12 April 2021
Selamat ulang tahun yang ke-34, Brendon Boyd Urie, my lovely idol ❤😻
•••
"Tunggu, bu-bukan itu maksud gue lakuin ini ... eh tapi kalau itu oke aja sih." Milo cengengesan, meski kemudian wajahnya serius lagi. "Eh, anu. Bukan."
Raffael mengerutkan kening. "Hah? Memang apa yang ingin kalian lakukan dengan simulasi orang tua ini?"
"Gu-gue ...." Milo menatap Rivera, tak tahu harus menjelaskan apa. "Gue ...."
"Raffe." Kali ini Rivera menatap putranya, wajahnya sendu. "Aku tahu berat bagi kamu tahu ayahmu menikah lagi, tapi--"
"Hah? Apa maksudnya, Mom? Apa hubungannya skenario aneh kalian dengan dia yang ingin menikah lagi?" Raffael mengangkat sebelah alis.
"Lo marah ... karena ayah lo nikah lagi, dan lo sebenarnya masih sayang sama dia, kan? Seenggaknya secercah perasaan lo ... lo gak rela, kan?"
Raffael membulatkan mata sempurna, meski kemudian ia membuang wajah dari tatapan Milo dan ibunya.
"Ya, aku memang masih punya sedikit rasa sayang, tapi tak sebesar rasa benciku padanya karena telah menyakiti ibu. Jujur, amarahku adalah bagian dia dengan beraninya mengundang kami ke pernikahannya." Raffael menatap keduanya, wajahnya terlihat malas. "Tapi sekarang entahlah, aku malas membencinya ataupun menyayanginya lagi, ada beberapa hal yang kupelajari dari skenario aneh kalian."
Milo dan Rivera tersenyum, ternyata misi mereka berhasil.
"Apa Raf? Gue bisa jadi ayah yang baik, kan, buat lo dan adik-adik lo nanti?"
Raffael menatap Milo dengan senyum miring. "Dengan kamu menikah dengan Mommy-ku, aku jadi punya objek baru yang bisa kubenci dan kusayangi secara bersamaan."
Milo meringis ngeri. "Bisa gitu ternyata ...." Ia menggaruk belakang kepalanya, sedang Rivera dan Raffael tertawa pelan akan nasib malang Milo. "Eh omong-omong, beneran tadi yang lo bilang boleh cepet, nih? Biar bikin adik perempuan gitu?" Milo menyengir lebar.
"Oh, aku hampir lupa. Kamu bahkan belum ujian, nilaimu selalu di bawah rata-rata, dan bahkan pengangguran. Aku tak ingin ibuku susah karenamu." Milo merasa terjleb di dadanya, sakit mengetahui kenyataan kalau dia hanya remaja 18 tahun dengan keinginan kelewat tinggi.
Namun di lubuk hatinya, tentu Milo akan berusaha mendapatkan Rivera.
"Dan oh, Mom." Rivera menatap Raffael. "Aku sudah merobek kertas undangan, jadi kita tak bisa datang, apa tak masalah?"
Rivera tersenyum hangat. "Justru bagus, soalnya hari itu kalian detik-detik ujian, kan? Masa depan orang-orang yang Mom sayang, sangat penting bagi Mom."
"Hadeh, ujian!" Milo terlihat sudah frustrasi sedang dua orang di hadapannya tertawa pelan.
"Jangan tegang, Daddy. Bukankah keberadaan Mommy menjadi penggerak otakmu?" Milo terkejut.
Daddy?
Raffael memanggilnya Daddy?
Rasanya ia ingin melayang ke udara, akhirnya dianggap juga.
"Maksudku ... calon Daddy." Tak apa diralat, asal ada kata Daddy-nya.
Lalu ia pun menatap Rivera, wajah cantiknya, rambut lembut bergelombang, dan pandangan sayu bersama senyum hangat.
Hati Milo berdebar, menikmati keindahan dari Tuhan tersebut.
Kemudian, ia tersenyum hangat balik. "Bener ... bener banget ...."
Dengan adanya si janda seksinya, semua terasa ... unch.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...