19 Maret 2021
•••
Esok harinya, sepulang sekolah, sesuai janji, Milo ikut bersama Raffael untuk ke rumah pemuda bule itu. Ia pikir semuanya baik-baik saja, tetapi entah mengapa di detik-detik begini Milo malah overthinking soal ibu Raffael yang kali saja ada di rumah.
Jujur, ini kesekian kalinya ia menelepon sang ayah.
"Ada apa lagi, huh? Kamu mau Papah telen?!" Milo langsung mendapatkan semburan dari ayahnya. "Papah lagi kerja Milo, kamu ada urusan apa sih?!"
"Ga-gak papa, Pah." Milo menyengir kuda, terlihat kikuk. "Papah udah pulang?"
"Kalau Papah bilang Papah lagi kerja, kamu pikir Papah di mana? Di kolam renang?" tanya sang ayah balik, terdengar mendengkus.
"Oh hehe ... gitu ... aku cuman mau bilang aku bakal ke rumah Raffael, mau belajar bareng."
"Kenapa bilang ke Papah? Bilang ke Mamah kamu sana!" Ayahnya terdengar mendengkus lagi.
"U-udah, kok, Pah. Ya kali aja ...." Milo tak punya alasan kenapa ia mengecek ayahnya, maksud hati untuk memastikan ibu Raffael masih ada di tempat kerja, tetapi nyatanya seakan tak ada tanda-tanda di seberang sana.
Ia khawatir.
"Pak Brendon, ini berkas yang perlu Bapak lihat dan tanda tangani." Ada suara wanita di sana. Milo terlihat tak nyaman, meski ia agak senang karena mengenal pemilik suara itu.
"Ah, iya Rivera."
Mata Milo semakin berbinar bahagia. "Ya udah, Pah, aku ke rumah Raffael dulu. Dadah!"
"Ah, ya, ini katanya anak saya ke rumah anak kamu," kata ayah Milo yang berbicara pada Rivera. "Ya udah, hati-hati, belajar yang bener, kalau enggak Papah yang kasih ajar! Jangan telpon lagi!"
"Siap, makasih Pah!" Panggilan dimatikan sepihak dan kini Milo menatap ke sampingnya, di mana ada Raffael yang terlihat menatap malas.
"Sudah berapa kali kamu nelpon ayah kamu? Ada masalah apa? Sudah puas?"
Milo tersenyum kecut. "U-udah, kok. Maaf ya lama. Ayo!" Mereka ke parkiran, dan naik ke motor Milo, tetapi tiba-tiba ponsel Raffael berbunyi.
Entah apa yang dibicarakan Raffael dan seseorang di seberang sana, Raffael hanya diam sebelum akhirnya berkata. "Oke." Dan mematikan panggilan.
Milo yang sesekali melihat ke spion untuk memandang cowok itu agak bingung. "Kenapa?"
"Bisa kita berhenti sebentar? Mom ingin beli buah-buahan."
"Oh, mm ... boleh boleh." Milo tersenyum dan menghentikan motor ke kedai khusus buah. Dan Milo tak menyangka, Raffael tipe yang agak pilih-pilih hingga waktu yang terulur cukup lama.
Namun, Milo cukup sabar, ia membeli buah favoritnya, buah pisang.
Setelah itu pun, mereka bersama belanjaan buah, menuju ke tujuan utama. Rumah Raffael. Milo sudah bergembira ria masuk ke rumah Raffael, berpikir semuanya baik-baik saja.
"Halo, Sayang-sayangku!" Sampai wanita itu muncul ... menggetarkan seluruh badannya. "Akhirnya kalian belajar bareng, ayo masuk! Kuenya belum mateng, sih, tapi sebentar lagi, kok! Ayo!"
Wanita itu, Rivera, bersama pakaian yang masih ala wanita kantoran tetapi menunjukkan betapa seksinya dirinya.
Milo terdiam di tempat, syok, sedang Raffael sudah lebih dulu masuk.
"Eh? Raffe nyuruh kamu bawain barang-barang dia juga? Astaga anak itu!" Rivera mengambil bingkisan berisi pisang dari tangan Milo, melihat isinya. "Eh? Pisang? Raffael! Mommy gak nyuruh kamu beli pisang, lho!"
"Itu punya Milo, Mom!" sahut sang putra dari kejauhan.
"Ah, maaf Milo. Ini pisang kamu ternyata." Rivera tersenyum hangat. "Kamu suka pisang? Padahal di dalam banyak, lho, pisang kalau kamu mau."
Rivera mengerutkan kening, Milo hanya terus diam seribu bahasa, menatapnya seakan di hadapannya adalah hal horor.
"Milo?" Rivera memegang pipi Milo.
Lembutnya ....
Kemudian, ia menepuk pipi pria itu, hingga Milo tersadar menatap wajah Rivera yang ternyata sangat dekat dengan wajahnya. Pemuda tersebut sangat gugup, rasanya ingin kabur, hanya saja ia berusaha bermeditasi dan tahu tak ada pilihan lain jika tidak ingin masa depannya hancur.
"Ah, mm ... ma-maaf, Tante." Rivera menghela napas lega, menjauhkan tangannya yang wangi itu dari tangan Milo.
"Ayo masuk, Milo!"
Mungkinkah begini ... ia harus menghadapi rasa ini dan pastinya ia akan terbiasa dengan itu. Milo anak kuat, ia pasti tahan.
Ya, ia pasti!
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
![](https://img.wattpad.com/cover/248825233-288-k870009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...