Bagian 64

753 44 18
                                    

Happy Reading🧡
Jangan lupa tinggalin jejak

..
..
..
..
..

Finn kembali duduk di kursi yang ada disamping ranjang Rena dengan tenang.

Finn fokus ke mangkuk berisi bubur yang ada di tangannya. Dengan sabar ia menyuapi Rena dengan pelan.

Ia baru saja kembali beberapa saat lalu setelah membeli makanan untuk dirinya dan juga bubur untuk Rena dan beberapa camilan serta beberapa buah.

Dan belum lama setelah ia kembali, seorang suster memasuki ruangan tersebut dengan membawakan bubur rumah sakit.

Rena tak menyukai bubur hambar itu, makanya Finn lebih dulu membelikan bubur untuk Rena.

Ia tau karna saat ia menelpon Niken, selain Niken memberitahu jika ia dan suaminya baru bisa kembali dua hari lagi, Niken juga memberitahu bahwa Rena tak menyukai makanan dari rumah sakit.

Suapan demi suapan Rena terima dengan perasaan senang karna Finn berinisiatif menyuapi dirnya tanpa ia minta. Meskipun, rasa bubur tersebut sedikit aneh dimulutnya, Rena sama sekali tak ingin melewatkan moment ini.

Rena tersenyum melihat Finn yang menyendokkan bubur itu lagi untuk kesekian kalianya dan menyupi dirinya setelah menunggu kunyahan sebelumnya selesai.

Tak banyak pembicaraan yang terjadi selama itu. Finn fokus dengan bubur ditangannya dan Rena fokus melihat wajah Finn.

"Makasih, Finn," ucap Rena dengan tersenyum, dan dibalas dengan anggukan singkat dari Finn.

Satu suapan kembali masuk ke dalam mulut Rena. Namun, sepertinya kali ini ia tak sanggup untuk makan lagi. Perutnya terasa penuh.

"Udah, Finn. Gue udah kenyang."

Finn mengangguk, ia menaruh kembali sendok tersebut di mangkuk. Lalu tangannya terulur mengambil gelas yang berisi air mineral dan membantu Rena meminumnya.

"EKHEMM... Ada yang lagi soswit-soswitan, nih."

Sebuah suara yang memenuhi ruangan itu membuat Finn dan Rena langsung melihat kearah sumber suara.

"Ini rumah sakit sayang, jangan teriak-teriak." Sebuah intrupsi yang berasal dari arah belakangnnya.

"Kak Fany, tante Adrina." Rena tersenyum mengetahui siapa yang baru saja datang.

Sedangkan Fany yang baru saja di tegur oleh sang bunda, hanya menyengir tak berdosa. "Maaf, Bunda."

Adrina dan Fany masuk keruangan itu dan langsung menghampiri Rena.

"Bagaimana keadaan kamu?" tanya Adrina.

"Rena udah sedikit baikan, Tan. Makasih, Tante udah jengukin Rena," jawabnya setelah menyalimi Adrina.

"Iya, sayang," jawab Adrina dengan senyum. "Sudah selesai makannya?"

"Udah, Tan."

"Wihh, tumben orang sakit banyak banget makannya. Semangat karna di suapin ayang, ya?" goda Fany.

Rena terkekeh dengan kedua pipi yang bersemu merah mendengar ucapan Fany.

Finn membereskan mangkuk bekas makan Rena, ia menata rapi mangkuk tersebut keatas nampan.

Melihat Finn yang beranjak dari sana menuju sofa setelah menyalimi sang bunda, membuat Fany mengekorinya. Ada satu hal yang dilupakan oleh Finn dari dirinya yang buat Fany tak bisa membiarkan hal itu.

Sedangkan Rena mengobrol ringan bersama Adrina. Beberapa kali terlihat antara Rena dan Adrina tersenyum dan terkekeh dengan obrolan mereka.

Fany langsung berdiri dihadapan Finn dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ara'FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang