3 April 2021
•••
Sepulangnya ke rumah Raffael, siapa sangka, ada mobil asing yang terparkir di luar rumah Raffael.
"Mobil siapa ini?" tanya Raffael, wajahnya bingung kala menuruni motor Milo.
"Eh, mobil orang tua gue," kata Milo melihat mobil itu, tampak mengenalinya.
"Orang tuamu ... oh ayahmu bos ibuku, bukan?" Milo mengangguk. Kedua pemuda itu lalu masuk rumah dan siapa sangka ada ayah Milo, Brendon, duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Mereka berdua menatapi pria itu, yang awalnya fokus ke ponsel, menyadari kehadiran mereka Brendon mendongak. "Eh, Milo, Raffael, pulang gak ada suara kalian." Pria itu tersenyum hangat.
"Lho, Papah ngapain ke sini?" tanya Milo.
"Mau nebeng makan." Raffael tampak terheran, ia meragukan Brendon sebagai bos karena bahasanya.
"Aih?"
"Mamah kamu ada di dapur tuh, lagi masak berdua."
Mata Milo membulat sempurna, Ibunya, Mentari, ada juga di sini?!
Buru-buru Milo ke dapur, sedang Raffael mengekorinya meninggalkan Brendon yang begitu santai layaknya tengah duduk di rumahnya sendiri, bahkan sambil rebahan.
Di dapur, terlihat ibu Milo dan ibu Raffael bercengkrama seraya memasak makan malam. Mereka asyik membincangkan sesuatu sampai keberadaan anak-anak mereka membuat mereka menoleh.
"Eh, Milo, Raffael," kata Mentari tertawa pelan. "Dari mana aja tadi? Kami nungguin lho."
"Tadi kami ke kafetaria," jawab Raffael seadanya.
"Oh, baguslah, kalian belum makan kan? Sebentar lagi makan malam siap. Duduklah." Rivera mempersiapkan piring-piring di meja. Raffael duduk sementara Milo menghampiri sang ibu.
"Mah, Mamah sama Papah ngapain ke sini?" tanyanya berbisik.
"Emang kenapa? Gak boleh?"
Milo berdesis kikuk. "Ya, bu-bukan gitu."
"Mamah Papah diajak makan malam bareng, diajak Rivera." Mentari tersenyum hangat. "Mamah suka Rivera lho, kami sefrekuensi, Mamah mau masukin dia ke daftar sahabat Mamah!"
"Ugh ... jadi menantu boleh gak?" tanya Milo pelan.
"Huh? Apa Milo?"
Milo tersentak pelan. "Anu, hehe, oh gitu." Milo manggut-manggut. "Tapi jangan nyusahin Tante Rivera ya."
"Ngomong gitu sama Papah kamu, Mamah sih bisa bantu-bantu." Mentari memutar bola mata. "Panggil dia, gih! Kalau masih main hape aja langsung usir gak papa."
Milo tertawa pelan. "Siap." Ia menuju ke sang ayah di sofa, dan nyatanya pria itu tertidur.
"Lah? Kok molor di rumah orang?" Milo mendekati sang ayah, menggoyangkan badannya. "Pah, bangun Pah! Malu oi tidur di rumah orang! Pah! Makan malamnya bentar lagi siap! Oi, Pah!"
Brendon malah mengerang seraya memindahkan posisi membelakangi Milo, Milo yang kesal langsung menampar pantat pria itu.
"Aduh! Apa sih?!" Akhirnya, Brendon bangun, menoleh dengan terkantuk-kantuk ke arah putranya.
"Sadar eh, ini rumah orang Pah!" Milo menggeleng miris. "Dipanggil Mamah ke dapur tuh, makan malam, kalau gak mau bakalan diusir."
"Ck, iya iya ah." Pria itu mulai mengangkat badannya, melepaskan pakaian menyisakan kaos oblong putih saja dan menyerahkannya ke Milo. "Masukin ke mobil sana!"
"Buset, bau!"
"Bau hasil banting tulang, harus kamu hargai! Kamu mau Papah banting?" Milo hanya menyengir kuda. "Sana! Pergi dari hadapanku, Anak Tidak Tahu Tempe Bakwan!"
"Gorengan kali." Milo mendengkus seraya berdiri menuju luar, sedang Brendon lalu berdiri siap ke dapur, tetapi melihat Raffael yang nyatanya berdiri tak jauh darinya menghentikannya.
Raffael hanya memandangi.
Brendon tersenyum. "Raffael, kan?" Menghampiri Raffael kemudian sok akrab mengaitkan tangan ke bahu. "Bule banget muka kamu ya, ganteng juga, kayak saya zaman muda dulu," gurau Brendon.
Raffael hanya tersenyum tipis, sedari tadi ia memperhatikan hubungan antara Brendon dan Milo, ayah dan anak yang kelihatan akrab ....
Berbeda dengan keadaan dirinya.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
![](https://img.wattpad.com/cover/248825233-288-k870009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...