalamnya.

Finn mencoba mencerna perkataan Fany.

Apa maksud di balik ucapan kakaknya itu?

~oOo~

Finn telah siap dengan baju kaos hitam pendek dan celana Training panjang juga handuk kecil, Ponsel dan Handsat tak lupa pula sepatu olah raganya.

Finn menuruni tangga dan menemukan Arya diruang keluarga.

Ara'FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang