Semua di meja makan terkejut akan ungkapan Rivera, orang tua Milo, Raffael, dan Milo sendiri.
Sekalipun Raffael malam itu bilang,
"60%, dia mungkin bisa jadi ayahku."
Namun tentu saja, agaknya tak seharusnya secepat ini, sampai-sampai membuat semua orang syok bukan main.
Orang tua Milo sendiri tahu Milo menyukai Rivera, dan siapa sangka hubungan mereka sudah sejauh ini ternyata.
Rivera sudah memperhitungkan, soal Milo anak baik, dan dari keluarga baik-baik. Milo berhasil memberikan kebahagiaan pada putranya selayaknya seorang ayah dan teman baginya.
Jadi tanpa segan ia bertanya, "Apa Bapak dan Ibu keberatan, saya menjadi menantu kalian?"
Milo bahkan sempat tersedak karena hal itu, sampai ia menepuk dadanya hingga mengeluarkan sendok yang nyaris tertelan olehnya.
"Saya tahu ini terlalu cepat, tapi ...."
"Bener, ini terlalu cepat." Brendon melentingkan sendoknya, wajahnya begitu serius. "Kami gak nyangka hubungan kalian udah sejauh ini, tapi gak ngomong-ngomong lho."
Milo hampir menelan gelas.
"Mm Rivera, ini memang terlalu cepat, Milo bahkan belum lulus SMA, dia juga belum kerja ...." Rivera membulatkan mata sempurna, ia lupa memperhitungkan hal itu.
"Ini bukan penolakan Rivera, karena Milo juga suka sama kamu, saya ... gak mau bikin kebahagiaan anak saya hancur." Milo menatap kaget ayah dan ibunya, mereka tahu?!
Rivera tersenyum, menatap Milo yang juga tersenyum meski agak malu-malu.
Akhirnya ....
"Kalau begitu saya siap menunggu--"
Semua mata tertuju pada Raffael yang menghentakkan tangan ke meja karena berdiri dari kursinya, sebelum akhirnya beranjak keluar.
"Eh, Raffael ...."
"Biar aku yang nyusul, Tan!" Milo berdiri, mengejar Raffael kemudian.
Raffael yang ternyata berada di teras, duduk di sana dengan wajah dongkol. Milo menghampiri, memegang bahunya.
"Raff ...."
Raffael menyingkirkan tangannya dari Milo. "Again, Mom lagi-lagi mengambil keputusan tanpa sepengetahuanku, Mom tidak mengerti!"
Raffael membalikkan badan, menatap kesal Milo yang sebenarnya juga tak menyangka, ia dilamar balik. Rivera juga mencintainya ....
"Jangan kamu pikir Mom mencintaimu karena itu dia ingin melamarmu," kata Raffael, memutuskan harapan Milo yang membuat si pemuda heran. "Ini karena aku bilang, kamu mungkin bisa jadi ayahku karena 60% kamu memang lumayan."
"Hanya 60%!" Raffael berteriak tepat di wajah bingung Milo.
"Ma-maksudnya ...."
"Aku tahu kamu suka ibuku dari awal, kamu pikir aku sebodoh itu hingga tak peka?" Mata Milo membulat sempurna. "Semua itu terlihat jelas, kamu mencintai ibuku karena kamu tergoda wajah cantiknya, badan seksi dia, bukan hal lain!"
Milo menunduk, ia sadar di awal mereka bertemu, itulah yang Milo rasakan sebagai remaja puber.
"Kamu hanya seorang remaja yang ingin beranjak dewasa, kamu tidak tahu apa itu cinta sejati!"
"Lo bener, gue ... di awal cuman cinta karena fisik, gue bahkan kurang ajarnya turn on di hadapan Mamah lo." Milo menatap sendu Raffael. "Iya, gue akui itu semua, gue jujur ...."
"See?!" Raffael berteriak. "I hate man! I hate them!"
"Tapi gue sekarang cinta ... semua yang ada di diri Mommy lo." Milo menatap mantap Raffael. "Gue cinta Mommy lo apa adanya, dan gue juga mau ikut jaga dia dari orang-orang jahat."
Raffael tertawa sarkastik. "Kamu baik hati pada kami hanya untuk mendapatkan hati kami, bukan karena kau mencintai Mom, ataupun menerima aku sebagai anak Mom."
"That's not true!" Milo menggeleng. "Iya, gue gak nganggap lo anak, kita hampir seumuran. Tapi ... gue nganggap lo sebagai seorang pria, karena lo punya sikap gentle jaga Mommy lo, dan seorang sahabat ... lo sahabat gue, dan sahabat enggak bakal saling menyakiti."
Raffael terdiam melihat wajah sendu Milo.
"Gue gak masalah kalau lo nolak gue jadi ayah lo, gue bakalan mundur kalau memang lo suruh gue mundur, tapi lo harus tahu gue mundur bukan berarti gue gak bakal nyari cara buat maju." Milo tersenyum kecut. "Dan sekalipun di ujung gue gagal, gue harap ... kita bakalan terus sahabatan, gue bahagia sahabatan sama lo ...."
Dan kemudian, Raffael tertawa sarkastik. "Kamu tahu, aku tidak pernah bilang menolak kalian, tapi ini baru 60% dan ibu selalu saja berpikir pendek! Aku kesal!"
Mendengarnya, Milo menatap bahagia.
"Dan kamu pandai memakai kata-kata."
"Jadi gue diterima jadi bokap lo, nih?"
"Baru 60%!"
Milo cengengesan. "Pesentasenya udah lumayan."
"Dan omong-omong, one more question!" Raffael mengangkat telunjuknya. "Ibuku 35 tahun, kamu tahu hal itu kan?"
"Tau tau. Kan hampir seumuran Mamah. Tapi keknya masih 20 tahun."
"Kamu sangat buruk di matematika, kamu kira dia melahirkanku saat usia 5 tahun?" Milo hanya garuk-garuk kepala.
"Yang cewek awet muda ya. Papah baru 42 tapi mukanya kayak 80an."
"Heh!" Mereka menoleh menemukan Rivera dan orang tua Brendon ada di ambang pintu, sedari tadi nyatanya mereka menyimak. "Muka 18 tahun gini dibilang tua, jadi sangkuriang kamu nanti!"
"Sangkuriang kan yang pengen nikah sama Mamahnya sendiri, Pah. Malin kundang kali!"
"Ya ya ya, pokoknya nanti serial azab "Anak yang Mengatakan Bapaknya Tua Berubah Jadi Batu Ruby dan Dijual di Abang-abang berjubah yang Ngomong What are you selling?"!"
"Title macam apa itu, ribet kayak Jodohku Anak Suami Mantan Istriku?! atau Jodohku Anak Istri Mantan Suamiku?!"
Keluarga itu hanya tertawa.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...