10 Maret 2021
•••
"Selamat, kamu diterima di perusahaan ini!" Sang atasan, Brendon, menyalami Rivera yang terus tersenyum berusaha bersikap profesional padahal di kepalanya memikirkan sosok yang ada di foto.
Siapa sangka kesamaan nama belakang memang ada hubungannya ....
Hampir saja ia tergoda, tidak boleh begitu ... ia tak boleh menghancurkan rumah tangga orang lain. Apa bedanya dirinya dengan bajingan yang mengambil suaminya? Tidak, Rivera tak akan bertindak demikian, dia wanita anti menyakiti wanita lain!
Brendon menyerahkan berkas-berkas di pria di sampingnya yang kemudian beranjak pergi. Brendon lalu menatap Rivera.
"Jadi, kamu bisa bekerja mulai saat ini, karena memang saya memerlukan sekretaris secepatnya." Brendon lalu menatap ke jam di lengannya, mendengkus gusar. "Hah ... waktu makan siang," gumamnya. "Silakan kamu kalau mau makan siang, makan siang saja."
"Bapak mau saya bawakan makanan atau--"
"Ah, enggak perlu, mungkin nanti ada yang mengantarkan makan siang saya. Saya lupa bawa bekal tadi." Brendon tersenyum hangat. "Saya suka makan buatan istri saya."
Tampaknya Brendon tipe yang menyayangi keluarga.
"Ah baik, Pak." Namun, Rivera tak berdiri, matanya menatap ke foto keluarga Brendon sekilas. "Pak, boleh saya bertanya?" Ia ingat kata temannya Brendon tipe atasan yang friendly dan humble, jelas tak ada salahnya ia bertanya basa-basi begini sebelum memulai aksi profesional. Asal tak berlebihan seperti teman Vanessa.
"Ya, mau nanya apa? Gak usah terlalu tegang tanyanya."
"Ah, iya ...." Rivera tertawa pelan. "Ini anak dan istri Bapak, ya? Apa ... namanya Milo?"
"Eh, kamu tahu?" Brendon bertanya balik. "Iya, dia putra saya, putra pertama dan satu-satunya, semata wayang bersama istri saya pertama, satu-satunya, tercinta terkasih tersayang terimut termanis ter ter-thebest pokoknya, Mentari. Kamu tahu dari mana? Kalian kenal?"
Rivera miris, ternyata Brendon tipe yang banyak omong juga. Namun, ia sadar, tak sopan jika menertawakan apalagi berwajah aneh di hadapan atasan.
"Dia teman anak saya, Pak. Satu sekolah. Beberapa hari lalu dia kerja kelompok sama anak saya," jawab Rivera seadanya.
"Oh, waktu itu!" Brendon tertawa pelan. "Ternyata Milo beneran soal kerja kelompok terus kena kecoa itu, hm iya iya." Ia bergumam pelan. Rivera mengerutkan kening tak terlalu mendengar ungkapannya. "Nama anak kamu siapa?"
"Raffael, Pak. Dia ... yah baru masuk sekolah. Anak Bapak teman pertama anak saya di sini."
"Wah, semoga mereka berteman baik!" Brendon mengacungkan jempol, Rivera mengangguk.
"Iya, Pak. Semoga. Kelihatannya Milo anak yang cerdas."
"Hah ... kalau itu ...." Brendon berdesis. "Sekalipun dia seganteng saya sewaktu muda, tapi lebih gantengan saya sih, dia lebih suka main game daripada belajar. Nilainya pas-pasan, tapi dia anak yang ambisius mengejar cita-citanya jadi gamer profesional dan termasuk anak baik."
Selain banyak omong, ternyata Brendon agak narsis dan yah entah sayang atau mengejek anaknya ia tak tahu. Sesuai dengan kepribadiannya yang friendly--mungkin?
Rivera bersyukur Brendon begini, meski dari wajah dan status tipenya, sifatnya adalah ... blacklist. Entah ia bisa tahan dengan atasan begini, semoga saja sesuai ungkapan temannya soal hal lain.
Brendon lalu mendekatkan wajahnya ke Rivera, berbisik, "Anak kamu gak kena pengaruh dia, kan? Entar dia keobsesi sama game."
"Ah, dia--"
"Pah, ini makan siang Papah!" Suara itu membuat keduanya menoleh, menemukan Milo yang masuk ke ruangan sang ayah bersama bingkisan berisi kotak bekal di sana. Rivera dan Brendon tersenyum melihat kehadirannya.
"Milo, lho kamu gak sekolah?" tanya Brendon.
Milo masih belum melihat keberadaan Rivera, wajah anak berpakaian SMA yang kelihatan berantakan itu masih kusut. "Mamah maksa buat bawain, jadi kepaksa aku izin dulu." Ia menghampiri meja ayahnya. "Nih makanan--"
Dan matanya menangkap sosok wanita cantik berpakaian anggun itu.
"Milo, lama gak ketemu!" sapa Rivera.
Milo, yang sudah bisa mengendalikan cenat-cenut di dada, malah ambyar lagi.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...