4 April 2021
•••
Bagi Milo, makan malam ini terasa amat menyenangkan, ini seperti makan malam antar mertua, calon anak tiri dan calon menantu baginya. Sesekali Milo geli mengetahui hal itu seraya bercanda-canda dengan mereka.
Walau kadang Milo harus dibuat malu karena tingkah konyol Brendon, sang ayah yang memang konyol sejak dulu.
Brendon tanpa sengaja bersendawa cukup keras, membuat tawa terhenti seketika.
"Eh, maaf maaf, kebiasaan kalau makanannya enak banget," ujar Brendon tanpa tahu malu.
"Ah, bagus kalau Bapak suka." Rivera tampak tertawa pelan, ia kelihatan tak keberatan.
Huh ... untung bukan Milo, Milo bisa-bisa sama memalukannya.
Mentari lalu juga tertawa. "Aduh, dia emang gak bisa ngilangin kebiasaan begini! Mau di mana aja. Resto juga. Dalihnya? Makanan enak." Kedua ibu-ibu itu menertawakan, begitupun Brendon.
Milo? Cringe!
Milo saja yang ingin bersendawa menahan niatnya, demi jaim di hadapan calon. Ia sebenarnya punya kebiasaan ayahnya juga, tetapi karena ada ibunya kebiasaannya pun agak lebih normal.
"Milo, gak sendawa kamu? Bukannya ini makanannya enak?" tanya Brendon, lontaran pertanyaan yang membuat kedua pipi Milo memerah.
"Heh, kamu ajarin anak yang enggak-enggak!" Mentari menyentil tangan Brendon di bawah. "Bapak macam apa kamu?"
"Bapak macam tutul." Brendon tertawa akan lelucon garingnya. Yang lain juga tertawa.
Milo? Sekali lagi, cringe!
Lalu Milo menoleh ke Raffael, ia pikir reaksinya akan sama dengan Milo, tetapi Milo salah. Pemuda itu terlihat bahagia, tertawa bersama mereka, aneh dan sangat aneh hingga mau tak mau Milo juga harus tertawa.
Walau ia sadari, ia telat hingga jadi bahan sorot mata.
Dan mau tak mau, Milo melakukan hal konyol seperti ayahnya. Milo bersendawa.
"Milo!" Mentari menegur putranya itu.
"Nah, itu baru anak Papah!" Brendon malah bangga.
Hal ini tentu membuat Milo sempat takut image-nya hancur di mata Rivera, tetapi kelihatannya aman-aman saja karena kini ada canda tawa lagi.
Bahkan Raffael juga begitu, tak ada kebohongan di sana.
Hal itu juga menjadi pusat perhatian Rivera, tampaknya Raffael mendapatkan kembali keceriaannya karena sebuah keluarga.
Saat selesai makan malam pun, keluarga Milo pun berpamitan pulang. Mereka berjalan keluar diikuti Raffael dan Rivera.
"Terima kasih atas makanannya, ya, Rivera." Mentari dan Rivera berpelukan.
"Iya, terima kasih kembali. Kalau ada luang waktu mampir lagi ke sini, rumah kami terbuka buat kalian," jawab Rivera, cipika cipiki kemudian.
"Eh, boleh dateng terusan, nih?" Pertanyaan Brendon membuat Mentari menyikutnya keras. "Eh, hehe, bercanda kok. Makasih ya, Rivera."
"Sama-sama, Pak."
"Jangan Pak, panggil aja Brendon." Brendon pun memeluk Rivera, siap cipika-cipiki sampai istrinya menampol kepala pria itu.
"Modus!"
Brendon menyengir meski Rivera senyum kecut, pipinya benar-benar memerah. Brendon lalu menyalaminya.
"Makasih Tante makanannya enak banget."
"Iya, Sayang. Jangan sungkan-sungkan dateng lagi ke sini." Milo berbunga-bunga ketika Rivera memeluknya, rasanya tak ingin ia lepas.
"Baiklah, kami pulang dulu, ya." Mentari menatap Rivera dan lalu Raffael. "Tante pulang dulu, Raffael." Ia memeluk Raffael hangat.
Disusul Brendon yang memberikan tepukan di kepala, penuh kelembutan, dan Raffael terlihat syok akan hal itu. Raffael sangat menyukai sentuhan tangan dari Brendon.
Rasanya seperti diberikan prestasi penuh kebanggaan.
"Raff, gue pulang! Dah Tante!" Milo pun beranjak menuju mobil di mana sang ayah dan ibunya lebih dahulu ke sana.
Namun, sang ayah langsung mendorong jidat Milo. "Heh, motor kamu mau parkir semalaman di sini, hah?" Ia nyaris lupa membawa motor.
Keluarga itu melambaikan tangan pada Rivera dan Raffael sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana.
Meski Raffael terus terdiam sambil terus menatapi Brendon, Rivera menyadari hal itu.
"Papah ...." Bahkan Raffael menggumam karenanya, sebelum akhirnya tersentak sendiri dan berbalik masuk ke rumah, ke kamarnya sendiri.
"Tidak ... aku tidak ingin punya ayah lagi ... tidak ...." Namun bayangan Brendon di meja makan, serta di luar tadi, tepukan hangat kebanggan di kepala. "Itu ayah Milo ...."
Rivera mendengar gumaman putranya dari balik kamar.
"Raffael ... kamu ingin Pak Brendon jadi ayah kamu?" tanyanya berbisik.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...