15 Maret 2021
•••
"Ya Tuhan, Milo!" Rivera segera menghampiri Milo yang berusaha bangkit dengan mengeluh sakit, wajahnya bagaikan ditampar lumayan keras karena syukurlah ia bisa agak menahan beban tubuhnya.
Jadi Milo tak benar-benar menghantam keras lantai marmer itu.
Beberapa orang membantunya bangkit berdiri termasuk Rivera. "Milo? Kamu enggak papa?" tanya Rivera khawatir.
Milo yang setengah syok menggeleng. "A-aku gak papa, kok, Tante. Aku pulang dulu!" Milo buru-buru melepaskan diri dari orang itu, dan sedikit berlari ke arah pintu.
JEDUG!
Namun, karena lupa membuka pintu kaca gelap itu, ia malah menabraknya. Alhasil, jidat Milo memerah dan kepalanya agak pening.
"Milo, kamu kenapa? Hati-hati." Rivera memperingatkan seraya menghampiri remaja itu.
Milo menggeleng membuang rasa peningnya, dan sebelum Rivera lebih dekat ia langsung membuka pintu kaca tebal itu dan kabur.
"Keknya dia buru-buru banget." Rivera menghela napas panjang, geleng-geleng. Sebelum akhirnya ia menuju ke kantin kantor, sadar setelah ini ada hal penting bersama bos barunya.
Sedang Milo, ia naik ke motornya, menuju ke sekolah dengan wajah gelisah. Napasnya terasa sesak, dan pemuda itu berusaha menetralkan diri dengan mengatur paru-parunya mengisi udara.
Tenang, semakin tenang ....
Akhirnya ....
Namun sekarang, Milo memikirkan soal Rivera, ibu Raffael, yang berada di kantor ayahnya. Sedang apa? Apa ia bekerja di sana? Ah ... Milo tak mau ambil pusing, nanti ia terkena sawan lagi.
Akan tetapi, ada hal yang menyangkut di pikirannya. Jika benar ibu Raffael bekerja pada ayahnya, jadi ... apa ia akan sering bertemu?
Milo berdesis, ia harap tidak ... Milo sudah berusaha menghindari wanita itu, dan ia bersyukur anaknya sosok yang penyendiri jadi Milo tak akan berkhayal aneh-aneh.
Ia meminta maaf pada Pak Guru karena tak bisa belajar dengan Raffael lagi, karena sungguh Milo tak tahan. Jadi, ia hanya belajar giat sendiri, dan kadang bertanya pada Mbah Google atau guru yang tak sibuk jika tak paham, walau hasilnya ....
Milo sampai di sekolah, dan ia perlu minta izin masuk lagi ke sekolah melalui seorang guru, dan nyatanya ada seorang guru lain yang menungguinya.
"Milo, nilai matematika, fisika, lintas minat ekonomi, dan beberapa nilai lain, kamu masih kurang, nanti kita atur jadwal remedia pas pulang ini."
Yah, Milo tak sepenuhnya berbohong ia mendapatkan nilai bagus. Ia hanya sulit mempelajari hal hitung-hitungan sendirian apalagi dalam keadaan begitu mepet di mana gurunya sendiri dalam masa sibuk-sibuknya. Ia merutuki otak bodohnya, yang entah kenapa sulit sekali menerima pelajaran angka-angka ....
"Ah, iya!" Milo ingat sesuatu, mungkin ia bisa menerima saran Rivera, belajar seraya bermain game! Milo tersenyum lebar.
Dikeluarkan ponselnya, kemudian mencari aplikasi jenis hitung-hitungan, dan boom! Ditemukannya banyak aplikasi jenis itu. Segera Milo men-download salah satu lalu membukanya.
Senyum Milo menghilang ... ternyata sama saja susahnya!
Ah tidak, ia harus coba, mungkin bisa ... huh, semangat Milo!
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY JANDA [B.U. Series - M]
Romance18+ Milo, cowok 18 tahun yang memasuki masa puber, jatuh cinta pada pandangan pertama melihat ibu dari teman sekelasnya. Namun, cowok itu sadar ia tak boleh merasakannya karena 1) dia harus fokus ke ujian yang akan ia hadapi, 2) ia tak ingin cinta d...