Jangan terlalu mempercayai seseorang, karena bisa saja ia menjadi boomerang terbesar untukmu.
Sepertinya Lili akan menginap di rumah bu Frika untuk beberapa malam, karena ia tidak tahu ke mana ia akan tinggal setelah selain di rumah bu Frika. Baginya, bu Frika adalah harapan terakhirnya untuk bertahan dari kejaran Mario karena ia tahu jelas bahwa Mario tidak akan pernah tinggal diam jika Lili melarikan diri. Lili sudah menganggap bu Frika seperti ibunya sendiri sebab bu Frika pernah menjadi perawatnya saat ia lahir hingga berusia kurang lebih tujuh belas tahun.
Wanita setengah paruh baya itu hidup sebatang kara di kota Surabaya yang letaknya sangat jauh dari kota Jakarta. Ia tidak mempunyai sanak keluarga, suaminya bertahun-tahun yang lalu meninggalkan dirinya dan putranya sudah tiada saat umur dua tahun.
Iya, hidup itu memang kejam, yang kita sayangi perlahan pergi dengan meninggalkan kenangan.
Dalam kamar, Lili kembali mengambil sebuah amplop coklat tua yang ia taruh di nakas. Wanita itu terlihat sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, ia telah membersihkan diri dan meminjam baju bu Frika untuk sementara waktu.
Lili menatap dalam nama yang tertera pada amplop berwarna coklat tua, Fitri Relegan. Segera ia membuka amplop itu dengan perlahan dan kemudian membaca kembali surat yang sudah ia baca sebelumnya di gudang tua itu.
Surat pertama :
Kita, kau dan diriku bertemu di musim hujan.
Rintik yang jatuh dari langit dan alam adalah saksinya.
Aku tidak tahu apakah kau dan diriku masih bisa bercanda tawa bersama di musim yang akan datang,
Aku berdoa semoga kebahagiaan selalu bersama kita.
Surat kedua :
Mario, putraku.
Mario, putraku. Dulu sewaktu dirimu berada di dalam kandunganku.
Aku dan ayahmu, Haruman. Selalu berbincang mengenai dirimu, ayahmu selalu berkata jika anakku perempuan maka parasnya akan secantik diriku dan hatinya semurni embun di pagi hari.
Aku juga membalasnya jika anakku laki-laki maka ia akan setampan dirimu dan hatinya bersih seperti tetesan embun di pagi hari.
Dari kedua surat itu Lili benar-benar bisa merasakan perasaan tulus dari Fitri untuk Haruman dan Mario, ia tahu bahwa Fitri sangat mencintai Haruman dan menyayangi Mario. Tetapi entah kenapa kini Fitri dilupakan seakan tak pernah ada dalam hidup Haruman. Begitu juga Mario, lelaki itu benar-benar tersulut emosinya jika menyinggung tentang ibunya.
"Apa yang membuatmu seperti ini, bu Fitri? Hingga suami dan putramu benar-benar membenci dirimu. Kesalahan fatal apa yang telah kamu perbuat?" gumam Lili sembari menatap tulisan-tulisan Fitri.
***
Entah mengapa akhir-akhir ini sifat Ruby sedikit berubah, ia tidak lagi seperti Ruby yang pernah Fitri kenal. Ruby yang selalu bersinar dan ceria itu kini menghilang digantikan dengan Ruby yang padam dan selalu terlihat murung. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ruby, sahabatku?
Benarkah istilah 'Kacang lupa pada kulitnya' terjadi pada persahabatan kami?
Empat tahun pernikahan diriku dengan mas Haruman, kini kami telah dikaruniai seorang putra yang lucu dan tampan. Aku rasanya matanya seperti Haruman dan hidungnya mirip seperti diriku. Kami berdua sepakat memberi nama bayi kami yang berusia dua tahun ini Mario Relegan.
"Sayangnya Ibu,"
"Mama," ucap Mario kecil yang memanggil Fitri dengan sebutan mama.
"Ibu sayang, ini Ibu." Balas Haruman menatap istri dan putranya sedang bergurau. Inilah kebahagiaan yang telah ia nantikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/239978569-288-k523763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRANI
Romance[Based on True Story] Haliaca Putri Pranata--Wanita muda dan lugu itu selalu berpikir, apakah ia pernah melakukan kesalahan sehingga takdir menempatkan dirinya pada lelaki yang tak tahu cara menghargai wanita? Ia masih teringat perkataan Mario setel...